Kesehatan

Pendarahan Pascapersalinan Jadi Penyebab Utama Kematian Ibu di Indonesia, Pemicunya Anemia

Pendarahan pasca persalinan adalah salah satu penyebab utama kematian ibu di Indonesia. Kondisi ini seringkali dipicu oleh anemia.

|
Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Mochamad Dipa Anggara
Wartakotalive.com/Mochammad Dipa
(kiri-kanan): Spesialis Kesehatan Seksual dan Reproduksi UNFPA, dr. Sandeep Nanwani, bidan dan influencer, Jamilatus Sa’diyah, Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dr. Ade Jubaedah, S.SiT, MM, MKM, dan Direktur Sains Medis Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK menjadi narasumber dalam kegiatan Talk Series dengan tema Bidan Sebagai Garda Terdepan Pencegahan Anemia dan Perdarahan Pascapersalinan yang berlangsung di Ayana Mid Plaza, Jakarta, Selasa (13/8/2024). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pendarahan setelah melahirkan atau pendarahan pascapersalinan adalah salah satu penyebab utama kematian ibu di Indonesia. Kondisi ini seringkali dipicu oleh anemia atau kekurangan darah.

Danone Indonesia telah melakukan 84 penelitian mengenai berbagai isu kesehatan ibu dan anak, termasuk anemia, stunting, dan malnutrisi.

Direktur Sains Medis Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, menjelaskan bahwa penelitian-penelitian ini bertujuan untuk menemukan solusi yang efektif dalam mengatasi masalah kesehatan, termasuk isu pendarahan pascapersalinan yang dialami oleh Ibu.

Menurutnya, screening anemia merupakan kunci untuk mengurangi prevalensi anemia, terutama bagi ibu hamil untuk mencegah risiko pendarahan pascapersalinan.

“Screening anemia meliputi inspeksi fisik dan melihat kecukupan gizi. Karena ketika terjadi anemia defisiensi zat besi, maka ibu juga mengalami defiesiensi zat gizi mikro yang lain sehingga bisa mengganggu asupan nutrisi ke si Kecil," ungkap dr. Ray Wagiu Basrowi dalam Talk Series dengan tema Bidan Sebagai Garda Terdepan Pencegahan Anemia dan Perdarahan Pascapersalinan di Ayana Mid Plaza, Jakarta, Selasa (13/8/2024).  

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dr. Ade Jubaedah, S.SiT, MM, MKM, juga menyoroti salah satu masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi calon ibu adalah anemia

Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan 26 persen remaja putri mengalami anemia

"Apabila tidak diantisipasi, anemia pada calon ibu dapat mengakibatkan kelahiran prematur, imatur, gangguan pertumbuhan anak, hingga kematian ibu dan bayi," ungkap Ade.

Persiapkan kesehatan reproduksi perempuan 

Ia pun menekankan perlunya pencegahan anemia dengan mempersiapkan kesehatan reproduksi perempuan yang sudah dimulai sejak usia remaja.

"Bagaimana kita mempersiapkan kesehatan reproduksi perempuan mulai dari masa remaja, remaja yang sehat, bebas anemia, remaja yang bebas penyakit fisik, dan remaja yang bebas dari masalah psikologis," ujarnya.

Peran bidan tekan angka kematian ibu pascapersalinan

Sebagai informasi, berdasarkan data sensus penduduk 2020 yang dibagikan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), angka kematian ibu pascapersalinan di Indonesia sebanyak 189 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menempatkan Indonesia pada peringkat kedua tertinggi di ASEAN.

Adapun perdarahan setelah melahirkan atau perdarahan postpartum adalah salah satu penyebab utama kematian ibu di Indonesia.

Untuk itu, setiap bidan tidak hanya siap dalam menangani persalinan, tapi juga harus siap menangani pendarahan pascapersalinan.

Seorang bidan dan influencer, Jamilatus Sa’diyah menekankan pentingnya dukungan yang memadai bagi para bidan di seluruh Indonesia dalam upaya menurunkan angka kematian, khususnya kematian yang disebabkan pendarahan pascapersalinan pada ibu.

“Untuk mencapai tujuan ini, kita perlu memastikan bahwa setiap ibu memiliki akses yang mudah terhadap pelayanan kesehatan berkualitas,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya pelatihan berkelanjutan bagi para bidan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menangani berbagai kasus kebidanan.

“Selain kolaborasi dengan ahli medis, dukungan pelatihan dan teknologi kesehatan terbaru juga mendukung para bidan dalam memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat,” kata Jamilatus.

Edukasi untuk bidan

Di sisi lain, United Nations Population Fund (UNFPA) telah meluncurkan rangkaian kegiatan edukasi untuk meningkatkan kapasitas para bidan di Indonesia.

Spesialis Kesehatan Seksual dan Reproduksi UNFPA, dr. Sandeep Nanwani menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk membekali bidan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan berkualitas, komprehensif, dan berpusat pada pasien.

“Dengan demikian, bidan tidak hanya berperan sebagai tenaga kesehatan, tetapi juga sebagai sosok yang dipercaya dan diandalkan oleh masyarakat,” ujar dr. Sandeep Nanwani.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved