Pilkada

Krisdayanti hingga Marshel Ingin Maju di Pilkada, Pengamat: Modal Popularitas Tak Menjamin Menang

Efriza menilai apabila melihat fenomena artis yang maju Pilkada, artis-artis ini hanya sekadar sebagai pengumpul suara

WARTA KOTA/JUNIANTO HAMONANGAN
Krisdayanti 

Laporan wartawan wartakotalive.com Yolanda Putri Dewanti

WARTAKOTALIVE.COM JAKARTA -- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 serentak dihelat di 37 Provinsi di Indonesia. 

Sejumlah nama artis turut meramaikan bursa kali ini.

Kehadiran artis dalam bursa Calon Kepala Daerah 2024 menjadi daya tarik tersendiri. Misalnya, Marshel Widianto maju sebagai Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Ahmad Dhani di Pilkada Kota Surabaya dan Krisdayanti akan maju menjadi Wali Kota di Kota Batu, Jawa Timur.

Pengamat Politik Citra Institute Efriza menilai apabila melihat fenomena artis yang maju Pilkada, artis-artis ini hanya sekadar sebagai pengumpul suara saja dan sayangnya mereka hanya diposisikan sebagai wakil Kepala Daerah.

“Ini menunjukkan kelas artis hanya dinilai kepopulerannya saja di masyarakat. Sedangkan untuk sebagai orang nomor satu di eksekutif daerah mereka masih tak mendapatkan tempat terhormat,” ucap Efriza saat dihubungi, Selasa (2/7/2024).

Efriza mengatakan, meski popularitasnya artis tinggi namun belum bisa dipastikan akan terpilih.

Seperti dalam kasus gagalnya Krisdayanti di Pileg 2024. Meski menyandang nama besar sebagai artis, dia keok di daerah pemilihan Malang Raya yang meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu.

Modalnya sebagai anggota legislatif terpilih periode 2019-2014 tak membuat sebagian besar masyarakat percaya sepenuhnya dengan kinerjanya, sehingga suara yang diraihnya pada pileg 2024 tidak mampu membawanya kembali ke Senayan.

Untuk itu, Efriza menyebut bahwa artis yang maju pilkada jangan terlalu percaya diri bakal menang hanya dengan modal merasa sudah populer.

Efriza menilai, seharusnya popularitas harus diimbangi dengan kerja keras terjun ke masyarakat.

Dia pun berkaca pada beberapa pengalaman artis yang pernah maju di pilkada dan gagal menang

“Artis yang populer belum tentu juga akan bisa terpilih seperti fenomena ketidakterpilihan Ahmad Dhani, Andre Taulany, ini menunjukkan artis juga tidak benar-benar bisa menghasilkan suara untuk memenangkan Pilkada,” jelas dia.

Efriza juga mengungkapkan, tak melulu faktor popularitas berpengaruh kepada hasil, karena masyarakat juga menilai dari kepala daerahnya. 

“Ini semakin menjelaskan meski artis dianggap sebagai pengumpul suara tetapi ia tidak akan menjadi penilaian awal bagi masyarakat, sebab yang dinilai adalah siapa pasangannya,” ungkap dia.

Selain itu, kata dia, masyarakat juga mulai berpikir cermat bahwa artis tidak memiliki pengaruh besar dalam pembuatan kebijakan karena ia adalah sebagai wakil saja, sedangkan pengambil keputusan adalah kepala daerah.

“Jadi masyarakat masih melihat paket pasangan calon. Meski artis dinilai banyak orang sebagai pengumpul suara. Tetapi jika mau melihat dengan politik pragmatis artis dipilih tidak sekadar populer tapi karena uangnya, modal kampanye pasangan dengan artis diyakini memungkinkan presentase terbesar penyumbangnya adalah artis tersebut,” jelas dia.

Krisdayanti masih tunggu rekomendasi partai

Dikutip dari Tribun Jatim (Jaringan Warta Kota), penyanyi Krisdayanti yang juga Anggota DPR RI kini tengah menanti rekomendasi dari DPP PDIP untuk maju ke panggung Cawali Kota Batu pada Pilkada 2024.

Krisdayanti atau yang akrab disapa KD itu kini tengah bersaing dengan beberapa kader yang juga mendaftarkan diri sebagai bacawali Kota Batu dari PDIP, diantaranya Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto dan mantan wakil wali Kota Batu, Punjul Santoso.

Terkait peluangnya bisa mendapat rekomendasi dari DPP PDIP, KD mengaku optimis karena beberapa hal, salah satunya ia asli Batu. 

“Bicara soal optimistis, dalam hidup kita harus selalu optimis, karena memang gen DNA kita itu semuanya kalau PDI Perjuangankan warior jadi pejuang, makanya dinamakan PDI Perjuangan sampai kapanpun tetap terus harus berjuang,” kata Krisdayanti, Jumat (21/6/2024).

Sedangkan soal peluang dirinya mendapat dukungan dan dipercaya masyarakat Kota Batu, KD mengaku akan melihat hasil survei untuk memantapkan langkahnya.

“Survei itu jadi indikator, bisa jadi poin semangat melangkah dan untuk lebih tahu presisinya seperti apa. Kalau langkah politik, kita tetap menghormati bahwa semua penugasan itu dari ketua umum dan DPP,“ ujarnya.

Namun ia menegaskan keputusan ia maju menjadi Bacawali Kota Batu merupakan dorongan dari bawah, yakni masyarakat kota Batu baik itu relawan ataupun masyarakat.

“Yang pasti untuk melanjutkan estafet pemimpin sebelumnya. Batu ini luar biasa secara pariwisata mulai dari culture, nature, dan tantangan agar orang bisa datang ke sini. Sarana-sarana yang mendukung tiga hal itu ya infrastruktur. Memang akan jadi satu perhatian khusus bagi saya dan tidak semudah membalikkan telapak tangan,” jelasnya. 

Peluang Marshel Widianto di Pilkada Tangsel berat

Komika Marshel Widianto diusung oleh Partai Gerindra, untuk maju menjadi Calon Wakil Walikota Tangerang Selatan dalam Pilkada 2024.

Marshel Widianto yang diusung Gerindra dalam Pilkada Tangerang Selatan, mendapatkan respon negatif dari para warga yang akan memilihnya, salah satunya adalah presenter Rico Ceper.

Baca juga: Marshel Widianto Somse, Ditanya Wartawan Soal Pilkada Kota Tangsel Malah Kabur

Rico Ceper mengaku warga Bintaro, Tangerang Selatan selama puluhan tahun. Ia mengaku tak menyangka saat mendapatkan kabar Marshel Widianto akan maju menjadi Calon Wakil Walikota.

"Jujur agak kaget dan engga menyangka juga," kata Rico Ceper ketika ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2024).

Di sisi teknis, Rico mengakui Marshel bisa mencalonkan diri sebagai Calon Wakil Walikota Tangerang Selatan, baik dari statusnya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) dan umur dah.

"Cuma masalah bisa apa engga relatif. Kita yang suka baca berita politik paham dikit, intinya gak segampang itu ferguso," ucapnya.

Baca juga: Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota, Tretan Muslim: Kocak, Masa Komika Jadi Wakil Wali Kota

Namun, Rico tak mau bicara lebih jauh perihal Marshel apakah layak untuk menjadi pejabat publik atau tidak. Karena semua ada di tangan pemilih atau warga Tangerang Selatan.

"Gua no comment. Bicara kualitas masyarakat yang menilai. Dia sudah on track atau tidak? Pantas gak mereka? Kalian yang nilai. Kembali ke masyarakat aja. Secara pendaftaran Sah aja," jelasnya.

"Kan asal WNI, cukup umur, dan gak gila sah aja mau latar belakangnya gimana bodo amat. Masalah ngerti apa engga gua gak tau deh. Tapi kalau udah diusung partai, mau dikata apa?" tambahnya.

Bicara Marshel layak atau tidak, Rico pun menganalogikan terhadap dirinya yang mahir dalam pembahasan bola, namun diminta untuk menjadi komentator badminton.

"Ya gua bisa aja komentarin badminton. Tapi, komentar gua berkualitas atau engga? Kalian nilai sendiri aja," ungkapnya.

Sebagai warga Tangerang Selatan, Rico hanya ingin memiliki Pemimpin yang memang sesuai pada bidang atau ahlinya, bukan terpilih karena popularitas.

"Gua kadang suka mikir dan sempat baca disebuah bacaan apa, apalagi dalam satu bidang baik olahraga atau politik serahkan ke ahlinya atau bidangnya, kalau bukan ahli atau bidangnya tunggu kehancurannya gitu Ya," ujar Rico Ceper.

Baca Wartakotalive.com berita lainnya di Google News

Dapatkan informasi lain dari WartaKotaLive.Com di WhatsApp : di sini

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved