Pilpres 2024

Fahri Hamzah Sesumbar Pilpres Satu Putaran: Saya sudah Mutar-mutar Rakyat Ingin Prabowo-Gibran

Politisi Partai Gelora Fahri Hamzah sangat percaya diri, jagoannya Prabowo-Gibran menang satu putaran.

Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Valentino Verry
WartaKota/Alfian Firmansyah
Politisi Partai Gelora Fahri Hamzah meyakini rakyat Indonesia menginginkan Prabowo-Gibran memimpin negeri ini. 

Dalam situasi sekarang, kata Fahri, menggabung elite nasional memang ada keperluan yang mendesak, agar bangsa Indonesia tidak terpecah belah dalam lingkaran konflik dan menjadi negara gagal.

"Saya menyakini ini adalah jalan yang benar tapi untuk memanggil kembali semua yang lari ke kanan dan kiri itu untuk kembali ke tengah dengan mendukung pasangan Prabowo-Gibran," katanya.

Fahri mengungkapkan, dukungan dari basis-basis Jokowi dan Prabowo dalam dua Pilpres lalu ke pasangan Prabowo-Gibran, jelang hari pencoblosan pada 14 Pebuari 2024 semakin deras.

"Kenapa survei Prabowo-Gibran sudah 50,7 persen seperti disampaikan LSI, karena adanya perpindahan dukungan Pak Jokowi yang ada di Ganjar," ucapnya.

Prabowo-Gibran diprediksi bakal memenangi Pilpres 2024.
Prabowo-Gibran diprediksi bakal memenangi Pilpres 2024. (Istimewa)

"Sementara basis-basis Pak Prabowo juga mulai kembali, setelah kita ajak diskusi dan beri penjelasan, dan mereka kembali," imbuhnya.

Saat ini, lanjut Fahri, masih ada basis pendukung Prabowo yang belum kembali adalah mereka yang militan, karena mereka menutup diri untuk berdiskusi dan berdebat mengenai rekonsiliasi.

"Mereka menolak secara militan, mereka marah sama Pak Prabowo, karena gabung sama Jokowi," katanya.

"Mereka merasa umat dihina, jadi menurut Anda pemimpin itu tidak boleh bersatu. Dia harus terus berperang, tidak ada lagi jalan damai," ucapnya.

"Tidak ada lagi namanya perdamaian, rekonsiliasi dan sebagainya. Jadi menurut Anda pemimpin itu lebih baik bersengketa daripada gotong royong? Mereka tidak bisa menjawab" jelasnya.

Intinya pada basis militan pendukung Prabowo yang ada di 01 itu, menurut Fahri, di dalam dirinya telah ditanamkan bibit-bibit kebencian, sehingga tidak menerima apabila ada perdamaian.

"Umat ini menurut mereka, kalau bisa ada dalam tekanan terus menerus, ada dalam ancaman dan tuduhan-tuduhan macam-macam," ucapnya.

"Tidak mau menerima kalau umat pada akhirnya seperti dalam perjanjian Hudaibiyah di zaman Rasulullah SAW. Jadi memang di kanan ini ada yang parah," katanya lagi.

Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini terus berusaha mengajak pemilih militan Prabowo pada dua Pilpres lalu ini untuk berdialog, namun apabila masih bersikukuh dengan sikapnya, apa boleh buat.

"Kita lebih baik fokus menyusun agenda ke depan, karena krisis ada di depan mata kita," katanya.

"Kita harus berpikir kepentingan nasional, tanggal 14 Februari adalah hal yang strategis buat kita, sehingga kita berharap tidak ada gangguan," lanjutnya.

"Itulah kenapa Partai Gelora mengkampanyekan satu putaran dan aklamasi karena dunia tidak sedang baik-baik saja," pungkasnya.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved