Pelecehan Seksual

Kandungan Masuk 7 Bulan, Keluarga Siswi SLB Korban Pelecehan Seksual Tolak Tes DNA, Ini Alasannya

Publik dihebohkan dengan kisah siswi sekolah luar biasa (SLB) di Kalideres, Jakarta Barat, hamil di luar nikah. Ada dugaan karena pelecehan seksual.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Valentino Verry
warta kota/nuril yatul
Paman siswi SLB yang jadi korban pelecehan seksual, Suwondo, menolak rencana tes DNA karena dianggap tidak tepat saat ini. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pihak keluarga siswi SLB yang mengalami pelecehan seksual hingga hamil, menolak permintaan tes DNA yang diajukan keluarga terduga pelaku.

Diketahui, terduga pelaku yang merupakan teman satu kelas korban, meminta agar tes DNA dilakukan sebelum bayi yang dikandung AS (15) lahir.

Baca juga: Siswi SLB Korban Pelecehan hingga Hamil Kerap Ketakutan dan Tak Mau Jauh dari Orang Tua

Menurut Suwondo selaku paman korban, penolakan itu dilakukan lantaran keluarga ingin hasil tes DNA yang lebih akurat agar terbukti kebenarannya.

"Karena kemarin permintaan dari orang tua terduga, justru orang tua terduga meminta untuk dilakukan tes DNA pada saat belum melahirkan. Tapi kami sendiri kan enggak bisa," kata Suwondo kepada wartawan, Kamis (30/5/2024).

"Artinya dari tes DNA sebelum melahirkan kan fiktif. Karena di situ diambil sampel dari air liur, rambut, dan jenis bulit ataupun darah. Makanya kami tolak," imbuhnya.

Selain itu, Suwondo juga memikirkan keamanan bayi yang dikandung korban dan psikis sang ibu. Apalagi, saat ini bayi yang dikandung AS, sudah memasuki usia kandungan 7 bulan.

Baca juga: Keluarga Siswi SLB yang Diduga Alami Pelecehan Seksual Hingga Hamil Lapor ke Polres Jakbar

"Artinya karena tidak bisa maksimal hasilnya pada saat si bayi sendiri dalam kandungan," pungkas dia.

Sebelumnya diberitakan, seorang siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) berinisial AS (15) diduga mengalami pelecehan seksual oleh teman satu kelasnya hingga hamil dan telah memasuki bulan kelima.

Diketahui, AS merupakan siswi kelas 7 di salah satu SLB di wilayah Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat.

Menurut penuturan ibu korban, R, kejadian yang membuatnya terpukul itu mulai diketahui pada 6 Mei 2024 lalu.

Kala itu, sang anak yang memiliki keterbelakangan dalam pendengaran, bicara, dan intelektualnya itu, mengalami perubahan fisik yang cukup signifikan, terutama pada bagian perut yang semakin membesar.

Mulanya, R tak curiga jika putrinya yang masih di bawah umur itu mengandung. Apalagi, ia disekolahkan di sekolah khusus SLB yang tentu mendapat perhatian ekstra.

Alih-alih menduga putrinya hamil, R justru mengira jika AS mengalami suatu penyakit. Pasalnya, sejak Maret 2024 lalu, putrinya mengalami muntah-muntah dan sekujur tubuhnya nyeri.

"Awalnya engak ada kecurigaan, karena anak saya datang menstruasi itu enggak setiap bulan. Pernah 4 bulan enggak datang menstruasi itu enggak ada apa-apa," kata R saat ditemui di wilayah Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (20/5/2024).

R juga sempat menanyakan kondisi telat datang bulan itu kepada dokter.

Pihak dokter mengatakan jika hormon AS belumlah stabil, karena baru pertama kali mengalami menstruasi di usianya yang 15 tahun 2 bulan.

"Tapi kebetulan kemarin lebaran anak saya itu sakit, malam takbir muntah-muntah sampai 4 kali. Lama-lama ke sininya, kok anak saya semakin memburuk kondisinya," kata R.

"Setelah kondisi tersebut, saya tanggal 6 Mei kemarin ke klinik terdekat, lantas itu saya meminta rujukan ke rumah sakit ke poli kandungan," imbuhnya.

Di poli tersebut, R harap-harap cemas kala dokter menyarankan untuk melakukan prosedur USG.

Seusai melakukan prosedur itu, seketika itu juga dunia R seakan runtuh.

Pasalnya oleh dokter, AS dinyatakan telah hamil lima bulan. (m40)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved