Berita Nasional
Kedutaan Rusia Sebut 10 TNI Jadi Tentara Bayaran 4 Tewas, Panglima dan KSAD Kompak Membantah
Sebanyak 10 anggota TNI dikabarkan menjadi tentara bayaran multi-nasional di Ukraina dan 4 tewas. Kabar itu dibantah KSAD dan Panglima TNI
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Konflik Rusia-Ukraina dikabarkan menyerat sejumlah anggota TNI menjadi tentara bayaran.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kedutaan Rusia di Indonesia.
Setidaknya ada 10 prajurit TNI yang ikut bergabung tentara bayaran multi-nasional di Ukraina dan empat tewas.
Namun kabar tersebut langsung dibantah petinggi TNI.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak menyatakan, mustahil anggota TNI menjadi tentara bayaran di luar negeri.
Maruli menyebutkan, pergerakan anggota TNI akan mudah terlacak, apalagi jika ia pergi ke luar negeri dan menjadi tentara bayaran.
"Kalau kita (TNI) enggak mungkin, pulang kampung saja pasti ketahuan apalagi ke Rusia," kata Maruli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (21/3/2024).
Baca juga: KBRI Moskow Buka Suara soal Informasi 10 WNI Jadi Tentara Bayaran di Ukraina
Menurutnya, apabila informasi tersebut benar, 10 WNI itu dipastikan bukanlah anggota TNI.
"Pasti bukan TNI, tidak mungkin kalau dari TNI sudah terorganisir pakai tiket kan pasti ketahuan," ujar Maruli.
Mantan panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat ini pun menegaskan bahwa akan ada hukuman bagi tentara yang ketahuan meninggalkan Indonesia tanpa pemberitahuan.
"Dia diesersi, melawan ini, enggak ada perintah. Berapa orang itu kemarin? 10 orang, cuma 10 orang pasti ketahuanlah kita kan apel tiap pagi," kata Maruli.
Bantahan Panglima TNI
Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto membantah kabar yang menyebut terdapat warga negara Indonesia (WNI) menjadi tentara bayaran di Ukraina.
"Saya sudah cek ke atase pertahanan di sana, tidak ada data tersebut," kata Agus seperti dilansir Kompas.com.
Lagipula, ujar Agus, Indonesia tidak mengenal konsep tentara bayaran.
Ia pun mengaku sudah mengecek kabar tersebut ke Kedutaan Besar Rusia di Indonesia dan memastikan tidak ada WNI uang menjadi tentara bayaran di Ukraina.
"Ya kita kan enggak menganut tentara bayaran, tidak ada. Kita sudah cek ke kedutaan Rusia, juga tidak ada. Jadi hoaks itu," ujar Agus.
Sebelumnya, 10 WNI disebut menjadi tentara bayaran Ukraina dalam perang melawan Rusia, berdasarkan data yang diungkap Kedutaan Rusia di Indonesia.
Baca juga: Vladimir Putin Murka, Warga Sipil Kena Target Serangan Ukraina, 24 Orang Tewas Termasuk Anak-anak
Sebagai informasi, data tersebut bersumber dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia yang menyebutkan 13.387 tentara asing sudah memasuki Ukraina sejak 24 Februari 2022.
Selain itu, Rusia juga mengeklaim bahwa 5.962 tentara asing yang direkrut sudah tewas di medan perang, dikutip dari Antara, Jumat (15/3/2024).
Dari belasan ribu tentara asing, Rusia menyebutkan 10 di antaranya merupakan WNI dan 4 orang diklaim tewas dalam medan pertempuran.
Tanggapan KBRI
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kyiv dan KBRI Moskow turut menanggapi beredarnya informasi soal adanya Warga Negara Indonesia (WNI) yang dilibatkan sebagai tentara bayaran di Ukraina.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Judha Nugraha menerangkan, sejauh ini pihaknya tidak pernah menerima informasi mengenai aktivitas warga negara Indonesia (WNI) sebagai tentara bayaran.
Ia mengatakan, pihak Kemenlu menerima telah laporan terkait klaim adanya WNI menjadi tentara bayaran tersebut.
Kemenlu RI bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kyiv, Ukraina dan KBRI Moskowa, Rusia juga sudah memeriksa rilis Kemenhan Rusia tersebut.
Menurut Judha, saat ini perwakilan RI sedang melakukan penelusuran dan meminta informasi resmi mengenai hal tersebut.
“Hingga saat ini KBRI Kyiv dan KBRI Moskow tidak pernah menerima informasi mengenai aktivitas WNI sebagai tentara bayaran,” ungkap Judha, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (16/3/2024).
Ia menambahkan, jumlah WNI yang berada di Ukraina sebanyak 55 orang, termasuk keluarga besar KBRI Kyiv.
Sementara, Duta Besar Ukraina di Jakarta, Vasyl Hamianin menuding Rusia sering mengatakan kebohongan selama perang dengan Ukraina.
Menurut Vasyl, selama ini justru Rusia yang terbukti menggunakan warga negara asing dan tentara bayaran untuk menyerbu Ukraina.
Meskipun demikian, baik pihak Rusia maupun Ukraina, keduanya sama-sama memperbolehkan warga negara asing untuk berperang membantu masing-masing pihak.
"Ini merupakan informasi dari Kementerian Rusia mengenai warga Indonesia. Bagaimana saya bisa berkomentar? Mungkin lebih baik jika tanyakan pada orang lain?" Kata Vasyl.
Vasyl mengatakan bahwa setiap pernyataan yang dikeluarkan oleh pihak Rusia sangat tidak layak untuk dipertimbangkan.
"Rusia hanya menyebar kebohongan, silakan tanya mereka di mana fakta dan buktinya. Pembohong," tegas Vasyl.
Kim Jong Un Berencana Bantu Rusia
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un disebut akan turun gunung bantu Rusia hadapi Ukraina.
Rencananya, Kim Jong Un akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada September ini untuk membahas pengiriman senjata melawan Ukraina.
Dikutip dari Tribunnews.com, Korea Utara telah berjanji akan memasok Rusia dengan peluru artileri dan rudal antitank.
Hal itu sebagai bentuk imbalan atas teknologi canggih Moskow untuk satelit dan kapal selam bertenaga nuklir.
Selain membahas pengiriman senjata, Korea Utara dan Rusia diyakini akan mengadakan latihan gabungan Angkatan Laut yang telah direncanakan sejak dulu.
Latihan gabungan itu juga sebagai bentuk kecaman setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan mengadakan latihan militer secara rutin, yang diklaim Korea Utara sebagai persiapan perang melawannya.
Sebelumnya Amerika Serikat juga sudah meminta Korea Utara agar tidak menjual senjata apapun ke Rusia.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pihaknya merasa prihatin dengan potensi kesepakatan senjata antara Rusia dan Korea Utara.
“Kami mendesak Korea Utara untuk menghentikan perundingan senjata dengan Rusia dan mematuhi komitmen publik yang telah dibuat Pyongyang untuk tidak menyediakan atau menjual senjata ke Moskow,” kata Kirby.
Kirby yakin bahwa Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah mencoba melobi Pyongyang untuk menjual amunisi artileri ke Moskow ketika ia mengunjungi Korea Utara dan bertemu dengan Kim Jong Un pada Juli lalu.
Prabowo Subianto Didesak Copot Kapolri Usai Kematian Affan Kurniawan |
![]() |
---|
Diorkestrasi Mahasiswa Indonesia, Restoran 'Kelapa Gading' Hadir di London |
![]() |
---|
Ahok Tunjuk DPR RI Sebagai Biang Keladi Kematian Affan Kurniawan |
![]() |
---|
Gelar Program Perempuan Berdaya di Lapas, Sandiaga Uno: Ciptakan Lapangan Kerja Pascabebas |
![]() |
---|
Garuda Indonesia Umrah Festival Proyeksikan Penjualan 49 Ribu Kursi Penerbangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.