Kesehatan

Awas Jangan Sembarangan Kurangi Konsumsi Gula, Ini Faktor yang Harus Dipertimbangkan

Seiring kita menghadapi berbagai masalah kesehatan dan mengamati studi kasus, banyak dari kita memutuskan untuk mengurangi konsumsi gula sama sekali.

Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
Pixabay
Seiring kita menghadapi berbagai masalah kesehatan dan mengamati studi kasus, banyak dari kita memutuskan untuk mengurangi konsumsi gula sama sekali. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Selama berabad-abad, kita berada di bawah pengaruh oleh saran bahwa setiap kabar baik atau hari harus diakhiri dengan cara yang lebih manis.

Namun seiring kita menghadapi berbagai masalah kesehatan dan mengamati studi kasus, banyak dari kita memutuskan untuk mengurangi konsumsi gula sama sekali. 

Dilema ini menimbulkan banyak pertanyaan namun jawabannya terbatas: Haruskah kita menghentikan konsumsi sepenuhnya? Haruskah kita bersenang-senang hanya di akhir pekan?

Baca juga: Selain Diabetes, 5 Efek Samping Gula Yang Harus Anda Ketahui, Salah Satunya Penuaan Dini

Sebelum memulai upaya mengurangi gula, penting untuk mempertimbangkan beberapa poin penting yang dapat memengaruhi upaya Anda dan berpotensi menyebabkan peningkatan konsumsi. 

Gula adalah unsur nutrisi yang secara signifikan mempengaruhi kesehatan mental dan fisik kita. 

Meskipun gula alami yang ditemukan dalam makanan utuh seperti buah-buahan dan sayuran dapat diterima dalam jumlah sedang, konsumsi gula tambahan yang berlebihan dapat berdampak buruk pada kesehatan kita. 

Baca juga: Atur Asupan Gula, 3 Bahan Ini Dapat Dijadikan Sebagai Pengganti

Gula tambahan, yang dimasukkan ke dalam berbagai makanan olahan dan kemasan oleh produsen makanan untuk meningkatkan rasa atau memperpanjang umur simpan, merupakan perhatian utama. 

Gula tambahan ini tersedia dalam berbagai bentuk, antara lain gula meja, gula bit, madu, agave, sirup jagung fruktosa tinggi, dan sirup beras merah. 

Anehnya, banyak makanan yang mungkin tidak kita kaitkan dengan rasa manis, seperti sup, roti, daging yang diawetkan, dan saus tomat, juga mengandung tambahan gula.

Baca juga: Jangan Banyak Mengonsumsi Gula Tambahan Saat Buka Puasa, Ini yang Terjadi pada Tubuh Bila Berlebihan

Asupan gula yang tinggi telah dikaitkan dengan peningkatan peradangan, peningkatan kadar trigliserida, dan tekanan darah tinggi, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit jantung dan gangguan metabolisme lainnya. 

Selain itu, konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan lemak di arteri sehingga menyebabkan aterosklerosis.

Namun, mengurangi asupan gula bisa menjadi tantangan karena sifatnya yang membuat ketagihan. 

Baca juga: Madu versus Gula, Mana yang Lebih Baik untuk Diet Bagi Penderita Diabetes?

Konsumsi gula secara langsung merangsang otak, menyebabkan produksi dopamin, neurotransmitter “perasaan enak”. 

Faktanya, gula telah terbukti memiliki efek yang sama pada otak seperti narkotika yang sangat membuat ketagihan seperti kokain. 

Seringnya mengonsumsi makanan dan minuman manis dapat meningkatkan nafsu makan, dan mengurangi konsumsi gula dapat mengakibatkan gejala sakit kepala, kecemasan, dan meningkatnya nafsu makan akan gula.

Baca juga: Wulan Guritno Rajin Perawatan di Klinik hingga Tidak Konsumsi Gula demi Hindari Penuaan

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved