Viral Media Sosial
Viral Anggota Pemuda Pancasila Tak Hafal Pancasila, Cengengesan Ketika Salah Ucapkan Sila Kedua
Viral Anggota Pemuda Pancasila Tak Hafal Pancasila, Terbata-bata Ketika Ditanya Polisi: Keadilan...
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Organisasi Masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila (PP) kini menjadi sorotan masyarakat usai video Ketua Pemuda Pancasila Kebumen sekaligus menjabat Kepala Desa Menganti, Supono viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, sejumlah proa berpakaian loreng PP menggeruduk kediaman seorang warga bernama Sugiyono di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Supono yang mengaku sebagai anggota Pemuda Pancasila mendesak Sugiyono mencabut laporan adanya pungutan liar di salah satu SD Negeri yang ada di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Dalam cekcok itu bahkan Sugiyono dan orangtua siswa diancam pergi dari rumah mereka di Desa Menganti jika tidak mencabut laporannya.
Hanya berselang beberapa hari setelah video tersebut viral, media sosial diramaikan dengan sejumlah video Pemuda Pancasila yang tidak hafal Pancasila.
Video tersebut satu di antaranya diunggah akun instagram @fakta.indo pada Jumat (26/7/2024).
Dalam video tersebut, terlihat seorang anggota Pemuda Pancasila tengah bersama seorang anggota polisi.
Anggota Pemuda Pancasila berseragam loreng itu kemudian diminta polisi untuk menyebutkan Pancasila.
Awalnya, anggota Pemuda Pancasila itu terlihat lugas menyebutkan sila pertama Pancasila.
"Pancasila! satu Ketuhanan yang maha esa," ucap anggota Pemuda Pancasila kepada sang polisi.
Namun, suaranya terdengar melemah ketika mengucapkan sila kedua Pancasila.
Suaranya terbata, tak yakin soal sila kedua Pancasila yang disampaikannya.
"Dua keadilan.." ucap sang anggota Pemuda Pancasila tak melanjutkan kalimatnya.
Pria berseragam loreng itu hanya bisa terkekeh lantyaran tak menghafal lima sila Pancasila.
"Ayo lagi, lagi ulangi lagi," ujar sang polisi berseragam buru sergap yang ada dihadapannya.
Mendengar permintaan tersebut, anggota Pemuda Pancasila itu terlihat melongo.
Dirinya melihat ke arah rekannya yang ada di sebelah kanan.
"Pancasila! satu Ketuhanan yang maha esa, dua.." ucap anggota itu terhenti lupa akan sila Pancasila selanjutnya.
"Keadilan.." ucapnya lagi.
Seperti diketahui, Pancasila terdiri dari lima sila, antara lain:
- Ketuhanan yang Maha Esa
- Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Video tersebut pun ditanggapi negatif masyarakat.
Mereka menyesalkan adanya anggota Pemuda Pancasila yang tak hafal Pancasila.
@azizah.hanum_lpw: Diam menyusahkan keluarga, Bergerak menyusahkan warga, Berlatih seperti Kopasus, Bergerak mencari nasi bungkus, Datang tanpa pedang, Pulang bawa rendang
@teddy_styk: Sebutkan jenis2 makanan di hajatan kawinan?
@syahrezadwi: Nama pemuda tapi anggotanya tua aja sudah salah
@robbyarsy: Awas pa polisi nya disuruh minta maaf
@andigunawan8612: TOMBOL PASTI BILANG OKNUM------>
@pijar_mad: udah ga pemuda, ga tau pancasila lagi
@toris.kasuma: sebutkan bumbu2 rendang!
@batakid: Awas pak polisi ntar diusir dari kampung #NEGRIDAGELAN
@zraatian_: Jangankan pancasila, umur sendiri ajah lupa ....
@chandra.kusuma20: SETIDAKNYA BS MEMBEDAKAN MANA RENDANG... MANA LENGKUASS
@rafliamanda69: BUBARKAN SEMUA ORMAS TAK BERGUNA!!!!!
@fathuryp: PANCAJERUK: 1) HAJATAN; 2) PEMALAKAN; 3) PARKIRAN; 4) PUNGLI; 5) PREMANISME
@resmana_sr: @putraolan888 @jo_puja mau tanya nih… jdi anggota @pemudapancasila_nasional syaratnya apaan ..?
Intimidasi dan Usir Warga
Seperti diketahui sebelumnya video sejumlah orang berpakaian ormas Pemuda Pancasila (PP) menggeruduk kediaman seorang warga di Kabupaten Kebume, Jateng viral di media sosial.
Dalam video seorang anggota Pemuda Pancasila yang mengaku bernama Supono terlibat cekcok dengan Sugiyono.
Supono mengaku sebagai Ketua Pemuda Pancasila sekaligus menjabat Kepala Desa Menganti.
Supono tampak geram dengan Sugiyono yang melaporkan adanya pungutan liar di salah satu SD Negeri yang ada di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Dalam cekcok itu bahkan Sugiyono dan ortu siswa diancam pergi dari rumah mereka di Desa Menganti jika tidak mencabut laporannya.
Kabar beredar, orang tua murid memang sudah gerah dan membuat laporan dugaan pungli di SD tersebut ke Polres Kebumen.
Laporan itu ditindaklanjuti dengan bantuan dari salah satu anggota LSM yang bernama Sugiyono.
Baca juga: Aksi Pungli Bikin Nama Baik Polantas Tercoreng, Dirlantas Polda Metro Minta Anggotanya Introspeksi
Namun Supono dan teman-temannya yang datang juga mengintimidasi Sugiyono untuk membicarakan masalah pungli tersebut secara kekeluargaan, jangan menempuh ke jalur hukum terlebih dahulu.
"Ini rumah disini kamu ngontrak, tapi kamu sering bikin masalah. Kalo masih bisa dirembukin, ayo dirembukin, jangan maen hukum kayak gitu," kata Supono dalam video viral yang beredar.
Sugiyono yang seorang diri kemudian mengatakan, sebagai pemuda pancasila seharusnya bisa mengamalkan pancasila dan mendukung pelaporan adanya pungli di sekolah negeri.
"Saya sampai kapanpun tidak akan mencabut laporan itu. Saya tidak akan mencabut," kata Sugiyono tegas.
"Keluar kamu dari Menganti, sering kamu bikin masalah," kata pria berpakaian ormas itu menimpali.
Adapun kronologi oknum Pemuda Pancasila menntimidasi ini berawal dari orang tua siswa melaporkan dugaan pungli di SD Negeri di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen Jawa Tengah, melalui Sugiyono anggota LSM ke Polres Kebumen.
Karena laporan inilah membuat orang tua siswa didatangi oleh Supono Kepala Desa Menganti sekaligus ketua ormas Pemuda Pancasila.
Sehingga terjadilah cekcok dengan Sugiyono (LSM) yang ikut hadir di rumah orang tua siswa itu.
Orang tua siswa tersebut diancam oleh Kepala Desa supaya pergi dari rumah kontrakannya di Desa Menganti jika tidak mencabut laporannya.
Pihak yang terlibat, yakni Sugiyono ketua DPC lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Kresna Cakra Nusantara Kabupaten Kebumen.
Sugiyono mengaku jika dirinya korban intimidasi oleh oknum ormas Pemuda Pancasila.
Dalam video, terlihat ada 3 pria berseragam ormas Pemuda Pancasila, mulanya ia bertanya pada Sugiyono tentang awal mula permasalahan hingga berujung laporan polisi.
"Permasalahannya apa, kalau masih bisa dirembug, dirembug lah," Supono
Pihak ormas Pemuda Pancasila itu meminta laporan itu dicabut namun tidak diindahkan oleh Sugiyono.
Hal ini membuat oknum Pemuda Pancasila itu minta agar orang tua murid yang tinggal di kontrakannya pergi dari desa tersebut.
"Besok pagi kamu harus keluar dari Menganti, kamu sudah bikin kisruh," kata pria bernama Supono itu.
Supono masih kekuh dan mendesar orang tua murid untuk mencabut laporan polisi itu.
Dalam video yang dibagikan itu, Supono juga menyebut jika dirinya bertindak sebagai pemangku wilayah atau lurah di tempat itu.
"Saya lurahnya, mau apa? pergi kau dari sini," tambahnya lagi.
Video Pemuda Pancasila cekcok hingga intimidasi Sugiyono selaku ketua DPC lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Kresna Cakra Nusantara Kabupaten Kebumen, dikecam netizen.
Dugaan intimidasi dan arogansi tersebut terjadi di desa Menganti Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen provinsi Jawa Tengah, Minggu 30 Juni 2024.
Dari Video yang Di unggah Akun @kabarnegri Menuliskan bahwa Orang tua siswa melaporkan dugaan pungli di SD Negeri di Kec. Petanahan Kab.Kebumen Jawa Tengah melalui Sugiyono anggota LSM ke Polres Kebumen.
Imbasnya rumah orangtua siswa didatangi Supono, Kepala Desa Menganti sekaligus ketua ormas hingga terjadi cekcok dengan Sugiyono (LSM) yang ikut hadir.
"Ortu siswa juga diancam oleh kepala desa untuk pergi dari rumah kontrakannya di Desa Menganti jika tidak mencabut laporannya," Tulis Akun tersebut.
Sontak video tersebut mendapat reaksi dari warganet seperti halnya ditulis akun @ypramono09 "Para netizen, silahkan tunjukkan kekuatan, soliditas dan kesaktian kalian. Cari, temukan dan buat SUPONO meringkuk di penjara krn berani ngancam dan membuat resah masyarakat. Lama2 Ormas ini makin meresahkan," tulisnya
"Mungkin dia lapar. Rendang mana rendang," tulis @ariftijil81_.
"Admin atau siapapun adakah yg punya nomor kontak bapak yg diintimidasi dalam video tsb? Tolong kirim DM ke saya," tulis @deny__irwanto
Polisi Usut Intimidasi dan Pungli
Sebelumnya Kasatreskrim Polres Kebumen, AKP La Ode Arwansyah mengungkapkan, buntut video cekcok mulut antara ormas berseragam dengan LSM pihaknya mendapatkan dua laporan.
Pertama, katanya dugaan intimidasi yang dilakukan oleh oknum yang diduga anggota ormas Pemuda Pancasila sekaligua kepala desa.
Kedua, tambah dia, persoalan pungutan liar di salah satu SD Negeri yang ada di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Untuk kasus pungli, menurut AKP La Ode, sudah ditangani Unit Tipidkor Satreskrim Polres Kebumen.
"Unit Tipidkor Satreskrim Polres Kebumen telah menerima laporan terkait dugaan pungli, dan melakukan pemeriksaan serta permintaan dokumen kepada pihak-pihak yang terkait," ungkap AKP La Ode Arwansyah Selasa (23/7/2024).
AKP La Ode memastikan kasus ini ditangani serius oleh Polres Kebumen, dan akan diinformasikan perkembangannya sebagai transparansi publik.
Sejak awal video tersebut diunggah dan menjadi perhatian publik, Polres Kebumen telah bergerak mengumpulkan sejumlah bukti dan keterangan.
Termasuk akan melakukan pemanggilan terhadap pihak yang melakukan intimidasi ataupun pemaksaan, seperti yang terlihat pada video.
"Polres Kebumen akan melakukan pemanggilan kepada para pihak yang terlibat pada video tersebut. Kami akan memintai keterangan satu persatu," ungkap AKP La Ode Arwansyah.
Video Klarifikasi Janggal
Sebelumnya Polres Kebumen memastikan akan mengusut dan menyelidiki kasus dugaan intimidasi yang dilakukan oknum anggota Pemuda Pancasila yang juga Kepala Desa Menganti, Kebumen, Jawa Tengah, Supono terhadap warga atau ortu siswa yang melaporkan dugaan pungli di SDN di Kebumen.
Selain dugaan intimidasi, Polres Kebumen juga mendalami dugaan pungli di SDN di Kebumen yang dilaporkan ortu siswa melalui Sugiyono selaku Ketua DPC Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Kresna Cakra Nusantara Kabupaten Kebumen.
Hal itu dilakukan menyusul viralnya video adu mulut atau cekcok antara Supono dan Sugiyono di media sosial.
Bahkan Supono yang datang mengenakan seragam Pemuda Pancasila dengan beberapa rekan lain berseragam sama mengusir warga yang membuat laporan pungli di SDN Kebumen dari desanya, jika tidak mencabut laporan.
Cekcok memanas karena Sugiyono memastikan tidak akan mencabut laporan karena pungli di SDN adalah sebuah kejahatan yang harus diungkap karena memberatkan masyarakat kecil.
Di tengah proses penyelidikan polisi, ortu siswa atau warga yang melaporkan pungli muncul lewat video bersama Kepala Desa Menganti, Kebumen, Jawa Tengah, Supono dan sejumlah anggota Pemuda Pancasila.
Dalam video itu, seorang ibu berhijab gelap yang merupakan ortu siswa yang melaporkan adanya pungli di SDN justru mengucapkan terima kasih kepada ormas Pemuda Pancasila dan Kepala Desa Menganti.
"Karena sudah membantu yang keluarga saya alami, keterkaitan pemberian kuasa saya ke salah satu LSM yang akhirnya berbuntut laporan kepada pihak berwajib. Yang sebenarnya itu tidak saya inginkan. Tidak ada niatan sedikitpun dalam hati saya untuk melaporkan sebuah sekolah," kata sang ibu.
"Sekali lagi saya ucapkan terimakasih kepada Pemuda Pancasila dan para pemimpin desa yang sudah banyak membantu. Dan alhamdulilah dengan adanya semua permasalahan ini, tanpa bantuan LSM, anak saya gratis sekolah di SDN 1 Jatimulyo," katanya.
Video klarifikasi dari pelapor pungli SDN yang berterima kasih ke Pemuda Pancasila ini justru dinilai warganet sangat janggal dan terkesan sang ibu di bawah tekanan.
Video ini sebelumnya di unggah akun X @dhemit_is_back, Rabu 24 Juli 2024.
Sejumlah warganet mengaku sangat percaya bahwa sang ibu di bawah tekanan saat menyampaikan pernyataannya di video.
"Kalian percaya ga klarifikasi warga yang protes pungli di SDN 1 Jatimulyo dan di intimidasi Oknum kepada desa sekaligus Ormas Pemuda Pancasila ini tanpa tekanan?" kata @dhemit_is_back.
Ia menyebutkan dalam klarifikasi dari orang tua murid itu ada banyak bagian yang janggal.
Sebab wanita berkerudung dalam video mengucapkan terima kasih jkepada Pemuda Pancasila berulang kali.
"Tata bahasa ditekan berulangkali Terimakasih Pemuda Pancasila.. Ada yg janggalkah?," terangnya.
Baca juga: Terungkap Modus Sopir Ambulan Pungli Hingga Turunkan Jenazah Tengah Jalan
Padahal sebelumnya, dalam video yang viral pria bernama Supono mengaku lurah, dan meminta warganya yang protes itu untuk minggat dari desa.
"Padahal sebelumnya bilang minggat kamu dari desa ini," kata pemilik akun tersebut di kolom komentar.
Melihat video klarifikasi tersebut, tak ayal membuat sejumlah warganet juga curiga, adanya intimidasi pada wali murid.
"Aku yakin itu yang diucapkan bukan murni dari harinya sendiri, tertekan ada intimidasi," tulis seorang warganet di kolom komentar.
"Suara ibunya bergetar, ibunya pasti dalam keadaan takut karena intimidasi oknum," tambah yang lain.
"Tanpa tekanan, tapi diapit anggota PP, mereka anggap masyarakat kita bodoh kah?" saut yang lainnya.
Tanggapan Bupati Kebumen
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto angkat bicara mengomentari dugaan intimidasi yang dilakukan Kepala Desa Menganti, Kebumen, Jawa Tengah, Supono bersama sejumlah oknum anggota Pemuda Pancasila (PP) terhadap warga atau ortu siswa yang melaporkan dugaan pungli di SDN di Kebumen, ke polisi.
Arif mengaku turut prihatin dengan peristiwa itu dimana video adu mulut Kades yang mengenakan seragam Pemuda Pancasila dengan salah seorang LSM terkait dugaan pungli di sekolah dasar negeri di Kebumen viral di media sosial.
Sebab Bupati Arif menyayangkan kedua belah pihak yang mengedepankan emosi dalam melihat suatu persoalan.
Baca juga: Polres Kebumen Usut Intimidasi Pemuda Pancasila dan Kades, Pelapor Pungli Malah Terima Kasih ke PP
Menurut Arif dikutip dari laman kebumen24.com, dalam komunikasi mereka harus mengedepankan hati nurani, dan jiwa yang bersih, sehingga melahirkan keputusan yang tepat.
“Tentunya saya selaku Bupati prihatin ya kenapa komunikasi selalu mengedepankan emosi, gontok-gontokan. Harusnya jangan begitu, kedepankan hati nurani agar bisa melahirkan ide dan keputusan yang baik, diterima semua pihak,” ujar Arif di Pendopo Kabumian, seperti dilansir kebumen24.com.
Terkait persoalan itu, Arif memastikan sudah meminta Inspektorat Daerah untuk melakukan pemeriksaan ke sekolah yang dituduh melakukan praktik pungli, dan juga Kepala Desa yang disorot karena merupakan anggota ormas Pemuda Pancasila.
Baca juga: Laporkan Dugaan Pungli di SDN Kebumen, Ortu Siswa Diintimidasi Pemuda Pancasila, Diusir dari Desa
“Saya minta kepada Inspektorat untuk ditangani dengan baik, dengan memintai keterangan dari pihak sekolah, wali murid, serta kepala desanya. Untuk LSM ya nanti biar Polres yang menjelaskan,” ucapnya.
Tak hanya itu, Arif justru menyayangkan adanya LSM di Kebumen yang kerap melakukan pressure ke sekolah-sekolah dengan alasan ada dugaan pungli.
Menurutnya soal iuran dari sekolah ini kerap disalahpahami oleh sebagian orang.
Bupati menegaskan, iuran yang dimintakan komite sekolah kepada wali murid tidak bisa disebut dengan pungli.
Sebab hal itu sudah diatur dalam Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016.
Dalam aturan tersebut Komite boleh melakukan tarikan dalam bentuk sumbangan secara sukarela yang tidak ditentukan besarannya dan harus melalui Komite.
Karena tarikan dari Komite tidak bisa disebut dengan Pungli.
“Kemudian syaratnya sumbangan tidak ada paksaan, keluarga miskin juga tidak boleh ditarik, kegiatan peruntukannya juga harus jelas, serta pengawasan ini yang lebih penting,” terang Bupati.
Terkait hal tersebut perlu diatur agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan, sehingga Bupati telah menerbitkan Surat Edaran Bupati Kebumen Nomor 421/1862 tentang Sumbangan Biaya Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar Yang Diselenggarakan Oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen.
Pernyataan Arif ini terkesan membela Kades dan ormas karena menilai iuran komite sekolah bukan pungli.
Padahal di beberapa wilayah iuran Komite Sekolah sudah dilarang karena berpotensi pungli dengan berkedok sumbangan.
Sebab banyak kasus iuran yang dikeluarkan Komites Sekolah sifatnya wajib dan memberatkan orang tua siswa.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp
Jerome Polin Bongkar Upaya Pencitraan Pemerintah, Fee Buzzer Sekali Posting Rp150 Juta |
![]() |
---|
Jerome Polin Marah Lihat Driver Ojol Dilindas Rantis Brimob: Sudah saatnya Kita Melawan |
![]() |
---|
Rismon Serang Jokowi, Sebut Pemimpin Maling yang Memperkaya Kaesang dan Gibran |
![]() |
---|
Rismon Lantang Sebut Jokowi Pemimpin Maling: Menteri Siapa yang Antar Duit Tiap Minggu ke Gibran? |
![]() |
---|
Viral Pegawai Pertamina Bongkar Trik Agar Isi Bensin Tak Dicurangi, Caranya Sederhana |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.