Pilkada DKI Jakarta

Heru Budi Hartono tak Mau Gegabah Soal Pilkada DKI Jakarta, Ini Katanya saat Didesak KAHMI Jaya

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono merespons santai terkait wacana ikut Pilkada DKI Jakarta. Apa katanya?

Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Rendy Rutama Putra
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono tak mau terburu-buru ikut Pilkada DKI Jakarta. Saat ini katanya, mau fokus dulu menuntaskan kerja. 

"Masih banyak lagi pembangunan yang terus dilakukan sebagai solusi untuk Jakarta. Revitalisasi pasar, pengendalian inflasi, normalisasi sungai, optimalisasi transportasi publik hingga penuntasan sodetan Ciliwung," ujarnya.

"Bahkan, program penertiban data penduduk pun dilakukan, meskipun tidak populer, tapi penting sebagai validasi mewujudkan kesejahteraan warga," imbuhnya.

Boim pun berpesan agar Heru terus meningkatkan interaksi yang sudah terjalin dengan masyarakat, seperti dengan stakeholder pendidikan dan kebudayaan.

Ia berharap, kepemimpinan Heru bisa melahirkan sebuah legacy atau warisan, khususnya terkait dengan dunia pendidikan dan ke-Betawi-an.

"Memang selama bertahun-tahun Betawi itu nyaris belum mendapat tempat yang baik," ujarnya.

"Yang ada periode kemarin hanya sebatas mengganti nama jalan saja, tidak lebih," imbuhnya.

"Dengan corak baru Jakarta ini, kami yang ibaratnya tali ari-ari nya di tanam di sini sangat ingin warisan nenek moyang kami dilestarikan dengan baik," ungkapnya.

Menurut dia, Jakarta yang saat ini sedang menuju kota Global, sehingga memiliki pengaruh besar untuk mengenalkan budaya lokal ke kancah internasional.

Dengan begitu, budaya lokal dalam hal ini Betawi harus dijadikan magnet untuk menarik perhatian wisatawan dari setiap negara di dunia.

"Jadi bagaimana harusnya ketika turis datang ke Jakarta, mereka penasaran ingin menyaksikan budaya Betawi itu apa dan bagaimana," katanya.

"Karena kalau yang disuguhkan itu budaya milik orang lain, ya tentu turis akan memilih datang ke daerah atau negara asal budaya tersebut," lanjutnya.

"Tidak perlu jauh-jauh, misalnya bagaimana ornamen Betawi ada di setiap hotel, MICE, pusat perbelanjaan, sekolah-sekolah, tempat wisata dan lain-lain," imbuh Boim.

"Atau, ada satu hari yang diwajibkan bagi anak sekolah untuk memakai seragam bernuansa Betawi. Nah ini butuh political will dari seorang Gubenur, saya melihat ini bisa dilakukan Pj Heru," sambungnya.

Meski demikian, kata Boim, pihaknya juga meyakini bahwa Jakarta merupakan pusat akulturasi budaya.

Ia tidak menampik bahwa Jakarta mewadahi setiap orang dari berbagai suku, ras dan agama.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved