Pelecehan Seksual

Siswi SLB yang Dilecehkan Hingga Hamil Trauma Berat, Takut Lihat Seragam Sekolah

Siswi SLB yang Dilecehkan Hingga Hamil di sekolah di Kalideres alami Trauma Berat, Takut Lihat Seragam Sekolah

Kompas.com
Ilustrasi: pelecehan seksual. Siswi SLB yang Dilecehkan Hingga Hamil di sekolah di Kalideres alami Trauma Berat, Takut Lihat Seragam Sekolah 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Dua minggu sejak mencuatnya kasus pelecehan seksual hingga hamil yang menimpa seorang siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) berinisial AS (15), pihak keluarga mengungkap adanya perubahan sikap korban.

Menurut ibu korban berinisial R, putrinya itu sama sekali tak mau ditinggal olehnya, meski dia hanya pergi dalam jarak beberapa meter saja. 

R bahkan sampai tak lagi bekerja lantaran korban selalu merengek apabila ditinggalkan.

Baca juga: Kasus Pelecehan oleh Rektor Pancasila Edie Toet Hendratno Mandek, Korban Lapor Propam

"Jadi ada rasa takut, ke mana nyariin, asal bangun melihat saya ke dapur, kalau udah lihat nanti tidur lagi, enggak pernah ke mana-mana," kata R saat ditemui di Mapolres Jakarta Barat, Rabu (29/5/2024).

Yang lebih ironi, R menyebut bahwa korban selalu bereaksi tidak nyaman ketika melihat seragam sekolahnya.

"Cuma kalau liat baju sekolah, 'Mama enggak mau olah (sekolah)', 'Mama enggak mau sekolah libur', setiap lihat baju sekolah, kayak orang trauma," ungkap R lirih.

"Makanya saya bilang sampai sekarang saya enggak pernah kerja, ya karena mikir dia gimana nantinya," imbuh dia.

Tak hanya itu, korban juga pernah membuang baju seragam pramukanya sesaat setelah R melipat seragamnya usai selesai dijemur.

Dijelaskan R, seragam pramuka adalah baju yang dipakainya saat dia dan putrinya pertama kali datang ke sekolah untuk melaporkan dugaan pelecehan tersebut kepada wali kelas dan kepala sekolahnya.

Baca juga: Merasa Dianiaya dan Dilecehkan, Wanita Ini Sebut Dipolisikan Mertua hingga Jadi Tersangka

"Apa lagi waktu lihat baju pramuka, pertama saya laporin ke sekolah ini anak habis (ditanya) sama wali kelas, dia diajak sama kepala sekolah ke ruang berbeda, itu pakai baju pramuka," kata R.

"Dengan dia keluar nangis. Saya tanya kepala sekolah, 'Kenapa anak saya nangis?', (kepala sekolah menjawab) 'Bapak, ibu kalau anak ibu nangis berarti apa yang saya tanya nyambung', sementara kami enggak tahu apa yang ditanya karena enggak boleh didampingi," tutur R.

"Di situ anak setelah saya nyuci baju pramuka, saya lipatin, 'Mama ashh... (mengerang)', bajunya dibuang, 'Mama enggak mau sekolah', jadi trauma sampai sekarang," imbuhnya.

Oleh karena itu, R meyakini bahwa terduga pelaku yang telah menyakiti dan merusak masa depan putrinya itu ada di sekolahnya, salah satu SLB di wilayah Kalideres, Jakarta Barat.

Pasalnya, R menyebut jika korban tak pernah beraktivitas di tempat lain, selain rumah dan sekolahnya.

"Di sekolah (dugaan terjadinya) bukan asumsi kami, emang pengakuan korban, gimana dong anak kaminya ngerti," pungkas dia. 

Sebelumnya diberitakan, seorang siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) berinisial AS (15) diduga mengalami pelecehan seksual oleh teman satu kelasnya hingga hamil dan telah memasuki bulan kelima.

Baca juga: Besok, Keluarga Sisiwi SLB yang Dilecehkan hingga Hamil Melapor ke Polres Jakbar bersama Kemen PPPA

Diketahui, AS merupakan siswi kelas 7 di salah satu SLB di wilayah Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat. 

Menurut penuturan ibu korban, R, kejadian yang membuatnya terpukul itu mulai diketahui pada 6 Mei 2024 lalu.

Kala itu, sang anak yang memiliki keterbelakangan dalam pendengaran, bicara, dan intelektualnya itu, mengalami perubahan fisik yang cukup signifikan, terutama pada bagian perut yang semakin membesar.

Mulanya, R tak curiga jika putrinya yang masih di bawah umur itu mengandung. Apalagi, ia disekolahkan di sekolah khusus SLB yang tentu mendapat perhatian ekstra.

Alih-alih menduga putrinya hamil, R justru mengira jika AS mengalami suatu penyakit. Pasalnya, sejak Maret 2024 lalu, putrinya mengalami muntah-muntah dan sekujur tubuhnya nyeri.

"Awalnya engak ada kecurigaan, karena anak saya datang menstruasi itu enggak setiap bulan. Pernah 4 bulan enggak datang menstruasi itu enggak ada apa-apa," kata R saat ditemui di wilayah Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (20/5/2024).

R juga sempat menanyakan kondisi telat datang bulan itu kepada dokter. 

Pihak dokter mengatakan jika hormon AS belumlah stabil, karena baru pertama kali mengalami menstruasi di usianya yang 15 tahun 2 bulan.

"Tapi kebetulan kemarin lebaran anak saya itu sakit, malam takbir muntah-muntah sampai 4 kali. Lama-lama ke sininya, kok anak saya semakin memburuk kondisinya," kata R.

Baca juga: Bocah SD Dilecehkan Oknum Petugas Dishub DKI Diajak Nonton Film Dewasa, Lalu Diraba-raba

"Setelah kondisi tersebut, saya tanggal 6 Mei kemarin ke klinik terdekat, lantas itu saya meminta rujukan ke rumah sakit ke poli kandungan," imbuhnya.

Di poli tersebut, R harap-harap cemas kala dokter menyarankan untuk melakukan prosedur USG.

Seusai melakukan prosedur itu, seketika itu juga dunia R seakan runtuh. 

Pasalnya oleh dokter, AS dinyatakan telah hamil lima bulan. (m40)

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News 

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved