Sejarah Jakarta

Sejarah Jakarta: Kerap Buat Salah Paham, Ini Asal Usul dan Fungsi Bendungan Katulampa

Musim hujan telah tiba. Warga Jakarta siap-siap was-was dengan kondisi tinggi air di Bendungan Katulampa.

Editor: Desy Selviany
Warta Kota/ Hironimus Rama
Situasi bendungan katulampa, Minggu (7/11/2021) 

Saking pentingnya Bendungan Katulampa saat itu, dalam peresmiannya Gubernur Jenderal Alexander Willem Frederik Idenburg, didampingi para pejabat penting masa itu.

Mereka antara lain Kepala Insinyur Negara Roos, Ir. Van Dissel, Ir. Hendrik van Breen, pengawas Leuwiliang dan Bogor, anggota dewan Ebbink, administrator D. Veenstra (Ciluar), Mulder (Kedung Halang), Valette (Pondok Gede), Sol (Ciomas), Residen Batavia, Asisten Residen (setingkat wedana) Bogor, dan para patih Bogor, Batavia dan Meester Cornelis (sekarang Jatinegara).

Peresmian bendungan tersebut dimeriahkan dengan gamelan dan tari-tarian, serta upacara selamatan dengan kepala kerbau.

Dikutip dari Tribunnewsbogor Koordinator Sub Unit Pelayanan Ciliwung Katulampa, Andi Sudirman mengatakan, fungsi utama Bendung Katulampa ini adalah sebagai bangunan pengambilan air untuk irigasi.

Namun, seiring berjalannya waktu, Bendung Katulampa memiliki fungsi lainnya menjadi bangunan kontrol dasar Sungai Ciliwung dan pemantau ketinggian air banjir Ciliwung di daerah hulu.

Baca juga: Sejarah Jakarta: Kebon Jeruk Dulu Kawasan Perkebunan Sekarang Jadi Pusat Kantor Media

"Mercu Bendung Katulampa menjadi lokasi untuk pemantauan elevasi muka air banjir Ciliwung sebagai indikator banjir Jakarta," katanya Rabu (8/1/2020).

Andi menyebut, Bendung Katulampa pernah mengalami banjir di tahun 1996, 2007, 2010, 2017, 2018, dan terakhir per 1 Januari 2020 mencapai siaga 2.

Adapun indikator tingkat siaga di mercu Bendung Katulampa, yakni warna hijau siaga IV dengan tinggi air 80 cm, warna biru siaga III tinggi air 150.

Warna kuning siaga 2 ketinggian air 200, dan siaga 1 yang ditandai warna merah dengan tinggi air lebih dari 200 cm.

Ketinggian air di mercu Katulampa digunakan sebagai indikator besaran debit yang terjadi untuk diinfokan kepada petugas demi kesiagaan penanganan banjir.

Kondisi tingginya air di Bendung Katulampa ini merambat hingga Jakarta dengan waktu tempuh selama 10-12 jam.

Hingga saat ini banyak masyarakat yang salah paham dengan fungsi Bendungan Katulampa.

Masyarakat Jakarta kerap mengira bahwa Bendungan Katulampa merupakan bendungan pengendali banjir.

Padahal sejatinya Bendungan Katulampa tidak bisa mengendalikan banjir melainkan hanya peringatan dini air yang akan masuk ke Jakarta melalui Sungai Ciliwung.

Jakarta dapat mengetahui potensi banjir dalam waktu dua belas jam sebelumnya dengan memperhatikan pergerakan air di Bendung Katulampa.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved