Pilpres 2024

Budiman Sudjatmiko Soal Wacana Duet Koalisi Anies-Ganjar: Jika Dipaksakan bisa Ditinggalkan Rakyat

Soal wacana koalisi Anies dan Ganjar, Wakil Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran mengatakan jangan sampai dipaksakan.

KOMPAS.com/Rahel
Ketua Dewan Pembina Relawan Prabowo Budiman Bersatu (Prabu) sekaligus Aktivis 1998 Budiman Sudjatmiko di kantor Relawan Prabu soal wacana duet koalisi Anies dan Ganjar 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Budiman Sudjatmiko, Wakil Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran menanggapi wacana koalisi Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Budiman menuturkan, wacana koalisi antara kubu pasangan nomor urut 1 Anies-Cak Imin dan pasangan nomor urut 3 Ganjar-Mahfud bisa saja terjadi di kalangan para elite.

Namun, dia ragu peleburan itu bisa terjadi di akar rumput masing-masing pasangan calon (paslon).

Alasannya, sambung Budiman, karena masyarakat pendukung masing-masing kubu memiliki asa, rasa, dan karsa yang berbeda.

"Masyarakat itu selalu punya rasa, karsa, dan asa sendiri."

"Masalahnya, jenis asa rakyat dari dua kelompok itu, (kelompok) satu dan tiga itu punya asa, rasa, dan karsa yang secara historis seperti minyak dan air."

Baca juga: Maruarar Sirait Mundur dari PDIP, Ini Kata Hasto dan Fakta Menarik di Belakangnya

"Saya ragu. Mungkin elitenya, iya (berkoalisi). Tapi masyarakatnya tertempa oleh nilai-nilai berbeda," ujar Budiman di lapangan parkir Artos Mall Magelang, Senin (15/1/2024), dikutip dari TribunJogja.com.

Pria berusia 53 tahun itu lantas berpendapat bahwa massa pendukung kubu Ganjar lebih memiliki kedekatan dengan massa pendukung pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Oleh sebab itu, menurut Budiman, apabila elite politik memaksakan koalisi Anies-Ganjar, rakyat justru akan meninggalkan mereka.

"Karena kita akui, massa 03 lebih dekat dengan massa 02. Jadi, kalau elitenya memaksakan 03 dengan 01 hanya untuk mengorek 02, saya yakin justru rakyat yang akan meninggalkan," jelasnya.

Lebih lanjut, Budiman menjelaskan bahwa skenario semacam itu biasanya terjadi kepada bangsa yang mengkhianati rasa, karsa, dan asa rakyatnya sendiri.

"Saya aktivis bukan cuma tukang demo tapi juga tukang baca, tukang diskusi, tukang mikir juga. Baca sejarah juga."

"Kapan saatnya elite mengkhianati asa, rasa, dan karsa pendukungnya maka dia akan mengalami kebangkrutan politik," ujar Budiman.

Sementara itu, mantan Wakil Presiden Indonesia, yaitu Jusuf Kalla (JK) mengatakan bahwa dalam politik itu tak ada lawan dan kawan yang abadi.

Baca juga: Ada Isu Ganjar dan Anies Koalisi, TKN Prabowo-Gibran Siap Tikung Pihak yang Kalah di Putaran 1

"Yang ada kepentingan untuk memajukan bangsa ini. Memenangkan pemilu dan sebagainya."

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved