Kolom Trias Kuncahyono

Tak Ada Lagi Sirkus saat Paus Fransiscus Beri Pesan dan Berkat Urbi et Orbi di Piazza San Pietro

Piazza San Pietro, Lapangan Santo Petrus, halaman depan Basilika Santo Petrus, tempat Paus Fransiskus memberikan pesan juga berkat Urbi et Orbi

Editor: Suprapto
Trias Kuncahyono untuk Wartakotalive.com
Piazza San Pietro, Lapangan Santo Petrus, halaman depan Basilika Santo Petrus, tempat Paus Fransiskus memberikan pesan juga berkat Urbi et Orbi, pada Kota dan Dunia, pada 25 Desember 2023 pagi. 

Tapi, ada cerita, Nero lah yang memerintah pembakaran atas Roma.

Kata sejarawan Roma, Tacitus, Nero menuding orang-orang Kristen-lah yang harus bertanggung jawab atas kebakaran Roma.

Circus di zaman itu adalah lapangan persegi panjang yang memiliki lintasan untuk lomba kereta yang ditarik empat kuda. Panjang circus 161 meter dan lebar 90 meter. Penonton melihat di seputarnya.

Selain digunakan untuk balapan kereta kuda, circus juga untuk tempat pertarungan gladiator, pembantaian hewan, pertarungan tiruan, dan olahraga berdarah lainnya. Pendek kata, circus menjadi tempat hiburan pada masa itu.

***

Kini yang namanya “circus” tidak lagi seperti dulu.

Sekarang umumnya sirkus diartikan sebagai sekelompok orang yang berkelana untuk menghibur penonton dengan atraksi akrobat, badut, binatang terlatih, aksi trapeze, berjalan di atas tali, juggling, sepeda roda satu, dan hiburan-hiburan lainnya.

Sirkus semacam itu, mulai pertama diperkenalkan oleh Philip Astley (1742 – 1814).

Dialah Bapak Sirkus moderen. Sirkus tradisional biasanya beratraksi di dalam tenda besar dengan tempat duduk melingkar berbentuk oval di sekeliling ring utama. Dari dulu, sejak zaman Romawi, tujuannya: menghibur.

Kata Eleanor Lybeck (2023) dari Universitas Liverpool, Astley tidak hanya menggunakan sirkus untuk menghibur tapi juga menyampaikan komentar-komentar sosial dan politik.

Cara seperti itu dikemudian hari terus berkembang. Kata Jonathan Charteris-Black, seorang profesor linguitik, kata sirkus (circus) dalam diskursus politik digunakan sebagai metafor, kiasan.

Metafora digunakan dalam konteks politik “untuk tujuan ideologis karena metafora mengaktifkan asosiasi emosional yang tidak disadari dan dengan demikian berkontribusi pada penciptaan mitos”.

Dalam kasus khusus metafora sirkus, asosiasi emosional tersebut mungkin mencakup – dalam arti positif – risiko, keberanian, kegembiraan, dan kebebasan, jika kita berpikir untuk melarikan diri bersama sirkus.

Namun dalam arti negatif, metafora sirkus mungkin menunjukkan kekejaman dan kekacauan, perilaku antisosial dan tidak beradab, gaya dibandingkan substansi. Ini mengacu pada circus di zaman Romawi.

Metafora sirkus dalam politik ini yang kemudian memunculkan istilah “Sirkus Politik” atau “Politik Sirkus.”

Sirkus macam ini, muncul di mana-mana, pada musim tertentu. Kadang lebih lucu dibanding lelucon para badut di sirkus betulan. Tapi kerap kali malah bikin muak.

Tentu cerita tentang sirkus itu, apalagi sirkus politik, tidak disampaikan Paus ketika memberikan pesan dan berkat Urbi et Orbi.

Yang kami ingat pesan Paus pagi itu…. “Bergembiralah, hai kamu yang telah meninggalkan segala harapan, karena Tuhan mengulurkan tangan-Nya kepadamu; dia tidak menudingmu, tapi mengulurkan tangan kecilnya padamu, untuk membebaskanmu dari ketakutanmu, untuk membebaskanmu dari bebanmu dan untuk menunjukkan kepadamu bahwa, di matanya, kamu lebih berharga dari apa pun.”

Dan, sejak tahun 1667, Circo di Nerone sudah menjadi Basilika Santo Petrus dan Alun-alun Santo Petrus…

Tak ada lagi balapan kereta kuda, tak ada lagi pertarungan gladiator… Tak ada lagi Sirkus…apalagi sirkus politik. ***

Tulisan ini dikutip atas seizin penulisnya dari https://www.triaskredensialnews.com/kredensial/tak-ada-lagi-sirkus/ 

Trias Kuncahyono, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Takhta Suci, berkedudukan di Vatikan.

Baca kumpulan tulisan KLIK DI SINI

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved