Kecelakaan Maut

Sebelum Kecelakaan Maut di Subang, PO Trans Putera Fajar Punya Sejarah Kelam, Busnya Pernah Terbakar

Viral di media sosial pengakuan seorang TikToker yang mengaku sempat menggunakan armada PO Trans Putera Fajar yang kecelakaan di Subang.

Editor: Feryanto Hadi
Istimewa
Bus pariwisata yang mengangkut pelajar SMK asal Depok mengalami kecelakaan di Subang, Jawa Barat pada Sabtu (11/5/2024). 

Kondisi jalan hanya lurus tanpa ada tikungan sama sekali. Jalan baru menikung tepat di lokasi kejadian.

Namun, dari Rumah Makan Bang Jun sampai lokasi kecelakaan, kondisi jalan menurun panjang.

"Waktu itu, pada saat abis makan sore di Rumah Makan Bang Jun, kemudian saya melanjutkan perjalanan," ujarnya dikutip dari TribunJabar.id.

"Tapi sayang, tiba-tiba rem tersebut blong," imbuhnya, Minggu (12/5/2024).

Saat melaju di perempatan menuju tempat wisata Sariater, rem blong mulai dirasakan Sadira.

Posisi rem mulai blong itu dirasakannya saat melintas di perempatan menuju tempat wisata Sariater.

Jarak dari pertigaan Sariater dengan Rumah Makan Bang Jun itu 300 meter.

Sedangkan dari pertigaan Sariater ke lokasi kecelakaan, maju sepanjang 400 meter.

Dengan begitu, posisi sejak Sadira merasakan rem bus blong hingga terguling hanya sekitar 400 meter.

"Saat memasuki turunan perempatan Sariater, tiba-tiba saya tekan rem, perseneling saya masukin nggak masuk-masuk, ternyata anginnya tiba-tiba abis," ucapnya.

Dua jenazah korban tewas kecelakaan maut bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Jawa Barat, Dimas (17) dan Intan Rahmawati (18) tiba di rumah duka.Pantauan Wartakotalive.com di rumah duka di Jalan Haji Arif RT 001 RW 010, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru Kecamatan Pancoran Mas, Depok, jenazah Dimas dan Intan tiba pada Minggu (12/5/2024) siang.
Dua jenazah korban tewas kecelakaan maut bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Jawa Barat, Dimas (17) dan Intan Rahmawati (18) tiba di rumah duka.Pantauan Wartakotalive.com di rumah duka di Jalan Haji Arif RT 001 RW 010, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru Kecamatan Pancoran Mas, Depok, jenazah Dimas dan Intan tiba pada Minggu (12/5/2024) siang. (wartakotalive.com, Ramadhan L Q)

Setelah mengetahui bahwa rem kendaraan yang dikemudikannya blong, Sadira mencari jalur penyelamat, tetapi tak ada.

Apabila bus terus dibawanya dalam kondisi blong, ia khawatir hal itu akan mengakibatkan banyak korban.

"Saya sudah panik saat tahu rem blong. Waktu itu mau saya terusin takut tambah banyak korban, karena akan banyak kendaraan yang tertabrak nantinya," paparnya.

Atas dasar itu, ia memutuskan mengarahkan busnya ke kanan.

Alhasil, kendaraan itu menyenggol Daihatsu Feroza dan dua motor.

Ia memilih membuang bus ke arah kanan karena saat itu di depannya ada sekitar lima motor.

"Jadi tak ada pilihan lain waktu itu, lebih baik saya buang kanan dan benturkan ke tiang listrik hingga akhirnya terguling dan terhenti," ucapnya.

Namun, upayanya untuk meminimalisir jumlah korban justru gagal.

Bus yang dengan sengaja ia tabrakkan ke tiang listrik di sebelah kanan tersebut malah membuat bus terguling dan terseret.

Kejadian itu mengakibatkan 10 orang tewas, empat di antaranya karena tertindih bodi bus yang terseret saat terguling.

Sementara itu, satu korban tewas lain adalah pengendara motor.

"Saya tidak menyangka mobil tersebut akan terguling," ujarnya.

Di sisi lain, Sadira mengaku dirinya hanya mengalami luka sedang.

"Saya hanya mengalami luka sedang tidak terlalu parah seperti yang bisa dilihat saat ini, hanya mengalami memar di bagian kepala tangan dan kaki," ucapnya.

Telah Dimakamkan

Dikutip dari TribunnewsDepok.com, enam dari 11 jenazah korban tewas kecelakaan maut bus Putera Fajar telah selesai dimakamkan pada Minggu siang.

Mereka yang sudah dimakamkan ialah guru SMK Lingga Kencana Depok, Suprayogi (65), beserta lima murid.

Yaitu Intan Fauziah (19), Mahesya Putra (18), Intan Rahmawati (18), Dimas Aditya (17), dan Robiatul Adawiyah (19).

Keenam jenazah korban tersebut dimakamkan di Taman Pemakaman Umat Islam (TPUI) Parung Bingung, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat.

Pemakaman jenazah dilakukan secara bergantian. Jenazah Suprayogi dimakamkan pada pukul 13.00 WIB.

Setelah itu, jenazah Intan Fauziah, Mahesya Putra, Intan Rahmawati, dan Robiatul Adawiyah.

Tampak keluarga dari masing-masing korban dan pelayat menghadiri peristirahan terakhir para korban yang posisinya berdekatan ini.

Isak tangis pun tak terhindarkan. Sejumlah keluarga terlihat membawa foto korban dan bunga.

Adapun prosesi pemakaman para korban di TPUI Parung Bingung berakhir pada pukul 14.30 WIB.

Baca Wartakotalive.com berita lainnya di Google News

Dapatkan informasi lain dari WartaKotaLive.Com di WhatsApp : di sini

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved