Pilpres 2024

Maruarar Sirait Hengkang dari PDIP, Ganjar Pranowo Menduga Akan Bergabung ke Kubu Prabowo

Ganjar Pranowo menegaskan keluarnya Ara dari partai berlogo moncong putih tersebut merupakan hak dari setiap individu.

Editor: Feryanto Hadi
Tribun
Maruarar Sirait hengkang dari PDI Perjuangan 

Hanya saja, Ara tak memberikan jawaban mengenai langkah politik selanjutnya bergabung dengan partai apa.

Sebagai informasi, Ara bergabung dengan PDIP sejak tahun 1999.

Selama berkarir di PDIP, Ara pernah menjadi anggota DPR RI periode 2004-2009, kemudian periode 2009-2014, dan 2014-2019.

Dia juga pernah menjadi Bendahara DPD PDIP Jawa Barat dan Ketua DPP PDIP periode 2005-2010 dan 2010-2015.Terkahir, Ara menjabat sebagai Ketua Taruna Merah Putih (TMP), organisasi sayap partai berlambang banteng moncong putih itu.

Bikin PDIP Lebih Solid

etua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat menegaskan hengkangnya Maruarar Sirait dari partai Moncong Putih tidak akan memberi dampak kerusakan apapun di partainya.

Sebaliknya, PDIP justru akan semakin solid untuk merespons hal tersebut. Perbendaan pandangan dalam pilpres 2024 diduga membuat putera pendiri PDI tersebut keluar dari partai yang telah membesarkan namanya tersebut.

"Kalau berbeda pilihan politik dengan kita silakan (keluar). Karena ini sukarela. Justru ini bikin kita solid kompak, semangat," kata Djarot ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (16/1/2024).

Djarot menegaskan, saat ini seluruh kader PDI-P solid mendukung pasangan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Oleh karena itu, jika ada kader yang mendukung calon lain, maka memang lebih baik mengundurkan diri dari partai.

Baca juga: Pengamat Politik: Hengkangnya Maruarar Sirait Bisa Jadi Pemantik Perang Bubat PDIP vs Jokowi

Djarot menambahkan, mundurnya Maruarar juga tidak perlu dipersoalkan PDIP karena dilakukan secara baik-baik.

"Kita menghormati pilihan yang ditempuh oleh Bang Ara ya. Dan itu bagus karena apa, karena datang tampak muka, pergi tampak belakang," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Lebih jauh, Djarot juga menyebut mundurnya Maruarar sebagai bagian mempererat konsolidasi PDIP.

Menurut dia, mundurnya kader ketika menjelang kontestasi politik adalah hal biasa dan merupakan bagian dari dinamika partai.

"Menjelang pemilu itu terjadi kristalisasi. Inilah bagian dari kristalisasi kader. Ada kader yang tetap setia dan royal, dalam menghadapi pertarungan-pertarungan politik dengan prinsip dengan nilai bahwa kebenaran pasti akan menang," ujar dia.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved