Pilpres 2024

Jelang Debat Capres Kelima, TKN Fanta Prabowo-Gibran Dalami Gagasan Terkait Makan dan Susu Gratis

Tim Kampanye Nasional (TKN) Fanta Prabowo-Gibran memprediksi, rival politiknya bakal menguliti program makan siang dan susu gratis.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Sigit Nugroho
WartaKota/Fitriyandi Al Fajri
Komandan TKN Fanta Arief Rosyid Hasan (tengah) di Kantor Sekretariat Fanta HQ, Jalan Surabaya Nomor 45, Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (31/1/2024) petang. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI akan menggelar debat kelima capres-cawapres pada Minggu (4/2/2024).

Jelang debat terakhir capres-cawapres di Pilpres 2024 itu, Tim Kampanye Nasional (TKN) Fanta Prabowo-Gibran memprediksi, rival politiknya bakal menguliti program makan siang dan susu gratis.

Oleh karena itu, TKN Fanta Prabowo-Gibran lewat Fanta Health menggelar diskusi kesehatan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya asupan gizi dan nutrisi dalam menghadapi Indonesia Emas 2045 mendatang.

Komandan TKN Fanta Prabowo-Gibran, Arief Rosyid Hasan mengatakan, tema debat Capres 2024 nanti sangat erat kaitannya dengan progam makan siang dan susu gratis Prabowo-Gibran.

Adapun tema debat terakhir capres-cawapres nanti adalah Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia (SDM) dan Inklusi.

“Feeling (dugaan) saya, program makan siang dan susu gratis ini akan banyak diperbincangkan dalam debat terakhir. Sehingga sebelum menyeruak ke publik dan seterusnya, tentu kami ingin memperdalam secara substansi gagasan-gagasannya para pakar,” kata Arief di Kantor Sekretariat Fanta HQ, Jalan Surabaya Nomor 45, Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (31/1/2024) petang.

Baca juga: Terkait Mundurnya Mahfud MD Sebagai Menko Polhukam, Prabowo Subianto: Itu Hak Politik

Arief berujar bahwa TKN Fanta turut mengundang beberapa pakar di bidangnya, yakni Koordinator Fanta Health dr. Ardiansyah Bahar, dokter spesialis gizi klinik, Arti Indira dan penggiat gizi masyarakat A. Mukramin Yusuf.

Para narsumber, lanjut Arief, menilai bahwa tema debat tersebut sangat berkaitan sehingga menjadi salah satu fokus bagi pasangan Prabowo-Gibran.

“Kita tahu bahwa isu debat terakhir ini satu sama lain saling terkait, misalnya soal isu SDM bahwa untuk kita dapat maju itu kan diperlukan SDM yang kuat. Dan itu nggak akan terwujud kalau semua aspek kesehatannya nggak terpenuhi,” jelas Arief usai diskusi.

Arief meyakini, program besutan Prabowo ini akan diterima masyarakat, meski ada beberapa pihak yang mengkritisi karena anggaran yang dibutuhkan cukup besar sekitar Rp 450 triliun.

Baca juga: Jelang Debat Capres ke-5, Pengamat Harap Para Kandidat Tampil Elegan dan Makin Agresif

Selain sudah diterapkan di berbagai negara di dunia, program ini juga langsung dirasakan oleh masyarakat.

“Setahu saya sudah ada 76 negara yang mengimplementasikan program makan siang gratis, dan itu negara-negara maju. Jadi based practice dari negara-negara inilah menurut Pak Prabowo dan Mas Gibran, perlu kita ikuti,” tutur Arief.

Selain itu, TKN Fanta juga rutin terjun langsung ke masyarakat untuk mengedukasi program Prabowo-Gibran.

Sebanyak 20 provinsi yang terdiri dari ratusan kota/kabupaten telah didatangi TKN Fanta dalam kurun waktu dua bulan.

“Antusiasme masyarakat terhadap program makan siang dan susu gratis ini sangat tinggi. Soal jumlah (anggaran) yang harus dikeluarkan, saya kira semua apapun harus kita lakukan buat memenuhi hak-hak hidup masyarakat,” ucapnya.

BERITA VIDEO: Anies Tanggapi Mahfud MD Mundur dari Kabinet Jelang Pilpres 2024

“Sebenarnya setiap uang yang dikeluarkan, akan dikembalikan kepada masyarakat dan menimbulkan multiplier effect (efek berganda) untuk UMKM, daya beli masyarakat dna kesehatan. Jadi itu nggak ada artinya lah untuk masyarakat,” sambungnya.

Sementara itu dokter spesialis gizi klinik, Arti Indira mengatakan, program ini memang memerlukan waktu yang cukup panjang guna dirasakan manfaatnya.

Meski demikian, efek positif yang diterima dalam program makan siang dan susu gratis ini cukup besar.

“Ini tuh bukan instan dan yang penting niatnya atau keinginannya. Kita (Indonesia) ini sudah mengalami stunting sudah cukup lama, jadi kita harus melakukan percepatan dengan pemberian makan siang dan susu gratis,” kata Arti.

Menurut dia, pemberian menu makanan di tiap daerah bisa berbeda karena berkaitan dengan pangan lokal wilayah tersebut.

Meski demikian, kata dia, kadar gizi yang terkandung di dalamnya harus tetap sama.

“Jadi nilai gizinya harus sama atau minimal mirip-mirip dan range nya itu sesuai dengan kebutuhan anak,” tuturnya.

Sedangkan penggiat gizi masyarakat A. Mukramin Yusuf menilai, program ini bisa semakin efektif jika melibatkan kader-kader Posyandu sebagai pendamping nutrisi dan gizi anak.

Mereka harus memantau tumbuh kembang anak, dan memberikan asupan gizi sesuai kebutuhannya masing-masing.

“Siapa yang mengawal nantinya? Ada kader Posyandu di bawah, kader kesehatan yang dibentuk oleh kolaborasi lintas sektora,” ujar Mukramin. (*)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved