Gaya Hidup

Sampah Semakin Menggunung Sejak Ditemukan Tahun 1862, Ini Cara Bijak Menggunakannya Sejak Dini

Plastik dikenalkan Alexander Parkes pada 1862 di eksebisi international di London Inggris. Sejak saat itu manusia tak bisa dipisahkan dari plastik.

Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
Istimewa
Plastik dikenalkan Alexander Parkes pada 1862 di eksebisi international di London Inggris. Sejak saat itu manusia tak bisa dipisahkan dari plastik. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Plastik dikenalkan Alexander Parkes pada tahun  1862 pada sebuah eksebisi international di London Inggris.

Sejak saat itu manusia tak bisa dipisahkan dari plastik.

Seiring masifnya penggunaan plastik, persoalan sampah plastik pun terus digaungkan.

Baca juga: Masih Menyeruput Minuman Favorit dengan Sedotan Plastik? Segera Hentikan, Ini Alasannya

Pasalnya, barang-barang plastik membutuhkan waktu yang sangat lama agar terurai di alam.

Dikutip dari Indonesiabaik.id, sampah plastik mendominasi jenis sampah di masyarakat, mulai dari kantong plastik, gelas plastik, sedotan, dan lainnya.

Kantong plastik dapat terurai  10 hingga 1000 tahun. Botol plastik dapat terurai di alam sekitar 450 tahun.

Baca juga: Le Minerale Edukasi Konsumen Produk Daur Ulang Botol Plastik PET di Jakarta Fair 2024

Sementara data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, timbunan sampah nasional pada tahun 2023 mencapai 17,4 juta ton.

Sampah-sampah ini akan terus menggunung dan menimbulkan masalah bila tidak cepat dilakukan penanganan yang lebih cepat.

Terutama untuk generasi penerus agar lingkungan tetap terjaga.

Baca juga: Volume Sampah Plastik Tumbuh 5 Persen Setiap Tahun, Kemasan Guna Ulang Perlu Digalakkan

Perlu dilakukan berbagai pihak agar persoalan sampah menjadi persoalan bersama dan dapat dikenalkan sejak dini.

Oleh karena itu, sinergi lingkungan sangatlah diperlukan agar proses pengenalan dan pembiasaan untuk mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang sampah plastik sejak dini dapat berjalan efektif. 

Memahami hal tersebut, Mondelez Indonesia perluas jangkauan inisiatif #BijakPlastikSejakDini yang kini telah memasuki tahun keempat penyeleggaraannya dengan menjadi mitra Gerakan Sekolah Sehat (GSS) Kemendikbudristek.

Baca juga: Jangan Tinggalkan Cucian dalam Plastik Dry Cleaning Terlalu Lama, ini Alasannya

Parveen Dalal, President Director Mondelez Indonesia menjelaskan, inisiatif #BijakPlastikSejakDini merupakan bagian komitmen perusahaan terhadap pengendalian sampah plastik, sekaligus wujud nyata kontribusi #MondelezUntukIndonesia. 

"Inisiatif #BijakPlastikSejakDini berfokus pada upaya menumbuhkan kesadaran lingkungan dan menginspirasi anak agak bijak mengelola sampah plastik sejak dini," kata Parveen Dalal.

"Kami berharap kedepannya inisiatif ini bisa terus diperluas, sehingga menjangkau dan melibatkan lebih banyak pihak," lanjutnya.

Baca juga: BUMN Injourney Wajibkan Seluruh Pegawainya Terapkan Nol Plastik Guna Genjot Program Gogreen

I Nyoman Rudi Kurniawan, Supervisor Gerakan Sekolah Sehat Kemendikbudristek, menjelaskan, GSS merupakan program yang diinisiasi Kemendikbudristek sebagai upaya bersama yang dilakukan secara terus-menerus oleh semua pihak.

Mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, mitra, satuan pendidikan, masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya untuk mewujudkan Sekolah Sehat.

Sebagai wujud dukungan terhadap Gerakan Sekolah Sehat, Mondelez Indonesia juga meluncurkan materi edukasi buku saku dan video animasi pengantar, yang dalam pembuatannya didukung tim Indonesia Environmental Scientists Association (IESA).

Baca juga: Program Sensus Sampah Plastik Indonesia: Audit Sampah 51 Persen dari Jumlah Provinsi di Indonesia

Lina Trimugi Astuti, Sekretaris Jenderal IESA, menjelaskan, buku ini mengedepankan pendekatan pentingnya peran keluarga, sekolah, masyarakat dan mendorong partisipasi mereka dalam menumbuhkan kesadaran #BijakPlastikSejakDini.

"Untuk memudahkan pemahaman anak, materi dikemas dalam bentuk tantangan 30 hari menjadi #BijakPlastikSejakDini," katanya.

Buku saku dan video pengantar ini terbagi jadi dua kelompok usia, yakni untuk kelas 1-3 dan 4-6 dan dilengkapi kolom monitoring yang melibatkan partisipasi guru, orang tua, maupun masyarakat sekitar untuk memantau perkembangan anak.

Baca juga: Yayasan Kelola Sampah Indonesia Ungkap Audit Sampah Plastik di Sungai yang Benar Harus Menyeluruh

Merasa terbantu dengan adanya buku saku #BijakPlastikSejakDini, penyanyi Tasya Kamila yang kesehariannya menerapkan gaya hidup peduli lingkungan ini mengatakan, lingkungan pembelajaran untuk anak jadi lebih kaya dan efektif dengan adanya sinergi masyarakat.

"Hadirnya buku #BijakPlastikSejakDini ini memudahkan orang tua dan juga masyarakat dalam mendorong tumbuhnya karakter bijak plastik sejak dini," kata Tasya Kamila.

"Masing-masing elemen masyarakat bisa memberikan kontribusi yang berbeda, mulai dari penerapan kebiasaan di rumah, pengembangan keterampilan di sekolah, hingga interaksi dengan lingkungan sekitar," lanjutnya.

 

Follow the WartaKotaLive.Com channel on WhatsApp ini

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved