Kecelakaan Maut

Kecelakaan Maut Bus Siswa SMK di Subang, Peter Gontha Sentil Kapolri, Saksikan Sopir Bus Ugal-ugalan

Kecelakaan Maut Bus Siswa SMK Lingga Kencana asal Deooj di Subang, Peter Gontha Sentil Kapolri, Saksikan Sopir Bus Ugal-ugalan

tribun jabar
Bus Trans Putera Fajar yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana, Kota Depok, sedang dievakuasi. Bus tersebut mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Sabtu (11/5/2024) petang. Sesaat sebelum kecelakaan terjadi, para siswa yang berada di dalam bus itu sempat berteriak lantaran diketahui rem bus dalam kondisi blong alias tidak berfungsi. Kecelakaan bus rombongan siswa SMK Lingga Kencana asal Depok di Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024) malam, yang menewaskan 11 orang, membuat politisi sekaligus pengusaha Peter Gontha angkat bicara. Melalui akun Instagramnya, Peter Gontha menyampaikan bahwa pernyataannya ini ditujukan ke Kapolri Jenderal Lisyto Sigit Prabowo dengan mengunggah foto bus yang kecelakaan 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Kecelakaan bus rombongan siswa SMK Lingga Kencana asal Depok di Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024) malam, yang menewaskan 11 orang, membuat politisi sekaligus pengusaha Peter Gontha angkat bicara.

Melalui akun Instagramnya, Peter Gontha menyampaikan bahwa pernyataannya ini ditujukan ke Kapolri Jenderal Lisyto Sigit Prabowo dengan mengunggah foto bus yang kecelakaan.

"Status ini saya tunjukan pada KAPOLRI. Saya kembali dari semarang melalui Jalan darat, saya lihat bis bis semua ugalan ugalan, bahkan ada berita mereka minum minuman keras dulu agar berani mengemudi balap balapan," kata Peter Gonta.

Menurut Peter, dirinya sudah menyatakan ini berkali-kali, namun polisi lalu lintas tampaknya diam saja.

Peter mengatakan seharusnya ada polisi yang selalu memonitor laju bus di jalan raya dan menindaknya bila ugal-ugalan.

Menurut Peter, mesin bus harus distel agar tidak bisa mengebut dan melaju hanya pada batas maksimal 65 km/jam.

Baca juga: Ratusan Pelajar Gelar Aksi Solidaritas 1000 Lilin untuk Korban Kecelakaan Maut SMK Lingga Kencana

"Saya sudah berkali menulis ini tapi DIRLANTAS hanya CUEK aja. Harusnya ada polisi jalan raya yang selalu memonitor dan pemilik bis bis diharuskan menjadi penanggung jawab, dan bis bis tersebut harus di stel mesinnya tidak boleh jalan kebih cepat dari 65km per jam," ujat Peter.

"Pak Kapolri bayangkan kalau yang menjadi korban adakah anak, istri atau keluarga Bapak. Kebayang nga?

Ini nama korban siswa kecelakaan tersebut;
1. Intan Rahmawati
2. Dimas Aditya
3. Desy Yulyanti
4. Ahmad Fauzi
5. Intan Fauziah
6. Nabila Ayu Lestari
7. Raka
8. Robiatul Adawiyah
9. Tyara
10. Mahesya Putra
11. suprayogi

Ada nama anak bapak Nga disitu?," kata Peter Gontha.

Seperti diberitakan selain menewaskan 11 korban jiwa, belasan korban kecelakaan bus maut di Ciater Subang, Jawa Barat masih menjalani perawatan di rumah sakit Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Selain itu, dari informasi yang dihimpun satu orang menjalani perawatan di RS UIN dan tiga orang lainnya masih di RS Subang.

Pengurus Yayasan Kesejahteraan Sosial, Dian Nurfadila mengatakan, biaya rumah sakit ditanggung oleh Pemkot Depok.

"Pemkot Depok sudah menanggung biaya. Tadi, kami sudah sampaikan terima kasih karena pak Wali Kota sudah menyampaikan semua biaya In Shaa Allah ditanggung Pemkot Depok," kata Dian.

Menurut Dian, saat ini pihaknya sedang fokus memberikan perawatan kepada korban yang masih dirawat sampai sembuh.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved