Mudik Lebaran

Endang Astuty Mualim 2 KM Kelud, Srikandi Pelni Asal Bekasi Jawa Barat Ahli Nautika

Cerita Endang Astuty (33) bertahun-tahun jadi wanita pelaut. Mualim 2 KM Kelud bercita-cita jadi Nakhoda. Ini kriteria suami ideal.

|
Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Suprapto
Wartakotalive.com/Rafzanjani Simanjorang
Endang Astuty (33), Mualim 2 di KM Kelud yang bertugas pada bagian navigasi, saat ditemui Sabtu (30/3/2024). 

Ia dipercaya bekerja di kapal tipe 500 dengan kapasitas 500 penumpang.

Kapal tipe 500 dikenal pula dengan sebutan kapal perintis, contohnya kapal Sabuk Nusantara yang melayani transportasi dari satu pulau ke pulau lain di Indonesia.

Saat itu, ia berlayar di rute Makassar-Bima-Labuan Bajo-Waingapu-Ende-Kupang di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Itu ombaknya luar biasa. Itu berkesan banget bagi saya karena itu pertama kali saya bekerja dan berlayar. Jadi di BMKG juga itu udah merah. Dan kapalnya tipe 500, tidak sebesar KM Kelud dengan tipe 2.000,” katanya sembari mengenang kengerian kala itu.

Tipe 2.000 merujuk pada kapal pengangkut penumpang yang bisa membawa 2.000'an penumpang sekali berlayar.

Bagi mualim 2 tersebut, cuaca buruk dalam pelayaran menjadi tantangan tersendiri.

Ia mengenang ombak setinggi tiga hingga empat meter yang mengejutkannya saat itu.

"Dengan ukuran kapal yang tidak sebesar kapal KM Kelud, tentu ombak segitu sudah membuat was-was saya. Apalagi itu pertama kali saya berlayar," katanya.

Seiring berjalannya waktu, peralatan navigasi pun semakin canggih seperti radar, GPS, ecdis kapal dan lainnya.

Sebelum berangkat, pihaknya pun selalu melakukan pengecekan cuaca, tinggi gelombang, dan kecepatan angin di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Mengecek prakiraan  tinggi ngelombang. Jadi kami cek per tujuh hari itu bagaimana kondisi lautnya, apakah berombak dan lainnya. Kalau pun berombak ya tetap berangkat. Sejauh saya berkerja di kapal belum pernah menunda keberangkatan,” katanya. 

Menjadi pelaut, Endang mengatakan pernah tak pulang selama delapan bulan di tahun 2020.

Kala itu pandemi Covid-19 tengah melanda, dan tidak ada cuti.

Ia pun hanya menikmati lautan saja.

Bagi Endang menjadi pelaut cukup menyenangkan karena bisa mengunjungi banyak wilayah.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved