Berita Jakarta
Siswi SLB di Kalideres Hamil 5 Bulan, Diduga Dicabuli Teman Satu Kelasnya
Menurut penuturan ibu korban, Rusyani, kejadian yang membuatnya terpukul itu mulai diketahui pada 6 Mei 2024 lalu.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Feryanto Hadi
"Akhirnya saya pulang dengan tanya menanya dengan keluarga semua sampai 7 orang, dimana dia (pelaku). (Korban) nunjukkin sekolah pakai bahasa isyarat," kata Rusyani.
Dengan perasaan campur aduk, Rusyani lantas melampirkan dua foto anak laki-laki yang satu kelas dengan AS.
Saat itu, korban menunjuk salah satu foto anak laki-laki tersebut.
Dari petunjuk itu, ibu korban lantas mendatangi sekolahnya dua hati kemudian untuk berbincang dengan kepala sekolah dan wali kelasnya.
"Kepala sekolah enggak mau nemuin kami ke wali kelasnya, alasanya takutnya syok katanya," ungkap Rusyani.
"Saya bilang, lebih syok mana saya selaku orang tua korban, masa depan anak saya hancur. Saya mesti kehilangan segalanya," lanjutnya dengan suara bergetar.
Lantaran terus didesak oleh Rusyani dan suaminya, pihak sekolah pun mempertemukan ia dengan wali kelasnya.
Kala itu, wali kelasnya mengatakan jika terduga pelaku memang pernah terlihat memiliki ketertarikan terhadap wanita, namun hal itu masih perlu dibuktikan.
Menurut Rusyani, ia tak menemukan jalan tengah setelah berkoordnasi dengan pihak sekolah.
Ia justru merasa pihak sekolah tidak membantunya untuk mempertemukan Rusyani dengan keluarga terduga.
"Waktu itu anak saya diajak ngobrol beda ruangan sama saya, diajak interogasi atau apa saya enggak tahu. Keluar ruangan tersebut anak saya nangis," ungkapnya.
"(Pihak sekolah) enggak mau ngasih kondisi yang bagaimana, enggak mau menjembatani kami lah. (Kata pihak sekolah) di situ malah asumsinya siapa tahu omnya, siapa tahu, bapaknya, siapa tahu lingkungan," imbuhnya.
Jawaban itu menurut Rusyani membuatnya sangat kecewa hingga hendak lebih lanjut memperkarakan hal ini ke pihak berwajib dan unit perlindungan perempuan dan anak (PPA).
Kini, Rusyani berharap pihak sekolah dapat memberikan solusi. Pasalnya, sang anak diduga telah memberitahu bahwa lokasi kejadian pelecehan itu di toilet wanita lantai 3 SLB tersebut.
"Saya harap sekolah ada solusinya. Karena anak saya pendidikan seperti ini yang dibilang perlu pendidikan ekstra, pada kenyataannya tanggungjawabnya sekolah. Ini kan kelalaian semua guru," kata Rusyani.
Pemerintah DKI Bangun Sentra Fauna di Lenteng Agung, Anak Bisa Belajar tentang Satwa |
![]() |
---|
Baru Selesai Diganti Usai Demo Besar-besaran, 13 Lampu Lalu Lintas di Simpang Slipi Mati Lagi |
![]() |
---|
Tawuran Antar Warga Kembali Pecah di Palmerah Jakbar, Seketariat RW Jadi Sasaran |
![]() |
---|
Meriahkan Hari Perhubungan Nasional, LRT Jabodebek Ajak Anak-anak Naik Kereta Tanpa Masinis |
![]() |
---|
Belajar Bikin Olahan Ikan, Sandiaga Uno: Emak-emak Pulau Pramuka Siap Buka Lapangan Kerja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.