Kecelakaan Maut

Sopir Bus Maut yang Tewaskan 11 Orang di Subang Ternyata Bukan Karyawan Tetap PO Putera Fajar

Dirlantas Polda Jawa Barat Kombes Wibowo sebut sopir bus Putera Fajar bernama Sadira ternyata bukanlah karyawan tetap perusahaan otobus bus itu.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Sigit Nugroho
istimewa
Sadira, sopir bus Putera Fajar, yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana, Kota Depok, mengalami luka ringan saat kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) petang. 

3. Jarak antara kampas rem di bawah standar yakni 0,3mm seharusnya minimalnya di 0,45mm

4. Terjadi kebocoran di dalam ruang relaypart dan sambungan antara relaypart dengan booster, karena adanya komponen yang sudah rusak sehingga saluran tidak tertutup rapat, sehingga menyebabkan kekurangan tekanan.

Sementara itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama Dishub Jabar dan Polda Jabar terus melakukan penyidikan terhadap bus maut Putera Fajar (AD 7524 OG).

Sebelumnya diberitakan, bus maut Putera Fajar pengangkut rombongan studi tour pelajar SMK Lingga Kencana Depok tersebut mengalami kecelakaan di Ciater, akibatnya 11 orang meninggal dunia dan 33 orang luka.

Berdasarkan pantauan di lapangan, Senin (13/2024) siang, saat mobil tersebut di periksa oleh KNKT ditemukan banyak hal ganjil dari mobil bus tersebut.

Tampak dari luar bodi bus begitu bagus layaknya bus high decker keluaran terbaru.

Namun, di balik cantiknya tampilan luar bus maut Putera Fajar tersebut, ternyata bus tersebut hanya modifikasi.

Kabid Lalu Lintas Dishub Subang, Djamaluddin mengungkapkan, berdasarkan hasil penyelidikan tim dari Dishub dan KNKT serta Pihak Kepolisian, bus tersebut merupakan bus modifikasi.

"Mobil tersebut terbuat tahun 2006, terlihat dari rangka besi sasisnya buatan pabrikan Hino," ujar Djamaluddin, kepada awak media, Senin(13/5/2024).

Selain itu, mobil tersebut merupakan mobil jadul atau bus biasa yang dimodifikasi seperti bus baru tipe High Decker.

"Bus Maut Putera Fajar ini merupakan bus jadul tahun 2006 yang disulap jadi high decker, tampak dari luar tampilannya seperti mobil keluaran baru tapi dalamnya nya jadul," katanya.

"Mobil bus maut tersebut juga sampai saat ini belum uji KIR padahal massa uji KIR sebelumnya udah habis pada pertengahan 2023 lalu," imbuhnya.

Terkait dugaan penyebab kecelakaan, bus tersebut di Ciater yang menyebabkan 11 orang tewas dan 33 orang luka luka tersebut, tadi kami menemukan dua hal yang bisa memicu terjadinya kecelakaan yang dialami bus tersebut pada malam Minggu kemarin.

"Hasil sementara pemeriksaan tim KNKT dan Dishub, serta mekanik dari HINO, di bagian pengereman ditemukan terdapat kebocoran gas atau angin dan oli," katanya.

Penyelidikan terhadap bangkai bus tersebut, sampai sore ini masih terus dilakukan, nanti selanjutnya akan disampaikan hasil-hasil temuan lainnya yang bisa dijadikan bahan untuk mengungkap kasus kecelakaan maut tersebut.

"Baru itu yang tadi ditemukan yakni kebocoran gas dan oli, sementara lainnya terkait bodi mobil modifikasi tersebut banyak ditemukan bahan-bahan yang tidak sesuai peruntukannya," katanya. (*)

Baca Wartakotalive.com berita lainnya di Google News

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved