Amerika Serikat Ancam Setop Senjata ke Israel Usai Serang Pengungsian Rafah

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan peringatan keras ke Israel setelah ngotot menyerang wilayah pengungsian Palestina di Rafah

Editor: Desy Selviany
Istimewa
Joe Biden Presiden Amerika Serikat (AS) memberikan pembelaannya untuk Israel soal insiden ledakan di sebuah rumah sakit di Jalur Gaza pada Selasa (17/10/2023). Biden menyampaikan hal tersebut saat menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Israel, Rabu (18/10/2023). 

WARTAKOTALIVE.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Rabu (8/5/2024) memberikan peringatan keras ke Israel setelah ngotot menyerang wilayah pengungsian Palestina, Rafah.

Dalam wawancara khusus dengan CNN seperti dikutip dari Kompas.com, Biden mengaku menyesal telah mengirim pasokan senjata ke Israel yang kemudian menewaskan para penduduk Palestina.

Biden juga memperingatkan, Amerika Serikat akan menghentikan pasokan senjata ke Israel jika serangan ke Rafah di selatan Gaza dilanjutkan.

Wanti-wanti yang dilontarkan saat wawancara dengan CNN itu adalah peringatan pertama Biden secara terbuka kepada Israel.

“Kalau mereka (Israel) masuk ke Rafah, saya tidak akan memasok senjata yang digunakan… untuk menyerang kota-kota tersebut,” kata Biden. dikutip dari kantor berita AFP.

“Kami tidak akan memasok senjata dan peluru artileri yang telah digunakan,” lanjutnya.

Biden sebelumnya selalu menolak menyetop suplai senjata ke Israel yang tiap tahunnya bernilai 3 juta dollar AS (Rp 48,17 miliar).

Ia bahkan mendorong Kongres meningkatkannya setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Namun, para pejabat AS mengatakan secara pribadi bahwa penyetopan suplai senjata terpaksa dilakukan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan akan melanjutkan serangan ke Rafah, dan menentang seruan publik untuk menjauh dari kota tersebut.

Warga Palestina mulai putus asa setelah Israel ngotot tetap menyerang wilayah Rafah di jalur Selatan Gaza.

Diketahui wilayah Rafah merupakan wilayah pengungsian yang menjadi satu-satunya lokasi bebas konflik di Gaza.

Baca juga: PDIP Kasih Sinyal Lampu Hijau ke Anies Baswedan untuk Maju di Pilkada DKI Jakarta

Namun sejak serangan Israel ke Rafah, dikutip dari Tribunnews.com melalui AP News, puluhan ribu warga Palestina yang terlantar dan kelelahan telah mengemas tenda mereka dan barang-barang lainnya dari Rafah.

Kota paling selatan Gaza yang padat penduduk ini dilanda kepanikan dan kekacauan akibat perebutan perbatasan Israel dengan Mesir dan kemungkinan invasi besar-besaran ke Rafah.

Rumah sakit utama di Rafah telah ditutup, sehingga menyisakan sedikit perawatan bagi orang-orang yang menderita kekurangan gizi, penyakit, dan luka.

Keluarga-keluarga yang berkali-kali terpaksa mengungsi akibat perang mulai putus asa dan tidak yakin harus pergi ke mana.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved