Lipsus Skincare

Marak Temuan Kosmetik Abal-abal, Pedagang di Pasar Asemka Ogah Jual Produk non-BPOM

Merek-merek kosmetik dan skincare yang dijual di Pasar Asemka, rata-rata merupakan merek terkenal yang banyak diburu oleh masyarakat.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Nuri Yatul Hikmah
Julni (27), pedagang kosmetik di Pasar Asemka saat ditemui pada Minggu (12/5/2024) 

Begitulah cara pedagang di Pasar Asemka memberi tahu pelanggannya.

Menurutnya, dari daftar produk berbahaya yang dirilis oleh BPOM, Rabu (3/4/2024) lalu, tidak ada satupun produk yang dijualnya. 

Hanya satu merek yakni Temulawak Cream (krim pencerah) yang dijualnya. Namun, Anton mengklaim jika produk tersebut sudah BPOM resmi.

Sementara itu, pedagang kosmetik lain bernama Julni (27) yang berjualan di Pasar Kambing, Tanah Abang, Jakarta Pusat, menyebut jika ia hanya menjual produk-produk yang bersertifikasi BPOM.


Pasalnya, Julni tak mau ambil risiko panjang apabila di kemudian hari, banyak komplain atau disidak oleh BPOM karena menjual produk yang tak sesuai ketentuan.


"Kalau kami mengikuti sesuai yang BPOM, kalau barang-barang yang enggak BPOM jarang sih kami jual," ujar Julni saat ditemui di gerainya, di Pasar Kambing, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu.

Menurutnya, ia mengambil stok barang dagangannya dari Pasar Pagi Asemka, terutama di gerai resminya.

Dia pun memastikan bahwa tidak ada produk terlarang yang dijual di gerainya. Pasalnya, ia hanya mengisi tokonya dengan barang yang kebanyakan diminta pelanggan.

"Enggak ada satupun si (barang terlarang BPOM yang dijual). Belum pernah lihat juga," kata Julni.

"Tapi kalau yang Tabitha (skincare) itu sempat pernah dengar sih, tapi enggak jual karena kurang peminat, jarang yang nanya juga," imbuhnya.

Diakui oleh Junli, sepanjang 15 tahun berjualan kosmetik dan skincare, dirinya kerap melihat banyak produk murah yang tak terjamin orisinalitasnya. 


Akan tetapi, lanjut dia, ada banyak orang yang membeli karena tergiur harga tanpa memikirkan efek sampingnya.

Oleh karena itu, Julni menghindari menjual produk kecantikan yang murah namun meragukan. 

Hal itu dilakukannya semata untuk menjaga usahanya agar tak terciduk BPOM atau diserang pelanggan apabila penggunaannya tak cocok.

"Kalau kami enggak (jual), soalnya dari barang-barang murah itu banyak juga yang palsu. Pas nanti kedapatan palsu, pas dia pakai, nanti komplainnya ke saya, jadi pengaruh juga," ungkap Julni.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved