Berita Jakarta

Kelurahan Kembangan Utara Jadi Wilayah Pertama Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Jakarta, Ini Alasannya

Kelurahan Kembangan Utara Jadi Wilayah pertama Pelepasan Nyamuk Wolbachia, Ini Alasannya

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota/Nuri Yatul Hikmah
Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Jakarta Barat, Erizon Safari saat ditemui di Kantor Walikota Jakarta Barat. 

WARTAKOTALIVE.COM, KEMBANGAN - Kelurahan Kembangan Utara, Jakarta Barat direncanakan menjadi lokasi pertama penyebaran nyamuk ber-wolbachia di DKI Jakarta.

Diketahui, sebaran nyamuk itu dilakukan guna menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) akibat nyamuk Aedes Aegypti.

Oleh karenanya, ribuan telur nyamuk ber-wolbachia itu bakal disebar agar bisa kawin dengan nyamuk Aedes Aegypti untuk memutus replikasi virus dengue.

Menurut Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Jakarta Barat, Erizon Safari, wilayah Kembangan Utara dipilih menjadi lokasi pertama penyebaran nyamuk ber-wolbachia lantaran tingginya kasus DBD di wilayah tersebut.

"Kasusnya cukup tinggi di sana. Tapi kan kita melihat rata-rata memang lokus Kembangan Utara cukup banyak. Secara umum juga semua kembangan sama sebenarnya (banyak DBD)," kata Erizon.

Selain itu, Erizon memandang jika wilayah Kembangan Utara lokasinya sangat berdekatan dengan Kantor Wali Kota Jakarta Barat.

Sehingga diharapkan, warga lebih percaya akan kebermanfaatkan program penyebaran nyamuk ber-wolbachia ini.

"Ini sebagai simbol pemerintah juga mendukung ini. Bukan cuma dilepas di pemukiman saja, tapi di sini ada kantor Wali Kota juga," ungkap Erizon.

"Ada niaga juga yang tentu saja disimbol bahwa pemerintah juga mensupport (mendukung) kegiatan ini secara langsung," imbuh dia.

Baca juga: Nyamuk ber-Wolbachia akan Disebar Bulan Ini, Sudinkes Jakbar Tunggu Ribuan Telur dari Lab UGM

Baca juga: Atasi Demam Berdarah, Nyamuk Wolbachia Bakal Disebar di Jakarta Barat Bulan Ini

Nyamuk penyebab demam berdarah dengue
Nyamuk penyebab demam berdarah dengue (Pixabay)

Lebih lanjut, Erizon menyampaikan bahwa para warga juga telah mendapatkan sosialisasi terkait program yang akan launching September 2024 ini.

"Hasil survei cepat kami 60 persen, kurang lebih 60 persen itu menerima. Walaupun memang ada sebagian, kalau kita berbicara angka mungkin ada sebagian juga yang memang masih ragu-ragu dengan ini, khawatir," jelas Erizon.

Namun menurutnya, hal tersebut bukan masalah besar lantaran penyebaran nyamuk ber-wolbachia sudah bukan lagi dalam tahap uji coba.

Bahkan, program tersebut telah teruji efektif dalam menekan kasus DBD di berbagai wilayah di Indonesia.

"Seperti disampaikan oleh Kementerian Kesehatan, ini sudah dilakukan di Bantul dan Jogja sejak 10 tahun yang lalu. Dan data membuktikan sekarang, setelah implementasi selama 10 tahun, memang kasus di sana turun signifikan," ungkap Erizon.

Kendati demikian, Erizon mengakui jika implementasi program ini tidak lantas menurunkan angka DBD di Jakarta.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved