Berita Nasional

Raih Laba dan Deviden Tahun 2023, Komisi VI DPR RI Apresiasi Kinerja BUMN

Raih Laba Sebesar Rp 309 Triliun dan Deviden Sebesar Rp 81,2 Triliun pada Tahun 2023, Komisi VI DPR RI Apresiasi Kinerja BUMN

Editor: Dwi Rizki
Antara
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir dalam Rapat dengar pendapat antara Komisi VI DPR RI di Gedung DPR RI, Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Selasa (19/3/2024).  

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR dari PDIP Deddy Sitorus memuji kinerja Menteri BUMN Erick Thohir yang dinilai berhasil mencapai target.

Deddy menilai Erick sukses membawa perusahaan plat merah meraih target dividen meski sempat dihantam pandemi Covid-19.

"Kita harus apresiasi setelah melalui pandemi ternyata bisa dicapai, dividen tahun lalu," ujar Deddy Sitorus dalam rapat dengar pendapat Komisi VI DPR dengan Menteri BUMN di Gedung DPR, Selasa (19/3/2024).

Meski BUMN masih mengejar angka yang ditargetkan lima tahun lalu, namun Deddy menilai hal itu wajar.

Sebab mayoritas dari lima tahun masa kerja Kementerian BUMN mesti dilalui di era krisis akibat pandemi

"Kita tahu dan paham bahwa situasi global tidak mudah," ujar Deddy.

Deddy pun berharap struktur yang baik di BUMN tetap dipertahankan.

Jangan justru, kata Deddy, BUMN yang sudah semakin baik kembali ke titik nol.

Senada dengan Deddy, anggota PDIP yang lain Darmadi Durianto juga memberi apresiasi atas pencapaian laba dan dividen BUMN.

"Saya apresiasi atas pencapaian laba dan dividen," ujar Darmadi.

Tak lupa Darmadi ingin BUMN yang profesional dipertahankan.

"Selama ini ada kekhawatiran BUMN jadi bancakan, tapi di zaman pak Erick ini bagus. Tapi kekhawatiran itu bisa muncul lagi karena itu butuh SOP dan mekanisme agar BUMN yang sekarang sudah bagus bisa tetap dijaga," kata Darmadi.

Kemenkeu Terima Deviden BUMN hingga Rp 81,2 Triliun

Rapat dengar pendapat antara Komisi VI DPR RI dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir digelar di Gedung DPR RI, Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Selasa (19/3/2024). 

Dalam kesempatan tersebut, Erick Thohir mengatakan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menerima dividen BUMN 2023 senilai Rp 81,2 triliun.

Adapun Erick menargetkan jumlah dividen BUMN terus meningkat pada 2024 dan 2025.

"Kemarin coba cek-cek lagi untuk 2024 ini yang di mana dividennya akan terjadi di 2025, kurang lebih proyeksi ini masih di Rp 85,5 triliun, jadi ada peningkatan sejalan dengan kenaikan atau keuntungan secara cash," ungkapnya dikutip dari Kontan.

Erick bilang, BUMN memiliki peran signifikan bagi negara. Hal ini terlihat dari besaran kontribusi BUMN terhadap total penerimaan negara. 

"Kurang lebih dari dividen, pajak, PNBP, ini kurang lebih sudah mencapai 20 persen. Jadi dari total pendapatan negara 100 persen, kontribusi kita itu kurang lebih 20 persen," sambungnya.

Untuk itu, ia bakal terus melakukan penyehatan dan menjalankan penugasan bagi BUMN dengan mendorong peningkatan cadangan pembiayaan investasi hingga Rp 13,6 triliun.

"Saya kira mohon atas PMN yang diusulkan ini dapat dilakukan pendalaman oleh Komisi VI dan kami juga memberanikan diri mengusulkan untuk PMN 2025 supaya keberlanjutan program yang sedang kita dorong sudah bisa didata sejak tahun ini untuk tahun depannya," jelasnya.

Terkait hal tersebut Anggota Komisi VI dari PDIP, Mufti Aimah Nurul Anam angkat bicara.

Dirinya secara terbuka mengakui kemenangan Prabowo dalam Pilpres 2024.

Sehingga diharapkan kontestasi politik tidak berpengaruh negatif terhadap perekonomian bangsa.

"Ini kan sudah keliatan di quick count capres yang Pak menteri dukung (menang). Artinya pemilu aman-aman saja," ujar Anam kepada Erick Thohir.

Dividen BUMN lebih besar dari PMN

Dikutip dari Antaranews.com, Erick Thohir mengatakan, proporsi dividen BUMN lebih besar dari penyertaan modal negara (PMN), yakni 55 persen dan 45 persen.

Erick menyebut, proporsi tersebut mengalami perubahan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, yang selaras dengan target Kementerian BUMN yaitu jumlah dividen lebih besar dari PMN.

"Seperti sebelumnya, kumulatif antara dividen dan PMN itu masih lebih besar dividennya, kurang lebih proporsinya 55 persen dibandingkan 45 persen," ujar Erick saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa.

Dalam paparannya, Erick menyampaikan sebaran realisasi dan usulan PMN tunai 2020-2024 sebesar Rp 226,1 triliun.

Rinciannya, Rp27 triliun pada 2020, Rp68,9 triliun pada 2021, Rp53,1 triliun pada 2022, Rp35,3 triliun pada 2023, dan Rp41,8 triliun pada 2024.

Sementara itu, realisasi dan usulan dividen 2020-2024 sebesar Rp279,7 triliun atau lebih besar dari PMN. Rincian dividen pada 2020 sebesar Rp43,9 triliun, Rp29,5 triliun pada 2021, Rp39,7 triliun pada 2022, Rp81,2 triliun pada 2023, Rp85,5 triliun pada 2024.

"Total kontribusi kita kepada pendapatan negara dari dari dividen, pajak, PNBP, ini kurang lebih sudah mencapai 20 persen. Jadi dari total pendapatan negara 100 persen, kontribusi kita itu kurang lebih 20 persen," katanya.

Selain dividen, Erick menyebut laba konsolidasi BUMN pada 2023 juga akan mencapai Rp292 triliun atau lebih tinggi dari 2021 yang sebesar Rp125 triliun dan 2022 sebesar Rp254 triliun.

Erick mengatakan, total laba konsolidasi BUMN pada 2022 yang mencapai Rp309 triliun disebabkan ada non-cash senilai Rp 55,7 triliun dari hasil restrukturisasi Garuda Indonesia.

"Kalau kita lihat untuk 2023 nanti hasil audit, kita secara cash-nya ini Rp292 triliun, artinya ada kenaikan cukup signifikan hampir Rp38 triliun lebih kalau kita apple to apple to secara cash-nya," ucap Erick.

Baca Berita WARTAKOTALIVE.COM lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved