Pilkada Bogor

Ade Wardhana Ungkap 5 Cara untuk Atasi Masalah Stunting di Kabupaten Bogor

Praktisi pendidikan sekaligus Dosen Eksternal IPB University Ade Wardhana Ungkap 5 Cara untuk Atasi Masalah Stunting di Kabupaten Bogor

Penulis: Hironimus Rama | Editor: Dodi Hasanuddin
Istimewa
Ade Wardhana Ungkap 5 Cara untuk Atasi Masalah Stunting di Kabupaten Bogor 

WARTAKOTALIVE,COM, CIBINONG - Stunting adalah ancaman serius bagi masa depan Kabupaten Bogor.

Stunting merupakan masalah kesehatan yang serius dan kompleks.

Kondisi ini ditandai dengan kekurangan gizi kronis yang menyebabkan anak-anak memiliki tinggi badan yang jauh di bawah standar usianya.

Kabupaten Bogor, yang saat ini berada dalam zona merah stunting, menghadapi ancaman besar terhadap masa depan generasinya.

Dampak stunting tidak hanya terbatas pada kesehatan individu, tetapi juga mencakup aspek sosial dan ekonomi yang lebih luas.

Baca juga: Buka Potensi dari Bogor, Ade Wardhana: Saya Sangat Siap Membantu Masyarakat

Hal itu disampaikan praktisi pendidikan sekaligus Dosen Eksternal IPB University, Ade Wardhana Adinata.

Ade Wardhana menjelaskan, upaya terintegrasi dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mengatasi stunting di Kabupaten Bogor.

Upaya integrasi dan berkelanjutkan perlu dilakukan, karena masalah stunting memiliki implikasi ekonomi jangka panjang.

Dampak ekonomi dari stunting sangat signifikan.

Individu yang mengalami stunting cenderung memiliki produktivitas kerja yang lebih rendah dan sering kali berpenghasilan lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang tumbuh sehat.

Baca juga: Meski Pernah Gagal, Ade Wardhana Akui Tak Kapok Jadi Calon Bupati Bogor, Ini Sosoknya

Hal ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor secara keseluruhan, mengingat sebagian besar penduduknya mungkin tidak dapat berkontribusi secara optimal.

Selain itu, biaya kesehatan yang meningkat karena penyakit terkait stunting menambah beban ekonomi bagi keluarga dan pemerintah daerah.

Selain itu adalah dampak sosial. Secara sosial, stunting dapat memperburuk ketidaksetaraan di masyarakat.

Anak-anak dari keluarga miskin lebih rentan terhadap stunting, dan kondisi ini dapat memperkuat siklus kemiskinan.

Anak-anak yang mengalami stunting juga sering menghadapi stigma dan diskriminasi, yang dapat merusak kesehatan mental mereka dan mengurangi kepercayaan diri.

Baca juga: Atasi Kemiskinan Ekstrem dan Stunting Jadi Fokus Kementerian PMK dalam Reformasi Birokrasi

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved