Gaya Hidup

7 Cara Tubuh Detoks Alami Singkirkan Racun tanpa Makanan atau Minuman Suplemen

Sebenarnya, Anda tidak perlu mengambil tindakan atau membeli sesuatu yang spesifik untuk membuang racun dari tubuh atau detoks.

Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
Pixabay
Organ dan sistem dalam tubuh cukup menetralkan dan menghilangkan zat berbahaya, sehingga diet detoks atau suplemen tidak diperlukan. Ilustrasi minum air mineral untuk kesehatan tubuh. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Selama libur panjang Tahun Baru 2024, tubuh dimanjakan dengan makanan-makanan 'berat'.

Lalu, Anda membuat resolusi untuk detoksifikasi atau detoks pembersihan diri selama 30 hari.

Anda pun ingin melakukan diet atau membatasi makanan yang dikonsumsi.

Baca juga: Tak Hanya Kekurangan Nutrisi, Tumbuh Kembang Bayi Tak Optimal Bila Kesehatan Kulitnya Terganggu

Selain itu, Anda membeli produk 'detoks', seperti teh, jus, suplemen, dan makanan lainnya.

Sebenarnya, Anda tidak perlu mengambil tindakan atau membeli sesuatu yang spesifik untuk membuang racun dari tubuh atau detoks.

Anda tidak perlu mengikuti tren detoks atau diet untuk menjadi diri Anda paling sehat.

Baca juga: 5 Alasan Mengapa Harus Menambahkan Minyak Kacang Tanah dalam Diet Harian Anda

Tubuh Anda dirancang untuk mendetoksifikasi dirinya sendiri.

"Kebanyakan tubuh yang sehat tidak memerlukan bantuan untuk menghilangkan racun dan zat berbahaya," kata Bianca Tamburello RDN, ahli diet terdaftar di FRESH Communications.

Faktanya, peran utama beberapa sistem organ dalam tubuh adalah memetabolisme dan menghilangkan racun.

Baca juga: Sarah Azhari Jaga Tubuh Tetap Ramping Tanpa Diet dengan Rutin Workout dan Jalan Cepat Minimal 3 KM

Selama sistem itu sehat, mereka akan melakukan tugasnya secara otomatis tanpa hari libur.

"Hati, ginjal, paru-paru, sistem limfatik, usus besar, dan bahkan kulit berperan dalam detoksifikasi tubuh secara teratur," kata Tamburello.

Organ dan sistem ini cukup menetralkan dan menghilangkan zat berbahaya, sehingga diet detoks atau suplemen tidak diperlukan.

Baca juga: Tips Sukses Diet untuk Pemula, Ubah 6 Kebiasaan Ini Mulai Sekarang!

Namun, hanya ada sedikit penelitian yang mendukung manfaat diet detoks.

Kata detox atau detoks sebagai istilah pemasaran cerdas.

Sebaliknya, bukti menyebutkan, diet dan produk detoks secara spesifik tidak berhasil seperti disebut dalam ulasan Journal of Human Nutrition and Dietetics tahun 2015.

Baca juga: Chef Marinka Jalankan Diet Gluten Free karena Sering Alami Asam Lambung

Meski begitu, diet detoks dapat membantu menghilangkan peradangan, makanan olahan, dan alkohol dari diet Anda.

Tetapi, ada yang terburuk, diet detoks justru dapat menghilangkan kelompok nutrisi penting.

"Satu makanan atau minuman tidak akan secara ajaib mendetoksifikasi tubuh," ujar Tamburello.

Baca juga: Audy Item Dirawat di Rumah Sakit Akibat Jalani Diet Ekstrim Tanpa Panduan Dokter, Apa yang Terjadi?

Anda harus sangat berhati-hati dalam hal detoksifikasi menggunakan suplemen makanan.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) tidak memantau, menstandarkan, atau mengatur suplemen makanan dengan cara yang sama seperti makanan dan minuman.

Perusahaan suplemen tidak diharuskan membuktikan keamanan atau keabsahan produknya sebelum menjualnya di pasar.

Baca juga: Melaney Ricardo Tampak Langsing, Jalani Diet Sehat hingga Turunkan Berat Badan dan Rajin Olahraga

Artinya, produk yang tidak berfungsi, tidak sesuai dengan klaimnya, atau benar-benar dapat menimbulkan kerugian dapat dengan mudah dijual ke konsumen.

Satu-satunya saat tubuh tidak melakukan detoksifikasi diri dengan benar adalah saat sakit parah.

Penyakit pada organ detoks yang penting seperti hati dan ginjal dapat menyebabkan penumpukan racun dalam jumlah tidak sehat.

Cara proses detoks alami tubuh

Ada beberapa praktik sehat yang dapat Anda ikuti untuk mendukung upaya detoksifikasi biologis otomatis tubuh Anda.

"Pola makan seimbang yang sebagian besar terdiri atas makanan utuh dan tumbuhan mendukung kesehatan secara keseluruhan, termasuk sistem detoks alami tubuh" kata Tamburello.

1. Minumlah air putih cukup setiap hari

"Tetap terhidrasi penting untuk menghilangkan zat seperti karbon dioksida dan urea," kata Tamburello.

Selain itu, dehidrasi berdampak negatif pada kemampuan tubuh untuk menghilangkan zat berbahaya melalui keringat, urine, dan pernapasan.

Cara mudah untuk meningkatkan hidrasi seperti menyediakan botol air yang dapat digunakan kembali (dan terisi penuh).

Menjelajahi pilihan perasa bebas gula seperti buah segar, dan memilih teh tanpa pemanis, tanpa kafein, atau air soda.
 
2. Tidur yang baik

Istirahat malam yang baik menjadi kesempatan tubuh untuk memulihkan tenaga dan menjalankan semua fungsi pentingnya, termasuk detoksifikasi alami.

Ketika kurang tidur secara kronis, tubuh menanggung beban tersebut dan sistem organ bekerja pada kapasitas lebih rendah.

Hal itu dapat menimbulkan dampak kesehatan negatif seperti berkurangnya detoksifikasi diri.

Cobalah mengupayakan tidur berkualitas antara tujuh hingga sembilan jam per malam.

3. Konsumsi makanan kaya antioksidan

Makanan tinggi antioksidan melindungi sel-sel tubuh dari penyebab stres.

Mereka akan membantu menjaga kesehatan organ tubuh untuk mendukung sistem detoks alami.

Menurut Tamburello, makanan tinggi antioksidan termasuk buah beri, paprika, buah jeruk, brokoli, kacang-kacangan, dan teh hijau.

Semua makanan nabati mengandung beberapa senyawa tanaman yang kaya antioksidan.

Jadi jika Anda berusaha untuk makan lebih banyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, biji-bijian, rempah-rempah, dan polong-polongan, Anda meningkatkan antioksidan.

4. Kurangi asupan alkohol

Salah satu racun yang paling sering dikonsumsi adalah alkohol.

Meskipun menikmati minuman happy hour sesekali bukanlah hal buruk.

Namun meminum minuman beralkohol mengharuskan hati bekerja keras untuk memetabolisme dan menghilangkan etanol dalam minuman beralkohol dari tubuh.

Jika sering mengonsumsi alkohol dan berlebihan, hati terpaksa kerja lembur sehingga bisa mengalami kerusakan.

5. Prioritaskan makanan fermentasi untuk kesehatan usus

Usus dan saluran pencernaan yang sehat mendukung sistem detoksifikasi alami tubuh.

Berkat hubungan erat mikrobioma usus dengan sistem kekebalan tubuh membantu pemecahan racun.

"Makanan fermentasi, seperti kimchi, kraut, dan yogurt, mengandung probiotik yang meningkatkan mikrobioma usus yang beragam dan sehat," kata Tamburello.

Pilihan fermentasi lezat lainnya termasuk pasta miso, asinan kubis, kefir, dan kombucha.

6. Kurangi produk olahan

Makanan ultra-olahan seperti permen, soda, keripik, kue kering, keju keriting, makanan beku tertentu, makanan cepat saji, dan potongan daging dingin.

Semua produk makanan olahan itu menyebabkan peradangan di seluruh tubuh.

Peradangan ini mengharuskan sistem organ termasuk yang terlibat dalam detoksifikasi, bekerja lebih keras daripada seharusnya.

Ditambah lagi, konsumsi makanan ultra-olahan yang berlebihan dalam jangka panjang dikaitkan dengan sejumlah besar penyakit kronis seperti penyakit hati dan ginjal.

7. Makanan kaya belerang

Makanan tinggi sulfur atau belerang seperti bawang bombay, bawang putih, dan brokoli, sangat membantu menghilangkan logam berat tertentu dan mendukung aktivitas antioksidan.

Ditambah lagi, makanan mengandung sulfur meningkatkan efektivitas antioksidan glutathione yang penting dalam proses detoksifikasi alami tubuh.

"Tubuh sehat tidak memerlukan bantuan detoksifikasi, dan sebagai ahli diet, saya tidak merekomendasikan diet detoks," kata Tamburello.

Sebaliknya, fokuslah untuk menambahkan lebih banyak makanan utuh ke dalam pola makan Anda.

Seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan mendukung sistem detoks alami tubuh. (Real Simple)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved