Berita Jakarta
Hippindo Kritik Kebijakan Ganjil Genap Bikin Mall di Jakarta Sepi, Ini Kata Budihardjo
Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah kesal terhadap aturan ganjil genap di Jakarta, karena bikin suasana mall sepi pengunjung.
Video tersebut menunjukkan aktivitas lalu lalang pengunjung yang hanya jalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan dengan caption sebagai berikut:
"Pada sadar nggak, dua bulan ini mall-mall nggak seramai biasanya, masyarakat ke mal pun nggak belanja, cuma jalan-jalan."

Dalam unggahan tersebut juga disebutkan bahwa daya beli masyarakat, khususnya dari kalangan kelas menengah, sedang mengalami penurunan.
"Malah ada tren baru, masyarakat kelas menengah sering ke mall, tapi nggak belanja, masyarakat makin selektif untuk membelanjakan uangnya, memilih alternatif yang lebih murah," tulis akun @semarangskyperject.
Akun tersebut juga menarasikan terjadi penurunan jumlah pengunjung yang signifikan di pusat perbelanjaan di Jalan Pemuda, Kota Semarang.
"Di weekdays biasanya dikunjungi 15-18 ribu pengunjung, kini hanya berkisar 10-12 ribu saja," tulis akun @semarangskyperject.
Menanggapi hal tersebut, Budihardjo mengatakan bulan delapan atau Agustus, biasanya mall memang sepi, karena pengeluaran masyarakat sudah habis saat bulan tujuh (Juli).
"Memang bulan delapan itu di dalam jadwalnya retail tuh adalah bulan sepi setiap habis bulan tujuh," kata Budihardjo kepada Tribunnews.
"Bulan tujuh itu anak sekolah biasanya mulai masuk dan momen sehabis liburan. Pengeluaran banyak untuk anak liburan dan sekolah. Jadi mereka menahan beli itu biasanya di bulan delapan," lanjutnya.
Kemudian, terkait dengan daya beli yang menurun, Budihardjo kurang setuju dengan hal itu.
Menurut dia, daya beli masyarakat tidak terlalu turun.
Namun, di sini berperan faktor gempuran barang impor ilegal yang harganya sangat murah, lebih menarik minat masyarakat kelas menengah ke bawah.
"Kalau untuk yang dimaksud daya beli itu untuk kalangan menengah bawah, kami melihat adalah ada faktor impor ilegal barang murah," ujar Budihardjo.
"Faktor impor ilegal barang murah ini. Yang menjual WNA, barangnya dikirim ke luar negeri, sewa gudang doang, jual online," sambungnya.
Budihardjo menyebut praktik jualan barang impor ilegal itu berbahaya karena bisa membuat pabrik dan toko di dalam negeri tutup.
Festival Pustakarsa di TIM Dimeriahkan Produk Lokal, Ini Pesan Pramono Anung |
![]() |
---|
Mangkrak Sejak Era Sutiyoso, Pramono Bongkar Tiang Monorel di Jalan HR Rasuna Said dan Senayan |
![]() |
---|
Pembangunan Saluran Air di Pos Pengumben Jakbar Makan Separuh Badan Jalan, Warga Khawatirkan Macet |
![]() |
---|
Pedagang Barito Tolak Relokasi, Pramono: Membangun Jakarta Tak Bisa Puaskan Semua Orang |
![]() |
---|
Arifin Ingatkan Sudin CKTRP Jakpus Tindak Tegas Bangunan yang Melanggar di Gambir dan Menteng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.