Berita Jakarta

Waspada Kasus DBD di Jakarta Meningkat, Sampai 15 April Sudah Ada 6 Orang Meninggal

Warga meninggal akibat DBD itu terungkap saat Dinkes mendapat laporan dan melakukan pendataan terhadap warga yang terkena DBD sampai Senin (15/4/2024)

|
HO/Wartakotalive
Meningkatnya kasus demam berdarah di Jakarta yang mengakibatkan pasien meninggal hingga Rabu (17/4/2024) 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mengonfirmasi adanya warga setempat yang meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Warga meninggal akibat DBD itu terungkap saat Dinkes mendapat laporan dan melakukan pendataan terhadap warga yang terkena DBD sampai Senin (15/4/2024) lalu.

“Sampai tanggal 15 April ada enam orang meninggal akibat DBD,” ujar Kepala Dinkes Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati pada Kamis (18/4/2024).

Ani mengungkap, hingga Selasa (16/4/2024) lalu, kasus DBD yang terjadi di Jakarta mencapai 3.875 kasus.

Penyakit itu tersebar di lima kota dan satu kabupaten di Provinsi Jakarta.

“Sampai dengan 16 April 2024, jumlah total kasus ada 3.875. Januari 310 kasus, Februari 767 kasus, Maret 2.163 kasus dan April (samlai tanggal 16) ada 635 kasus,” kata Ani.

Baca juga:  Enam Warga Jakarta Meninggal Dunia Akibat Penyakit DBD, Pj Gubernur DKI Minta Masyarakat Waspada

Baca juga: DPRD DKI Jakarta Dorong Pemda Vaksinasi Demam Berdarah untuk Pencegahan Kasus

Baca juga: April 2024 Jadi Puncak Kasus DBD, Total Ada 1.124 Penderita di Jakarta Barat yang Terjangkit

Berdasarkan data yang dia punya, warga yang meninggal dunia akibat DBD juga tersebar di beberapa kota.

Rinciannya di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur; Kecamatan Kebayoran Lama dan Kecamatan Tebet di Jakarta Selatan; Kecamatan Tanah Abang dan Kecamatan Johar Baru di Jakarta Pusat.

Sementara itu Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Tamansari, dr Ngabila Salama mengimbau warga DKI Jakarta untuk waspada terhadap DBD.

Ngabila mengakui DBD lebih banyak dan mudah menyerang anak-anak sampai usia 15 tahun.

Alasannya, anak-anak di pukul 08.00-10.00 WIB berada di rumah dan jam 15.00-17.00 WIB bermain di luar rumah.

Kemudian, kata Ngabila saat digigit nyamuk aedes aegepty tidak dirasakan hingga akhirnya terkena virus tersebut.

“Karena di kedua waktu tersebut nyamuk demam berdarah sangat aktif dan di tempat itu harus segera dilakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk secara dioptimalkan,” kata Ngabila dari keterangannya pada Selasa (9/4/2024).

Baca juga: 8 Makanan yang Bantu Pemulihan Lebih Cepat Setelah Terserang Demam Berdarah, Salah Satunya Brokoli

Menurut Ngabila, anak-anak yang terkena DBD akan menunjukan gejala seperti demam tinggi dan lain-lainnya.

Sedangkan, Ngabila menyatakan orang dewasa lebih banyak terkena DBD tanpa gejala karena sudah terkena beberapa kali.

“Kasus penularannya sedang tinggi dan banyak di masyarakat, mungkin lebih banyak yang tidak terdeteksi karena tidak bergejala,” tuturnya.

Ngabila mengatakan, kemungkinan lain adanya varian baru dari DBD yang belum dapat disingkirkan.

Dia menyarankan agar masyarakat untuk hindari gigitan nyamuk DBD dengan memakai lotion anti nyamuk beraroma sereh pukul 08.00-10.00 WIB dan 15.00-17.00 WIB.

“Semprot (obat) anti nyamuk di rumah saat jam di atas, memakai baju dan celana panjang, jika memungkinkan tidur dengan kelambu, hindari obat nyamuk bakar atau elektrik karena bisa terjadi korslet kebakaran dan bau yang cukup menyengat menganggu pernafasan,” pungkasnya. 

 

Baca Wartakotalive.com berita lainnya di Google News

 

Dapatkan informasi lain dari WartaKotaLive.Com di WhatsApp : di sini

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved