Berita Jakarta

Pihak Sekolah Diminta Datang Lebih Awal Imbas Siswi SMP jadi Korban Pencurian dengan Kekerasan

Tim sekolah diminta juga harus datang lebih pagi daripada kedatangan siswa imbas adanya pelajar yang menjadi korban pencurian dengan kekerasan.

Wartakotalive/Nuri Yatul Hikmah
Selebaran bergambar terduga pelaku penculikan dan pencurian dengan kekerasan disebar pihak SMPN 101 Jakarta usai siswinya diculik, Kamis (25/7/2024) lalu. 

WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH — Modus baru pencurian dengan kekerasan mulai menyasar siswa siswi yang kerap datang pagi buta ke sekolah.

Baru-baru ini, seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Palmerah, Jakarta Barat, menjadi korban pencurian yang bermoduskan penipuan.

Di mana, korban berinisial S dijarah perhiasannya usai pelaku membawa kabur korban ke sebuah jembatan penyeberangan orang (JPO) wilayah Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

Kala itu, korban S berangkat lebih awal ke sekolah yakni sekira pukul 05.21 WIB bersama sang ibu. S diketahui sengaja datang pagi lantaran hendak melakukan piket disiplin sebagai anggota OSIS.

Tak berselang lama, S dihampiri oleh seorang pria yang berpura-pura menyampaikan informasi bahwa ibu S mengalami kecelakaan.

Setelah itu, insiden pencurian dengan kekerasan pun terjadi.

Terkait hal tersebut, Kepala Suku Dinas (Kasudin) Pendidikan Jakarta Barat, Diding membenarkan korban datang sehabis subuh ke sekolah, di saat matahari masih belum memunculkan sinarnya. 

Oleh karena itu, masih belum banyak orang bahkan pihak keamanan yang datang ke sekolah saat korban datang.

Baca juga: Polisi Gercep Tangkap Penculik Siswi SMPN 101 Jakarta Barat, Ini Kata Kombes Ade Ary

Menurut Diding, siswa yang datang pagi ke sekolah tidaklah masalah, justru hal itu menunjukkan bentuk kedisiplinannya.

"Kalau pengalaman saya jadi siswa, saya juga aktif lebih awal. Kalau masuk pukul 6.30 WIB atau sebelum pukul 06.00 WIB atau sebelum pukul 06.00 WIB sudah sampai sekolah, itu hal yang wajar," kata Diding saat dihubungi, Jumat (2/8/2024).

Namun, lanjut Diding, ia menekankan agar tim sekolah juga harus datang lebih pagi daripada kedatangan siswa tersebut.

"Mau anaknya (datang) pukul 05.30 WIB enggak apa-apa, malah bagus dia 1 jam sebelum belajar anak udah standby (sedia), nikmatin udara segar di situ keren," kata Diding

"Maksud saya tinggal mendorong dari tim sekolah agar dipiketkan lebih awal, lebih pagi gitu ya. Jadi kalau masuknya pukul 06.30 WIB, yang piket udah (datang) pukul 05.30 WIB atau pukul 05.00 WIB abis salat Subuh," imbuhnya.

Menurut Diding, itu adalah salah satu solusi agar kasus seperti itu tidak terulang kembali.

Pasalnya dengan cara seperti itu, lanjut Diding, siswa yang datang pagi ke sekolah tetap akan ada yang menyambutnya.

"Bukan hanya SMP Negeri 101, mungkin secara keseluruhan kami evaluasi untuk mencegah agar tidak terjadi hal yang sama," pungkas dia.

Baca juga: Berkaca Penculikan Siswi SMPN 101 Jakarta, Ini Imbauan Kasudin Pendidikan Jakbar untuk Orangtua

Sebelumnya diberitakan, Kepala Sekolah SMPN 101 Jakarta, Yuni Supangat menyampaikan klarifikasi terkait siswanya yang datang pagi buta sebelum kejadian pencurian dengan kekerasan, Kamis (25/7/2024) lalu.

Menurut dia, kejadian memang terjadi pada saat korban berangkat sekolah dan suasana langit masih gelap lantaran sehabis Subuh. 

Namun, Yuni menyebut jika pihaknya tak pernah menyuruh siswanya untuk datang sehabis Subuh untuk urusan piket.

"Kami tidak pernah menugaskan anak anak untuk piket, memang kebiasaan siswa itu datang pagi sampai jam segitu udah pada datang," kata Yuni kepada Warta Kota, Kamis (1/8/2024).

Yuni berujar, kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa baru dilaksanakan sekira pukul 06.30 WIB.

Namun, siswa diharapkan datang 20 menit sebelum bel sekolah dibunyikan.

Kendati demikian, banyak siswa yang memilih datang lebih awal, bahkan berbarengan dengan hilir mudiknya petugas kebersihan dan penjaga kantin sekolah bersiap-siap.

"Yang namanya sekolah itu buka pukul 06.30 WIB buka yang secara resmi, tapi karena tata tertib 20 menit, pasti 20 menit kan sebelum bel harus udah sampai sekolah," kata Yuni.

"Sementara yang namanya di sekolah ada pihak-pihak lain misalnya, kan itu masuk jadi tanggung jawab penjaga sekolah untuk melakukan pengamanan," imbuhnya.

Akan tetapi pada hari H kejadian, lanjut Yuni, satpam sekolah sedang izin lantaran kakak kandungnya mengalami sakit keras dan meninggal dunia keesokan harinya.

Sementara petugas kebersihan, tupoksinya tidak bisa merangkap menjadi petugas keamanan.

Oleh karena itu, usai insiden tersebut, Yuni mengimbau kepada seluruh siswanya termasuk guru-guru dan perugas lain agar lebih berhati-hati dengan pihak luar, apalagi orang tidak dikenal.

"Satu, ketika ada orang yang tidak dikenal maka tidak begitu percaya saja. Yang kedua, juga kepada para guru ataupun petugas itu, harus ngecek orang yang bersangkutan siapa," kata Yuni.

"Kemudian mengonfirmasi betulkah ini ada kakak atau saudara mereka, jangan sampai informasi tadi jadi tidak akurat, dikonfirmasi dahulu apabila ada sebuah informasi," pungkas dia. (m40)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved