Pilpres 2024
Lokasi Desak Anies di Jogja Dipindah Mendadak, Sudirman Said: Karena Kepala Negara Berpihak
Sudirman Said juga mempunyai prasangka baik bahwa seluruhnya akan kembali kepada jalur untuk membuat pemilu ini baik.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Feryanto Hadi
Calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan mengatakan dicabutnya izin acara Desak Anies secara mendadak merupakan bentuk kemunduran demokrasi di Indonesia.
"Menurut saya ini kemunduran demokrasi kita. Ini set back kemajuan kampanye kita dan ini bisa membuktikan apa yang dicurigai beberapa waktu ini," kata Anies pada wartawan di Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta, Selasa (23/1).
Kata Anies, gelaran Pemilu yang sudah berjalan selama 5 kali yakni pada tahun 1999, 2004, 2009, 2014 hingga 2019 tak pernah ada pembicaraan dominan terkait netralitas.
"Baru di 2024 muncul lagi pertanyaan soal netralitas, yang netralitas itu dulu adanya pra reformasi sekarang muncul lagi inilah yang saya sebut set back," tukasnya.
"Karena itu perubahan yang kami gagas ini adalah untuk menyelamatkan agar Indonesia tetap menjadi negara hukum, bukan negara kekuasaan," tandas Anies.
Baca juga: Relawan Emak-emak Anies Siap Buka Dapur Umum 7 Hari untuk Konsumsi Para Saksi di TPS
Sejarah Lahirnya Program ‘Desak Anies’
Program yang diprakarsai komunitas Ubah Barenf yakni ‘Desak Anies’ yang memuat tanya-jawab dengan capres 01 Anies Baswedan tak henti-hentinya membuat takjub bukan hanya kaum Millenials dan Gen Z namun juga seluruh masyarakat Indonesia.
Lantas bagaimanakah sejarah dibalik acara yang sangat viral tersebut? Yuk kita kulik bersama.
"Acara Desak Anies ini mulanya terinspirasi dari tahun 2013, pada saat itu namanya masih Mengadili Anies. Saat itu ada momen besar di mana Mas Anies menjadi akademisi, masuk politik, ikut konvensi salah satu partai untuk mengikuti Pilpres 2014," ungkap Juru Bicara (Jubir) Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Usamah Abdul Aziz, Jumat (19/1).
Setelah dikaji kembali dari program yang terinspirasi dari Mengadili Anies tersebut, tim Ubah Bareng merintis acara Desak Anies yang dinilai sebagai salah satu cara diskusi paling cocok untuk tokoh seperti Anies Baswedan.
"Kita (Tim Ubah Bareng) bikin analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats) akhirnya kami berkesimpulan ini perlu ada forum diskusi," katanya.
"Apalagi sesuai dengan prinsip kami yang ingin mencerdaskan anak muda ini dalam demokrasi kali ini. Jadi pesta demokrasi ini kita tidak ingin melihat fenomena Pilpres yang hanya dangdutan, nyanyi mengumpulkan massa dan bersifat satu arah, tidak. Kami ingin mengedukasi juga anak-anak muda tentang politik. Bahwa politik, tidak hanya sekedar senang-senang, tapi juga bisa mencerdaskan mereka," lanjutnya.
Menurutnya, pesta demokrasi yang terjadi pada tiap 5 tahun sekali ini harus bisa dimanfaatkan untuk anak-anak muda menjadi lebih cerdas dan tentunya lebih peduli untuk negara tercinta ini
Tim Sinkronisasi Prabowo-Gibran Tegaskan Pemangkasan Makan Bergizi Rp 7.500 Cuma Isu |
![]() |
---|
Gibran Mundur dari Wali Kota Solo, Mardani Ali Sera Sebut Perlu Banyak Menyerap dan Siapkan Diri |
![]() |
---|
Menko PMK Muhadjir Sebut Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Sudah Dibahas Dalam Rapat Kabinet |
![]() |
---|
AHY Dukung Prabowo Tambah Pos Kementerian dan Tak Persoalkan Berapa Jatah Menteri untuk Demokrat |
![]() |
---|
Prabowo-Gibran Ngopi Santai di Hambalang, Gerindra: Sangat Mungkin Bahas Format dan Formasi Kabinet |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.