Berita Nasional

Menyesal Pernah Istimewakan Jokowi, PDIP Pastikan Presiden dan Gibran Bukan Kader Partai Lagi

PDIP pastikan telah memecat presiden Joko Widodo dan Gibran sebagai kader partai. Menyesal telah istimewakan Jokowi dan Gibran

|
Editor: Rusna Djanur Buana
KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA
Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun di rumah dinas DPR, Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (23/4/2024). Komarudin menegaskan Presiden Jokowi dan Gibran bukan kader partai lagi. 

Menurut Lili, PDI-P justru bakal diuntungkan jika tetap berada di luar pemerintahan dan mengambil peran sebagai oposisi.

Dengan demikian, partai Moncong Putih itu akan dianggap konsisten dan mendapat kepercayaan publik.

Sebaliknya, jika memutuskan berganti haluan ke kubu Prabowo, PDIP berpotensi kehilangan nilai jual.

Lebih jauh, hal itu memunculkan kekecewaan publik dan melahirkan sikap antipartai.

“Jika PDIP bergabung (ke koalisi Prabowo-Gibran) engak ada lagi nilai jualnya.

Publik akan mengatakan ‘Semua partai sama saja, kita ini cuma dipermainkan elite’,” ucap Lili.

Namun demikian, Lili memprediksi PDIP akan tetap berada di luar pemerintahan Prabowo-Gibran.

Ia meyakini Megawati teguh dalam berpolitik.

Memang, beberapa waktu lalu muncul kabar rencana pertemuan Megawati dengan Prabowo.

Namun, hal itu baru sebatas rencana.

Baca juga: VIDEO Usai Menang di MK, Prabowo Lambaian Tangan Hingga Acungkan Pose 2 Jari

Lebih dari itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto berulang kali melempar sinyal partainya tak akan bergabung ke pemerintahan.

Lili mengatakan, sebagai sekjen, Hasto merupakan perpanjangan tangan Megawati.

“Saya percaya dengan sikap politik Megawati yang hitam putih, enggak pernah abu-abu, iya-iya, tidak-tidak.

Jadi selama Ibu Megawati sebagai ketua umum, saya kira akan mengambil jalan politik yang tegak,” katanya.

Sebagaimana diketahui, Pilpres 2024 dimenangkan oleh pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dengan perolehan 96.214.691 suara atau sekitar 58,58 persen dari seluruh suara sah nasional.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved