Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Pusing, Giliran PITI Laporkan ke Polisi Soal Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Luumoindong saat ini sedang galau, kasusnya yang meledek zakat dan salat berlanjut. Laporan kini makin banyak.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Valentino Verry
Tribun Manado
Pendeta Gilbert Lumoindong bikin gaduh lewat leluconnya saat khotbah soal zakat dan salat. Kini, pendeta tenar itu banyak dilaporkan ke polisi soal penistaan agama. 

Gilbert Lumoindong menyindir zakat sebesar 2,5 persen dari harta untuk menyucikan harta.

"Sebelum sembahyang (salat) Islam diwajibkan cuci semuanya, saya bilang lu itu dua setengah. Gua 10 persen, bukan berarti gua jorok, tapi sudah disucikan oleh darah Yesus," katanya disambut tawa jemaat Protestan.

Tak hanya itu, Gilbert Lumoindong juga menyindir salat yang dianggap lebih sulit dibanding ibadah dalam agamanya.

Menurut Gilbert, jika saat hendak beribadah umat agamanya hanya sepekan sekali membersihkan diri, tidak seperti agama Islam yang setiap beribadah selalu membersihkan diri.

Gerakan ibadah dalam agamanya juga tidak membuat capek karena hanya berdiri, bernyanyi, dan bertepuk tangan.

"Lah kita kan bayar 10 persen, makanya kebaktian kita hanya berdiri, tepuk tangan ya santai, tidak seperti," ujarnya.

Sementara dalam Islam disebut ibadahnya setengah mati.

Lantaran leluconnya itu sangat sensitif, pendeta Gereja Bethel Indonesia tersebut pun menunai kecaman dari banyak orang.

Untuk meredam isu tersebut membesar, Gilbert Lumoindong pun gerak cepat, mengunjungi Wakil Presiden ke-10 dan 12 sekaligus Ketua Umum (Ketum) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK), untuk meminta maaf kepada umat Islam.

"Saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf karena kegaduhan yang ada," kata Pendeta Gilbert Lumoindong di kediaman JK, Jalan Brawijaya nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/4/2024).

Di hadapan JK, Gilbert Lumoindong tampak tertunduk sambil menjabat tangan.

Gilbert Lumoindong mengatakan, pernyataannya soal zakat dan salat sama sekali tidak bermaksud untuk menghina agama Islam.

Dia mengaku tumbuh besar di lingkungan muslim dan belajar agama Islam sewaktu sekolah dasar.

Karenanya, Gilbert Lumoindong menegaskan, tidak ada niat sedikitpun dirinya untuk sengaja melecehkan ajaran Islam.

Selain itu, kata dia, ceramah tersebut konteksnya adalah ibadah interen alias tidak berlaku untuk umum.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved