Pilpres 2024

Nostalgia di Konser Slank Joged 40rever, Ganjar Pranowo: Oh Pasti, Selamat Ulang Tahun, Top!

Capres Nomor Urut 03, Ganjar Pranowo ikut nonton konser Slank Joged 40rever di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Editor: PanjiBaskhara
Istimewa via Tribunnews.com
Capres Nomor Urut 03, Ganjar Pranowo ikut nonton konser Slank Joged 40rever di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis  (28/12/2023). 

Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah (Jateng) Sudaryono menepis pernyataan Capres Nomor Urut 03, Ganjar Pranowo.

Dimana pernyataan Ganjar Pranowo yang menyinggung pihak yang bertanya terkait sulitnya akses pupuk di Jawa Tengah saat debat Capres 2024 beberapa waktu lalu.

Sudaryono mengatakan, sulitnya akses terhadap pupuk bersubsidi adalah fakta.

Dimana fakta ini seringkali disampaikan para petani saat ia berkeliling Jawa Tengah.

Salah satu faktor yang menyusahkan petani mendapatkan pupuk karena dipengaruhi oleh Kartu Tani.

"Para petani mengeluh sulit dapat pupuk subsidi karena Kartu Tani itu fakta di lapangan. Jadi tak perlu menuding pihak lain tak paham data," kata Sudaryono kepada wartawan, Jumat (29/12/2023).

Sudaryono menjelaskan, banyak petani di Jawa Tengah yang kesulitan dengan mekanisme penggunaan Kartu Tani.

Di antaranya seperti terjadi di Kabupaten Karanganyar dan Kota Tegal, Jawa Tengah.

Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah (Jateng) Sudaryono mengaku petani mengeluhkan Kartu Tani yang dinilai jadi biang keladi kelangkaan pupuk bersubsidi, Jumat (29/12/2023).
Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah (Jateng) Sudaryono mengaku petani mengeluhkan Kartu Tani yang dinilai jadi biang keladi kelangkaan pupuk bersubsidi, Jumat (29/12/2023). (Istimewa)

"Saya mendapatkan informasi, bulan lalu ratusan petani anggota Gapoktan Sedayu, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar, marah lantaran Kartu Tani tak bisa digunakan menebus pupuk bersubsidi."

"Lalu juga ada informasi dari Gapoktan Akur Tani Jaya Kota Tegal yang anggotanya sulit mendapat pupuk bersubsidi lantaran mereka tidak mendapatkan Kartu Tani," kata Sudaryono.

Sudaryono juga menjelaskan, permasalahan Kartu Tani ini terjadi saat petani tak bisa menebus pupuk bersubsidi.

Padahal petani memiliki Kartu Tani dan terdata baik di Dinas Pertanian dan pihak bank yang telah ditunjuk pemerintah.

"Karena kartu berhubungan dengan bank, bahwa itu digesek mesinnya error, setelah itu menunggu beberapa hari, begitu datang eror lagi, nunggu beberapa hari lagi," terang dia.

Selama kartu tak bisa dipakai, lanjut Sudaryono, petani terpaksa membeli pupuk non subsidi yang harganya dua kali lipat daripada pupuk bersubsidi.

Untuk pupuk jenis urea misalnya, harga subsidi ditebus petani hanya Rp135.000 per sak.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved