Kecelakaan Maut

Sebelum Kecelakaan Maut di Subang, PO Trans Putera Fajar Punya Sejarah Kelam, Busnya Pernah Terbakar

Viral di media sosial pengakuan seorang TikToker yang mengaku sempat menggunakan armada PO Trans Putera Fajar yang kecelakaan di Subang.

Editor: Feryanto Hadi
Istimewa
Bus pariwisata yang mengangkut pelajar SMK asal Depok mengalami kecelakaan di Subang, Jawa Barat pada Sabtu (11/5/2024). 

WARTAKOTALIVE.COM, SUBANG-- Bus pariwisata yang mengangkut pelajar SMK asal Depok mengalami kecelakaan di Subang, Jawa Barat pada Sabtu (11/5/2024).

Bus tersebut terguling tepatnya di Kecamatan Ciater, Subang, Jawa Barat.

Peristiwa berawal bus yang oleng di tengah jalan, kemudian bus menabrak kendaraan lain dari arah berlawanan.
Informasi ini disampaikan oleh Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Jules Abraham pada Sabtu (11/5/2024).

Di sisi lain, viral di media sosial pengakuan seorang TikToker yang mengaku sempat menggunakan armada PO Trans Putera Fajar yang kecelakaan di Subang.

Dalam pengakuannya, ia menyebut bus yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok tersebut pernah mengalami kebakaran mesin.

Insiden mesin terbakar tersebut diketahui terjadi pada 27 April 2024.

Baca juga: Yayu Mengaku Putrinya Masih Trauma meskipun Selamat dari Kecelakaan Maut di Subang

"astgahfirullah... entah kebetulan atau memang Allah ingin memberikan kita skluarga hidayah, lakalantas yg sedang viral itu menggunakan Bus yg sama pd saat saya skluarga ingin jln"ke Bandung..dn terjadilah tragedi mesin terbakar.. hampir 1 Bus tak selamat, tpi alhmdllh kita msh dlm lindungan Allah.semoga para korban anak"SMK itu husnul hotimah.. dn untuk kluarga yg ditinggal diberi ketabahan. aaminn," tulis Tiktoker @rara_azura03.

Dari komentar-komentar tersebut, @Rara_Azura menjelaskan bahwa insiden mesin terbakar terjadi pada 27 April.

"iya.. krn pas kejadian sya bru kmrn tgl 27 april.. mesin terbakar," jelasnya.

Tidak hanya itu, @Rara_Azura juga menjelaskan bahwa ia dan keluarganya awalnya tidak memesan bus tersebut.

Namun setibanya di sana, bus yang datang berbeda dengan foto bus yang telah dipesan.

"kami awalnya tidk memesan Bus itu, kami pilih Bus bgus, pas dteng ko beda dgn foto Bus yg kami pesan pak," papar @Rara Azura.

Dari unggahan yang dibagikan @Rara_Azura, bus tersebut berpelat AD 7524 OG sama persis seperti bus yang telah menewaskan 11 orang tersebut.

Dikutip Tribun Jateng dari Tribunnews.com, seorang penumpang juga mengaku mengalami kebakaran mesin saat menumpangi bus Trans Putera Fajar.

Siti Khoiriyah (28) mengungkapkan rasa kagetnya saat mengetahui bus yang mengalami kecelakaan maut di Tol Cikampek sama dengan bus yang ditumpanginya dan keluarga saat hendak berwisata dari Bekasi ke Bandung.

Siti menyatakan bahwa dia menyadari bahwa bus itu sama karena nomor plat yang terpasang, yaitu AD 7524 OG.

Dari video yang Siti berikan, memang benar bahwa nomor plat bus yang dia tumpangi sama dengan bus yang mengalami kecelakaan fatal di Subang.

"Saya sekeluarga juga nggak ngira awalnya itu bus yang sama. Tapi setelah lihat pelat nomornya dan saya juga punya foto bus waktu pergi, ternyata sama."

"Alhamdulillah masih dilindungi. Cuma agak kecewa dengan pihak bus kenapa bus begitu masih beroperasi," ujarnya.

Siti menyampaikan bahwa acara wisata yang diadakan bersama keluarga besar, yang berjumlah 55 orang, dilaksanakan pada Sabtu, tanggal 27 April 2024 yang lalu.

Ketika memasuki Tol Cipularang, Siti menyatakan bahwa keluarganya sudah merasa curiga terhadap bus tersebut karena bergerak dengan kecepatan yang lambat.

Tak hanya itu, bus terasa panas dan berbau gosong saat melaju.

"Tanggal 27 April bulan lalu (melakukan wisata ke Bandung). Kami sekeluarga ingin jalan-jalan tujuan ke Jatinangor dan ke Aljabar Bandung."

"Pas memasuki Tol Cipularang, kami sempat curiga ke bus melaju pelan dan terasa panas serta mengeluarkan bau gosong," kata Siti.

Kemudian, Siti menyatakan bahwa kejadian tak terduga terjadi ketika mesin bus mulai mengeluarkan asap, yang membuat keluarganya panik.

Dia menjelaskan bahwa setelah melihat asap tersebut, keluarganya segera mencoba untuk keluar.

Namun, saat mereka mencoba membuka pintu bus, ternyata sulit dilakukan.

Pada saat yang sama, Siti menyatakan bahwa api sudah mulai menjalar dari mesin bus.

"Lalu bus berhenti di kilometer 88 (Tol Cipularang). Ada yang coba keluar dari pintu depan lalu bantu buka pintu tengah."

"Dan posisi sudah muncul api dari bagian depan. Akhirnya pintu terbuka, kita semua berdesakan untuk keluar dan anak-anak kecil semua pada nangis," cerita Siti.

Setelah kejadian kebakaran itu, Siti menyatakan bahwa keluarganya segera menghubungi pihak penyedia bus untuk mengirimkan bus pengganti.

Namun, setelah kejadian tersebut, dia mengungkapkan bahwa tidak semua anggota keluarganya melanjutkan perjalanan wisata ke Bandung.

Siti mengatakan bahwa hanya separuh dari keluarganya yang melanjutkan perjalanan, sementara sisanya memutuskan untuk pulang.

"Rombongan dibagi dua. Rombongan keluarga seberang melanjutkan perjalanan dan saya pulang karena mertua nggak ngasih (izin) buat lanjutin perjalanan."

"Rombongan yang melanjutkan perjalanan naik bus pengganti dan keluarga saya naik mobil kecil seperti mobil travel," tuturnya. 

Kesaksian sopir bus

Jika selama ini beredar berita versi pihak kepolisian dan saksi mata kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat, kini giliran menurut sang sopir bus pariwisata Putera Fajar, Sadira.

Seperti diketahui, Sabtu (11/5/2024) petang, menjadi ajal buat rombongan pelajar SMK Lingga Kencana, Kota Depok, setelah berwisata di kawasan Ciater.

Baca juga: Jadi Korban Tewas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Depok, Guru Suprayogi Dikenal Suka Bercanda

Mereka naik bus Putera Fajar yang dikemudikan Sadira. Semua tak ada yang mengira, kecelakaan tragis terjadi.

Dalam kondisi luka ringan, Sadira menceritakan kronologi bus yang dibawanya saat mengalami kecelakaan di Jalan Raya Ciater, Subang, Jawa Barat.

Kecelakaan yang menewaskan 11 orang itu diduga terjadi karena rem blong.

Menurut Sadira, saat itu rombongan SMK Lingga Kencana akan melanjutkan perjalanan setelah menyantap makanan di Rumah Makan Bang Jun.

Adapun, ketika rombongan berhenti di rumah makan tersebut, Sadira menjelaskan bahwa bus yang dikemudikannya itu sebenarnya sempat diperbaiki.

Baca juga: Identitas Korban Kecelakaan Maut Subang, Mayoritas Siswa SMK Lingga Kencana Depok

Menurutnya, sebelum melanjutkan perjalanan, rem mobil tersebut sudah diperbaiki oleh montir dan sudah normal.

Sementara itu, jarak antara rumah makan tersebut dengan lokasi kecelakaan maut hanya 750 meter.

Kondisi jalan hanya lurus tanpa ada tikungan sama sekali. Jalan baru menikung tepat di lokasi kejadian.

Namun, dari Rumah Makan Bang Jun sampai lokasi kecelakaan, kondisi jalan menurun panjang.

"Waktu itu, pada saat abis makan sore di Rumah Makan Bang Jun, kemudian saya melanjutkan perjalanan," ujarnya dikutip dari TribunJabar.id.

"Tapi sayang, tiba-tiba rem tersebut blong," imbuhnya, Minggu (12/5/2024).

Saat melaju di perempatan menuju tempat wisata Sariater, rem blong mulai dirasakan Sadira.

Posisi rem mulai blong itu dirasakannya saat melintas di perempatan menuju tempat wisata Sariater.

Jarak dari pertigaan Sariater dengan Rumah Makan Bang Jun itu 300 meter.

Sedangkan dari pertigaan Sariater ke lokasi kecelakaan, maju sepanjang 400 meter.

Dengan begitu, posisi sejak Sadira merasakan rem bus blong hingga terguling hanya sekitar 400 meter.

"Saat memasuki turunan perempatan Sariater, tiba-tiba saya tekan rem, perseneling saya masukin nggak masuk-masuk, ternyata anginnya tiba-tiba abis," ucapnya.

Dua jenazah korban tewas kecelakaan maut bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Jawa Barat, Dimas (17) dan Intan Rahmawati (18) tiba di rumah duka.Pantauan Wartakotalive.com di rumah duka di Jalan Haji Arif RT 001 RW 010, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru Kecamatan Pancoran Mas, Depok, jenazah Dimas dan Intan tiba pada Minggu (12/5/2024) siang.
Dua jenazah korban tewas kecelakaan maut bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Jawa Barat, Dimas (17) dan Intan Rahmawati (18) tiba di rumah duka.Pantauan Wartakotalive.com di rumah duka di Jalan Haji Arif RT 001 RW 010, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru Kecamatan Pancoran Mas, Depok, jenazah Dimas dan Intan tiba pada Minggu (12/5/2024) siang. (wartakotalive.com, Ramadhan L Q)

Setelah mengetahui bahwa rem kendaraan yang dikemudikannya blong, Sadira mencari jalur penyelamat, tetapi tak ada.

Apabila bus terus dibawanya dalam kondisi blong, ia khawatir hal itu akan mengakibatkan banyak korban.

"Saya sudah panik saat tahu rem blong. Waktu itu mau saya terusin takut tambah banyak korban, karena akan banyak kendaraan yang tertabrak nantinya," paparnya.

Atas dasar itu, ia memutuskan mengarahkan busnya ke kanan.

Alhasil, kendaraan itu menyenggol Daihatsu Feroza dan dua motor.

Ia memilih membuang bus ke arah kanan karena saat itu di depannya ada sekitar lima motor.

"Jadi tak ada pilihan lain waktu itu, lebih baik saya buang kanan dan benturkan ke tiang listrik hingga akhirnya terguling dan terhenti," ucapnya.

Namun, upayanya untuk meminimalisir jumlah korban justru gagal.

Bus yang dengan sengaja ia tabrakkan ke tiang listrik di sebelah kanan tersebut malah membuat bus terguling dan terseret.

Kejadian itu mengakibatkan 10 orang tewas, empat di antaranya karena tertindih bodi bus yang terseret saat terguling.

Sementara itu, satu korban tewas lain adalah pengendara motor.

"Saya tidak menyangka mobil tersebut akan terguling," ujarnya.

Di sisi lain, Sadira mengaku dirinya hanya mengalami luka sedang.

"Saya hanya mengalami luka sedang tidak terlalu parah seperti yang bisa dilihat saat ini, hanya mengalami memar di bagian kepala tangan dan kaki," ucapnya.

Telah Dimakamkan

Dikutip dari TribunnewsDepok.com, enam dari 11 jenazah korban tewas kecelakaan maut bus Putera Fajar telah selesai dimakamkan pada Minggu siang.

Mereka yang sudah dimakamkan ialah guru SMK Lingga Kencana Depok, Suprayogi (65), beserta lima murid.

Yaitu Intan Fauziah (19), Mahesya Putra (18), Intan Rahmawati (18), Dimas Aditya (17), dan Robiatul Adawiyah (19).

Keenam jenazah korban tersebut dimakamkan di Taman Pemakaman Umat Islam (TPUI) Parung Bingung, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat.

Pemakaman jenazah dilakukan secara bergantian. Jenazah Suprayogi dimakamkan pada pukul 13.00 WIB.

Setelah itu, jenazah Intan Fauziah, Mahesya Putra, Intan Rahmawati, dan Robiatul Adawiyah.

Tampak keluarga dari masing-masing korban dan pelayat menghadiri peristirahan terakhir para korban yang posisinya berdekatan ini.

Isak tangis pun tak terhindarkan. Sejumlah keluarga terlihat membawa foto korban dan bunga.

Adapun prosesi pemakaman para korban di TPUI Parung Bingung berakhir pada pukul 14.30 WIB.

Baca Wartakotalive.com berita lainnya di Google News

Dapatkan informasi lain dari WartaKotaLive.Com di WhatsApp : di sini

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved