Lagu 'Orang Penting' Dihujat Warganet di Medsos, Pongki Barata Terusik hingga Merasa Diremehkan

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Musisi Pongki Barata merilis lagu solo berjudul Orang Penting.

Di luar dari kebiasaannya, Pongki Barata memberanikan diri untuk menciptakan lagu dengan genre musik rock.

Pongki Barata mengajak kolaborasi sejumlah musisi, seperti Ronie Athana, Tony Soekamti hingga Eet Sjahranie.

Baca juga: Pongki Barata Rilis Single Baru Hati yang Terang, Diciptakan 11 Tahun Lalu dan Diaransemen Ulang

Namun, lagu Pongki tersebut menuai komentar negatif di media sosial.

Salah satu komentar menyebutkan bahwa musik rock sudah tidak laku lagi di industri musik Indonesia.

Pongki Barata mengaku sudah terbiasa dengan beragam komentar negatif ketika merilis karya.

Baca juga: Pongki Barata Siap Rilis Album Baru, Dibuka Lewat Single Aku Peluk Kamu dengan Genre Synth Pop

Namun, Pongki Barata terusik karena komentar yang bernada meremehkan tersebut seolah lazim dan normal di media sosial.

"Selama berkarya, hujatan datang dalam berbagai bentuk, jadi sudah terbiasa," kata Barata, Jumat (22/3/2024).

"Genre musik (rock) yang saya mainkan itu disebut nggak akan bisa laku, itu hal-hal yang mungkin dibilang meremehkan, cuma saya harus menanggapinya tetap dingin," lanjutnya.

Baca juga: Pongki Barata Kembali Hadir di Industri Musik Lewat Lagu Aku Peluk Kamu Jelang Rilis Album Baru

Pongki Barata menyadari komentar miring tersebut mungkin muncul karena dirinya lebih terkenal sebagai musisi pop.

"Saya aslinya bukan di genre itu (rock), saya mainnya pop, jadi genre yang saya mainkan di lagu Orang Penting itu rock, jadi mungkin ada keraguan juga dari mereka," kata Pongki Barata.

Pongki Barata tidak mungkin mengontrol atau bahkan melarang orang-orang untuk berkomentar soal apapun.

Baca juga: Rilis Album Seribu Bulan, QODIR Band Semakin Tunjukkan Taji Berkarya di Industri Musik Indonesia

Musisi yang namanya tenar bersama Jikustik dan The Dance Company ini hanya menyayangkan maraknya komentar perundungan yang kini seperti dinormalisasi sebagian pengguna media sosial.

"Komentar seperti itu boleh-boleh saja, cuma saya hanya menyayangkan, kenapa harus bully orang di media sosial, kalau nggak suka musik saya sih nggak ada masalah," ujar Pongki.