Berita Regional

Warganet Tandai Lokasi Sukolilo di Google Maps dengan Unsur Kriminal, Pemkab Pati Ngadu ke Google

Dia berharap warganet lebih bijaksana dalam menggunakan platform Google Maps demi kemaslahatan bersama.

Editor: Feryanto Hadi
Istimewa
Tangkapan layar Google Map wilayah Sukolilo, Pati, Jawa Tengah pada Jumat (14/6/2024). 

WARTAKOTALIVE.COM, PATI - Semenjak terjadinya "Tragedi Sumbersoko" pada Kamis (6/6/2024) lalu, di wilayah Sukolilo, Kanupaten Pati, dalam Google Maps terus bermunculan penanda lokasi dengan nama-nama berbau kriminal seperti "kampung maling", "kampung penadah",  "kampung bandit", dan sejenisnya.

Bahkan ada pula beberapa tempat di Sukolilo yang namanya diubah menjadi tidak semestinya. Misalnya lokasi penanda SDN Sukolilo 02 yang sempat diganti dengan nama SDN Sukomaling 02.

Hal ini diyakini merupakan respons warganet atas peristiwa amuk massa yang menewaskan Burhanis (52), seorang pengusaha rental mobil asal Jakarta.

Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Pati kewalahan mengatasi hal ini.

"Di platform Google Maps banyak penggunaan penamaan-penamaan yang provokatif. Hal ini menjadi atensi kami selama 7-8 hari ini," kata Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Pati Ratri Wijayanto di ruang kerjanya, Rabu (19/6/2024).

Baca juga: Merasa Dizalimi, Sejumlah Mantan Pimpinan PBB akan Ajukan Gugatan ke PTUN 

Atas kondisi ini, Ratri pertama-tama menyampaikan simpati yang sedalam-dalamnya atas kejadian yang terjadi di Desa Sumbersoko.

Pihaknya juga mendukung penuh proses hukum yang saat ini sudah dijalankan oleh pihak kepolisian.

 "Namun, sesuai arahan Bapak Kapolda Jateng, jangan sampai kejadian tersebut berdampak stigma negatif di Pati, khususnya wilayah Kecamatan Sukolilo," ucap dia.

Ratri mengatakan, mengenai masifnya penandaan lokasi dengan penamaan tidak semestinya di Google Maps, pihaknya melakukan penanganan sesuai fitur-fitur yang ada di Google.

"Sebab, Google Maps itu tidak berada di bawah kendali Kominfo, melainkan platform yang dikelola oleh Google sesuai syarat dan ketentuan yang dibuat oleh Google. Maka kami memanfaatkan fitur-fitur yang ada di Google Maps tersebut untuk melapor agar penamaan-penamaan yang tidak sesuai tadi dilakukan penyesuaian," ujar dia.

Namun, Ratri mengakui bahwa upaya yang pihaknya lakukan belum berdampak signifikan lantaran pihaknya tidak mengetahui siapa oknum-oknum yang memperkeruh suasana dengan memanfaatkan platform Google Maps untuk mendiskreditkan wilayah Sukolilo.

Dia berharap warganet lebih bijaksana dalam menggunakan platform Google Maps demi kemaslahatan bersama.

Sebab, yang memanfaatkan Google Maps bukan hanya warga lokal Pati, melainkan juga masyarakat di luar Pati yang memanfaatkannya sebagai navigasi dalam bepergian.

Kekacauan penanda lokasi bisa menyesatkan dan mengganggu aktivitas tersebut.

"Jangan sampai juga, penamaan lokasi dengan nama-nama yang kurang pantas itu menimbulkan stigma yang tidak baik terhadap wilayah Kabupaten Pati secara umum dan wilayah Kecamatan Sukolilo secara khusus," harap Ratri.

Dia berharap warganet tidak melakukan generalisasi stigma negatif atas tragedi yang terjadi di Sumbersoko.

Namun, bagaimana pun, pihaknya berharap penegakan hukum atas peristiwa tersebut tetap berjalan sebagaimana mestinya. 

Ini Penampakannnya di Google Maps

Pasca viralnya kasus pengeroyokan yang menewaskan bos rental mobil, wilayah Sukolilo, Pati, Jawa Tengah seketika viral.

Bukan karena keindahan alamnya ataupun budayanya, Sukolilo disebut sebagai 'sarang bandit' hingga 'kampung begal' oleh masyarakat.

Tangkapan layar Google Map wilayah Sukolilo, Pati, Jawa Tengah pada Jumat (14/6/2024).
Tangkapan layar Google Map wilayah Sukolilo, Pati, Jawa Tengah pada Jumat (14/6/2024). (Istimewa)

Julukan itu kian diperkuat dengan pengakuan warga setempat.

Mereka mengakui sejumlah wilayah di Sukolilo menjadi kawasan penadah kendaraan hasil curian.

Merujuk pengeroyokan bos rental ditambah dengan sesumbarnya Selebgram asal Pati, Teyeng Wakatobi, warganet dibuat geram.

Mereka pun kompak mengubah deskripsi hingga tag sejumlah lokasi di Sukolilo dalam Google Maps dengan sejulah nama menyeramkan.

Di antaranya Sarang Maling, Khusus Maling dan Penadah, Awas! Kawasan maling Kendaraan dan Daerah Maling Sukolilo.

Lokasi yang seharusnya merupakan Mapolsek Sukolilo pun kini diubah menjadi Kantor Pelindung Maling.

Begitu juga dengan Desa Sumbersoko yang menjadi lokasi pembunuhan bos retal mobil.

Citra desa itu semakin kelam setelah di-tag warganet menjadi Desa Pembunuh Sarang Maling.

Baca juga: Mahfud MD Meradang Disebut Omong Kosong, Minta Habiburrokhman Buktikan Omongannya Soal Vina Cirebon

Baca juga: Didesak Sampai Mau Dibayar Rp 100 Juta, Habiburrokhman Tantang Balik Mahfud MD

Tangkapan layar Google Map wilayah Sukolilo, Pati, Jawa Tengah pada Jumat (14/6/2024).
Tangkapan layar Google Map wilayah Sukolilo, Pati, Jawa Tengah pada Jumat (14/6/2024). (Istimewa)

Bahkan sebuah objek wisata yang berada di sebelah timur Sukolilo juga ikut diubah tag-nya menjadi Kampung Maling.

Potret google map yang viral itu satu di antaranya diunggah oleh akun twitter @infojateng pada Jumat (14/6/2024).

Dalam postingannya terlihat tangkapan layar peta wilayah Sukolilo yang di-tag menjadi kawasan maling dan begal.

Bersamaan dengan postingan tersebut, sejumlah warganet pun ikut membagikan sejumlah tangkapan layar peta wilayah Sukolilo.

Sejumlah nama desa dan tempat berubah menjadi sejumlah nama yang mencekam, seperti Desa Setan, kampung Babi SDM Rendah hingga Surga Maling.

Tanggapan Pj Bupati Pati

Pasca-pengeroyokan bos rental mobil, warganet pun masif memberikan penilaian dan stigma negatif.

Pj Bupati Pati, Henggar Budi Anggoro turut berduka cita terhadap peristiwa pengeroyokan tersebut.

"Tentunya apa yang terjadi menjadi pelajaran bagi kita semua, baik di Pati maupun daerah lain," kata dia, Rabu (12/6/2024).

Dikutip dari TribunJateng.com, soal stigma negatif yang beredar bahwa Kecamatan Sukolilo adalah sarang bandit, Henggar menepisnya.

"Sukolilo dianggap di situ sarang bandit, kondisi ini kita turut prihatin, tapi tidak demikian yang sebenarnya, karena semua kondisinya baik-baik saja," ucap dia.

Agar kejadian serupa tak terjadi, Pemkab Pati menggandeng tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga berbagai elemen lainnya untuk melakukan komunikasi dan koordinasi secara intens.

Kolase foto bos rental asal Jakarta dan 3 rekannya babak belur dihajar massa saat beraksi di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Kamis (6/6/2024).
Kolase foto bos rental asal Jakarta dan 3 rekannya babak belur dihajar massa saat beraksi di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Kamis (6/6/2024). (TRIBUN JATENG/MAZKA HAUZAN NAUFAL)

Dia berharap upaya tersebut bisa memperbaiki keadaan.

"(Kasus kemarin) ini kita kayak kecolongan, tapi prinsipnya tidak ada permasalahan, semua coba kita pulihkan,"

"Dan sekarang sudah ada beberapa tersangka diamankan, kami juga memantau perkembangannya," tutur Henggar.

Ia pun berharap, meski wilayahnya disorot, namun tak berimbas pada iklim investasi yang selama ini sudah membaik.

"Iklim investasi di Pati yang sudah baik, mudah-mudahan tidak terpengaruh semua ini. Karena kondisi ini terjadi di luar rentang kendali kita, kondisi ini menjadi keprihatinan bersama," tandas dia.

Camat Langsung Gelar Rapat Koordinasi Kecamatan

Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah jadi sorotan Di media sosial, kasus ini pun masih ramai diperbincangkan.

Bahkan, kecamatan yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Pati dan Kabupaten Grobogan ini dicap buruk oleh banyak orang.

Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kecamatan Sukolilo pun memanggil sejumlah pihak dan mengadakan Rapat Koordinasi Kecamatan (Rakorcam), Selasa (11/6/2024) kemarin.

Mengutip TribunJateng.com, rapat ini dilakukan untuk membahas tentang keamanan dan ketertiban masyarakat supaya main hakim sendiri tak terulang lagi.

Camat Sukolilo, Andrik Sulaksono menuturkan, dalam rapat ini, ia mengundang berbagai elemen masyarakat, mulai dari Kapolsek, Danramil, para kepala sekolah, kepala desam hingga para pengurus organisasi keagaman.

"Ini langkah dari kami Forkopimcam (Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan) untuk menindaklanjuti kejadian beberapa hari lalu di Sumbersoko," kata Andrik.

Dengan dikumpulkannya para kepala desa dan tokoh masyarakat hingga tokoh keagaaman, ia berharap kegiatan serupa juga bisa dilakukan di tingkat desa.

Ia berharap, di tengkat desa para pemangku keamanan dan ketertiban masyarakat bisa menjalin komunikasi intensif, termasuk para pemudanya agar hal negatif bisa dicegah.

"Jika ada potensi permasalahan, silakan koordinasikan dengan kami. Ketika ada informasi, kami yakin jajaran Forkopimcam akan selalu siap menyelesaikan permasalahan," ucap Andrik.

Andrik pun berujar, saat ini kondisi ketertiban dan keamanan di wilayahnya secara umum kondusif.

Ia pun tak menampik bahwa imbas dari kejadian di Desa Sumbersoko beberapa waktu lalu, citra Sukolilo menjadi buruk.

Komentar-komentar negatif tentang Sukolilo juga marak di media sosial.

Andrik pun menyadari dan bisa memaklumi hal tersebut.

Namun, ia menegaskan bahwa pihaknya sudah menempuh langkah-langkah strategis uhntuk mencegah hal serupa tak terulang.

"Apa yang ada di medsos, komentar dari netizen seperti itu, kami bisa maklumi. Tapi alangkah baiknya bisa menggunakan media sosial secara baik dan memberikan komentar dilihat dari sisi positifnya," ucap dia.

Sementara itu, Kapolsek Sukolilo, AKP Sahlan menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan edukasi dan sosialisasi secara masif.

Ia mengimbau kepada masyarakat Sukolilo untuk tak main hakim sendiri.

"Kami memberi imbauan kepada masyarakat di Sukolilo supaya tidak ada lagi main hakim sendiri,"

"Saya mengimbau masyarakat Sukolilo supaya semua permasalahan bisa diselesaikan dengan baik," kata dia.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp

 

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved