Berita Nasional

Polemik Susu Ikan di Program Makan Bergizi Gratis, Ahli Gizi Mencibir, Ini Penjelasan Sudaryono

Saat ini sedang heboh soal susu ikan, pengganti susu sapi di program makan bergizi gratis. Emang bagus untuk anak sekolah? Ini kata ahli gizi.

|
Editor: Valentino Verry
warta kota/nuril yatul
Tan Shot Yen, ahli gizi, tak habis pikir pemerintah mengganti menu susu sapi dengan susu ikan untuk program makan bergizi gratis. Sebab, khasiat susu sapi asli jauh lebih bagus ketimbang yang ekstrak. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Presiden terpilih Prabowo Subianto tampaknya sedikit bingung atas janji politiknya soal makan bergizi gratis untuk anak sekolah.

Sebab, akan ada 82,9 juta anak sekolah yang mendapat program makan bergizi gratis itu tiap hari.

Salah satu komponen yang bikin bingung adalah soal ketersediaan susu.

Ternyata, kapasitas produksi susu nasional tak mencukupi, hingga muncul wacana inmpor sapi perah sebanyak satu juta ekor.

Di tengah kebingungan itu, muncul ide untuk menggantikan susu sapi tadi dengan susu ikan.

Baca juga: Soal Susu Ikan Jadi Alternatif, TKN Prabowo-Gibran: Gizinya Tak Jauh Beda dengan Susu Sapi

Menurut dokter dan ahli gizi masyarakat, Tan Shot Yen, manusia butuh mengonsumsi ikan sebagai salah satu sumber protein.

Ikan mestinya dikonsumsi secara utuh, bukan dari ekstraknya. 

Hal itu disampaikan Tan menanggapi wacana penggunaan susu ikan atau hasil ekstraksi ikan dalam program makan bergizi gratis. 

"Sependek yang saya tahu, manusia itu perlu makan ikan, bukan ekstrak ikannya. Kalau ngomong ekstrak ikan, tentu akan digunakan kondisi-kondisi tertentu," ujar Tan dalam program Obrolan Newsroom di YouTube Kompas.com, Rabu (11/9/2024). 

Sebelum menggunakan susu ikan dalam program nasional, menurut Tan, pembuat kebijakan harus memahami tujuannya lebih dulu.  

Baca juga: Apa Itu Susu Ikan yang Disebut Bisa Jadi Alternatif Makan Siang Gratis Pemerintahan Prabowo-Gibran

Apabila penggunaan susu ikan bertujuan untuk meningkatkan gizi masyarakat, kata dia, hal itu harus mempertimbangkan berbagai hal. 

Terlebih, masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke memiliki beragam karakteristik panganan lokal. 

"Kita kaya dengan pangan lokal, dan semua berhak untuk hidup sehat berdasarkan apa yang paling baik dari alam. Jadi sekali lagi kita makan, bukan minum susu," imbuhnya. 

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menilai, susu ikan dapat menjadi substitusi bagi susu sapi dalam program makan bergizi gratis yang dicanangkan presiden terpilih Prabowo Subianto. 

Sudaryono mengatakan, opsi susu ikan dapat diambil ketimbang mengimpor susu sapi karena keterbatasan stok susu sapi di dalam negeri. 

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki melaunching produksi susu ikan pertama di Indonesia yang merupakan hasil kemitraan antara Koperasi Nelayan Mina Bahari (Indramayu) dengan PT Berikan Teknologi Indonesia sebagai bagian dari perkuatan program hilirisasi produk berbasis komoditas unggulan daerah.(Dok. KemenKopUKM)
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki melaunching produksi susu ikan pertama di Indonesia yang merupakan hasil kemitraan antara Koperasi Nelayan Mina Bahari (Indramayu) dengan PT Berikan Teknologi Indonesia sebagai bagian dari perkuatan program hilirisasi produk berbasis komoditas unggulan daerah.(Dok. KemenKopUKM) (kompas.com)
Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved