Penistaan Agama
Pendeta Gilbert Lumoindong Pusing, Giliran PITI Laporkan ke Polisi Soal Penistaan Agama
Pendeta Gilbert Luumoindong saat ini sedang galau, kasusnya yang meledek zakat dan salat berlanjut. Laporan kini makin banyak.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pendeta Gilbert Lumoindong kembali dilaporkan ke Polda Metro Jaya soal kasus dugaan penistaan agama.
Sebelumnya sudah ada dua pihak yang melaporkan Pendeta Gilbert Lumoindong ke Polda Metro Jaya.
Antara lain laporan dilayangkan oleh advokat Farhat Abbas serta Sapto Wibowo Sutanto selaku Ketua Kongres Pemuda Indonesia (KPI).
Baca juga: Kasus Penistaan Agama Pendeta Gilbert Lumoindong, Farhat Abbas Bakal Diperiksa Polda Metro Jaya
Kini, giliran Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) yang membuat laporan ke Polda Metro Jaya pada Kamis (25/4/2024).
Wacana Ketua Umum PITI Ipong Hembing melaporkan pendeta Gilbert ke polisi ternyata bukan isapan jempol belaka.
Laporan itu teregister dengan nomor LP/B/2223/IV/2024/SPKT Polda Metro Jaya tanggal 25 April 2024.
"Saya ke sini melaporkan Pendeta Gilbert Lumoindong yang telah menghina terhadap umat Muslim," ujar Ipong.
Ia mengaku keberatan dengan khotbah Pendeta Gilbert Lumoindong yang menyindir soal zakat 2,5 persen umat Islam serta mencontohkan gerakan salat.

Ipong lantas memberi waktu tiga hari kepada Gilbert untuk membuat pernyataan permintaan maaf secara terbuka.
"Apabila dia tidak melakukan permintaan maaf dalam waktu tiga hari berturut-turut di media cetak dan TV, laporan polisi tersebut akan lanjut sampai persidangan," katanya.
Dalam laporannya, sejumlah barang bukti disertakan termasuk video khotbah Pendeta Gilbert Lumoindong.
Ipong kemudian meminta kepada kepolisian untuk mengusut kasus tersebut.
Gilbert dilaporkan perihal Pasal 156 a KUHP tentang Tindak Pidana Penistaan Agama.
Baca juga: Wali Kota Makassar Tolak Temui Pendeta Gilbert Lumoindong, Danny Pomanto: Teman Gereja Memahami
Awal Kasus
Pendeta Gilbert Lumoindong bikin gaduh lewat khotbahnya yang dibungkus lelucon.
Gilbert Lumoindong menyindir zakat sebesar 2,5 persen dari harta untuk menyucikan harta.
"Sebelum sembahyang (salat) Islam diwajibkan cuci semuanya, saya bilang lu itu dua setengah. Gua 10 persen, bukan berarti gua jorok, tapi sudah disucikan oleh darah Yesus," katanya disambut tawa jemaat Protestan.
Tak hanya itu, Gilbert Lumoindong juga menyindir salat yang dianggap lebih sulit dibanding ibadah dalam agamanya.
Menurut Gilbert, jika saat hendak beribadah umat agamanya hanya sepekan sekali membersihkan diri, tidak seperti agama Islam yang setiap beribadah selalu membersihkan diri.
Gerakan ibadah dalam agamanya juga tidak membuat capek karena hanya berdiri, bernyanyi, dan bertepuk tangan.
"Lah kita kan bayar 10 persen, makanya kebaktian kita hanya berdiri, tepuk tangan ya santai, tidak seperti," ujarnya.
Sementara dalam Islam disebut ibadahnya setengah mati.
Lantaran leluconnya itu sangat sensitif, pendeta Gereja Bethel Indonesia tersebut pun menunai kecaman dari banyak orang.
Untuk meredam isu tersebut membesar, Gilbert Lumoindong pun gerak cepat, mengunjungi Wakil Presiden ke-10 dan 12 sekaligus Ketua Umum (Ketum) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK), untuk meminta maaf kepada umat Islam.
"Saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf karena kegaduhan yang ada," kata Pendeta Gilbert Lumoindong di kediaman JK, Jalan Brawijaya nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/4/2024).
Di hadapan JK, Gilbert Lumoindong tampak tertunduk sambil menjabat tangan.
Gilbert Lumoindong mengatakan, pernyataannya soal zakat dan salat sama sekali tidak bermaksud untuk menghina agama Islam.
Dia mengaku tumbuh besar di lingkungan muslim dan belajar agama Islam sewaktu sekolah dasar.
Karenanya, Gilbert Lumoindong menegaskan, tidak ada niat sedikitpun dirinya untuk sengaja melecehkan ajaran Islam.
Selain itu, kata dia, ceramah tersebut konteksnya adalah ibadah interen alias tidak berlaku untuk umum.
"Tetapi karena jemaat kita ada dua, ada jemaat gereja, ada jemaat online, jadi otomatis ada di YouTube kami. Tetapi itu jelas ada tulisan ibadah Minggu. Jadi karena itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk umum," ucap Pendeta Gilbert Lumoindong.
Sementara itu, JK mengatakan, dirinya telah mengingatkan Pendeta Gilbert Lumoindong untuk saling menghargai satu dengan lainnya.
“Dalam Islam itu ayatnya lakum dinukum waliyadin, agama saya agama saya dan agamamu agamamu. Kita saling menghargai tapi tidak saling mengkritik ataupun menghina apalagi,” ujarnya.
JK mengutarakan alasannya mau menjembatani klarifikasi Gilbert Lumoindong atas pernyataannya yang mengundang kritik berbagai pihak.
Dia pun mengingatkan beberapa kasus terkait persoalan agama di beberapa wilayah di Indonesia yang memakan korban.
“Karena itu lah jangan lah, sebelum meluas kita harus selesaikan, padamkan, tadi minta maaf, Islam itu pemaaf, jangan lagi. Itu alasannya,” ucap JK.
Kecaman MUI
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis turut merespons ceramah dari Pendeta Gilbert Lumoindong.
Cholil Nafis meminta kepada seluruh pihak termasuk pemuka agama untuk bisa menghormati agama lainnya.
"Ya, semua umat beragama wajib menjaga kehormatan agamanya dan agama orang lain," kata Cholil Nafis kepada Tribunnews, Senin (15/4/2024).
"Saling menghargai dan menghormati antar sesama umat itu penting, agar masyarakat tetap rukun dan bersatu," imbuhnya.
Hanya saja saat disinggung apakah MUI mendorong agar hal ini dibawa ke ranah hukum, Cholil tidak memberikan tanggapannya.
"Agar hidup rukun atau hukum agar ditegakkan kepadanya demi keutuhan bangsa," katanya.
Cholil Nafis pun mempertanyakan maksud dari pernyataan Gilbert Lumoindong tersebut.
"Mau bercanda atau serius ini? Kalau bercanda tak lucu tapi kalau serius pasti keliru," katanya.
Menurut Cholil, jika memang Gilbert menyatakan dalam ceramahnya adalah serius, maka apa yang disampaikan orang tersebut adalah keliru.
Sebab, dalam ceramahnya, Gilbert menyinggung soal pembayaran zakat umat muslim yang sebesar 2,5 persen.
Kata Cholil, hal itu sudah pasti keliru, karena dalam ajaran agama Islam pembayaran zakat bermacam bentuknya.
"Zakat itu ada yang 2,5 persen ada yang 5 persen bahkan ada 10 persen tergantung jenis zakatnya," ujar Cholil.
Atas hal tersebut, Cholil menggaris bawahi kalau pernyataan yang disampaikan oleh Gilbert itu tidak layak.
Pasalnya, yang bersangkutan menyampaikan sebuah ceramah namun dengan membandingkan ajaran agama lain.
Sebagai pemuka agama menurut Cholil, harus mampu menjaga kerukunan di antara masing-masing penganut agama.
"Intinya membandingkan ajaran agama sambil merendahkan (agama lain) itu tak layak diucapkan. Ini bisa bikin gara-gara memecah kerukunan umat," ucap Cholil.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09
penistaan agama
Gilbert Lumoindong
pendeta gilbert lumoindong
polisi
Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia (PITI)
Pendeta Gilbert
Ketua Umum PITI Ipong Hembing
Digiring Polisi usai Minta Yesus Cukur Rambut, Transgender Asal Medan Ratu Entok Tampil Fashionable |
![]() |
---|
Kasus Penistaan Agama Pendeta Gilbert Lumoindong Terkesan Mandek, Ini Klarifikasi Polda Metro Jaya |
![]() |
---|
Pakai Cadar di Kajian Ustaz Hanan Attaki Bersama Selebritas, Wanda Harra Dilaporkan ke Bareskrim |
![]() |
---|
Kasus Pejabat Kemenhub Injak Alquran, Polisi Periksa Saksi hingga Koordinasi dengan MUI |
![]() |
---|
Pejabat Kemenhub Injak Al Quran dan Lakukan KDRT, Sunan Kalijaga: Harus Segera Ditahan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.