Berita Jakarta

Emil Dardak Bikin Sewot Politisi PDIP soal Ibu Kota Pindah ke IKN, Ini Kata Prasetyo Edi Marsudi

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi sewot pada Emil Dardak, karena meremehkan Jakarta yang status ibu kotanya tercabut dan pindah ke IKN.

Istimewa
Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi tak setuju dengan pernyataan Emil Dardak soal status Jakarta yang tak lagi jadi ibu kota akan berdampak buruk. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi berang dengan pernyataan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak soal kepindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur akan berimplikasi bagi Jakarta.

Salah satu dampak yang diprediksi adalah kemunduran pusat kota (inner city decline) di Jakarta.

Baca juga: PKS dan PDIP Risih Jokowi Ingin Upacara 17 Agustus di IKN, Ahmad Doli: Ini untuk Kepastian Proyek

Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi angkat bicara menanggapi prediksi Jakarta yang akan mengalami kemunduran setelah melepas status Ibu Kota.

"Jadi ketika ada narasi akan terjadi kemunduran dan berpotensi ini itu, saya kira realistis saja, Jakarta akan tetap maju sebagai pusat ekonomi dan bisnis. Jadi stop menebar ketakutan," ujar Prasetyo dari keterangannya pada Jumat (7/6/2024).

Politisi PDIP ini meyakini Jakarta akan tetap maju serta layak menjadi pusat ekonomi dan bisnis.

Pras juga optimistis mengenai masa depan Jakarta, karena telah mengetahui garis besar dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) DKI Jakarta tahun 2025-2045.

"Di situ jelas bagaimana kepala daerah harus menjalankan pemerintahan dan pembangunan untuk membawa Jakarta menjadi pusat perdagangan, pusat kegiatan layanan jasa dan bisnis nasional sampai global. Jadi bangun Jakarta nggak bisa suka-suka elu atau gua," ungkapnya.

Baca juga: Jakarta tak Lagi Jadi Ibu Kota, Pj Gubernur Minta Saran ke Negara Tetangga Soal Kota Global

Sebelumnya prediksi kemunduran Jakarta disampaikan Presiden Eastern Regional Organization for Planning and Human Settlements (EAROPH) International, Emil E Dardak pada acara Urban Dialogue bertema "Jakarta Menuju Kota Global: Tantangan dan Solusi", Senin (3/6/2024).

Pada kesempatan itu juga Emil juga mengatakan, fenomena kemunduran aktivitas di pusat kota akan diikuti dengan pesatnya perkembangan daerah-daerah penyangga Jakarta.

Meski berkembangnya daerah penyangga sebagai hal yang baik, perkembangan kota-kota pinggiran Jakarta juga membawa konsekuensi lain.

Hal ini karena Jakarta masih harus membiayai penanganan banjir dan melakukan ekspansi fasilitas transportasi publik.

Baca juga: Jakarta Bakal Menjelma Jadi Kota Global, DPRD DKI Soroti Cakupan Layanan Air Bersih

"Karena itu, Jakarta harus tetap dijaga agar tetap relevan meski tidak lagi menyandang status sebagai Ibu Kota Negara," kata Emil yang dikutip dari Kompas.com.

Emil menambahkan, meski jumlah aparatur sipil negara (ASN) yang pindah ke IKN di Kalimantan Timur tidak sampai 100.000 orang, dipastikan business process-nya akan membawa dampak baik signifikan maupun tidak.

Salah satu efek nyata penurunan aktivitas di Jakarta nantinya adalah sekolah-sekolah semakin sulit untuk mencari siswa karena sebagian besar masyarakat, termasuk pasangan usia muda lebih memilih tinggal di daerah penyangga kota karena harga rumahnya masih terjangkau.

Tren beralihnya minat masyarakat yang dahulu ke Jakarta untuk berbelanja di mal, tetapi sekarang lebih memilih nge-mal di kawasan pinggiran kota juga menjadi dampak dari fenomena kemunduran pusat kota.

Emil Dardak mengatakan Jakarta tak lagi bersinar setelah status ibu kota tercabut.
Emil Dardak mengatakan Jakarta tak lagi bersinar setelah status ibu kota tercabut. (Istimewa)
Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved