Maksimal 8 Tahun, "Aturan" Baru Terkait Durasi Sekolah Binaan YPA-MDR

YPA-MDR membatasi pendampingan sekolah binaan mereka menjadi maksimal delapan tahun untuk mencapai kemandirian dan status sekolah unggul.

Editor: Eko Priyono
Warta Kota/Eko Priyono
Ketua Pengurus YPA-MDR Gunawan Salim (kanan) bersama Sekretaris Pengurus YPA-MDR Wedijanto Widarso dalam acara media gathering bertajuk "Bergerak Pantang Menyerah untuk Masa Depan Pendidikan Indonesia" di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (4/12/2023). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Yayasan Pendidikan Astra-Michael D Ruslim mengeluarkan kebijakan baru terkait durasi pendampingan sekolah binaan mereka.

Teranyar, setiap sekolah binaan maksimal didampingi selama delapan tahun.

Ketua Pengurus YPA-MDR Gunawan Salim mengakui sebelum tahun 2023, pihaknya tak menerapkan aturan baku.

Hal itu berimbas beberapa sekolah didampingi hingga 16 tahun meskipun sudah mencapai status "Sekolah Unggul".

"Karena jujur, tidak mudah melepas sekolah yang sudah kami dampingi bertahun-tahun. Ada kedekatan emosional di antara kami. Hubungannya seperti saudara. Tapi rasanya kami perlu mengambil kebijakan ini karena untuk memberikan kesempatan kepada sekolah di daerah tertinggal lain yang juga membutuhkan pendampingan," kata Gunawan kepada Warta Kota di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (4/12/2023) siang.

"Seperti yang disampaikan Pak Gunawan, maksimal pendampingan kami untuk sekolah-sekolah di daerah tertinggal adalah delapan tahun. Nantinya ada dua status, sekolah unggul atau sekolah non-unggul yang sudah mandiri," timpal Sekretaris Pengurus YPA-MDR Wedijanto Widarso.

Gunawan menjelaskan pihaknya telah membuat Forum Komunikasi Sekolah Binaan (FKSB) X yang dihadiri 122 kepala sekolah, sembilan guru, dan tiga pengawas sekolah.

Di acara tersebut, lanjut Gunawan, pihaknya mengukuhkan 32 sekolah independen, sekolah yang dianggap sudah mencapai status sekolah unggul sehingga mampu beroperasi secara mandiri.

Sekadar mengingatkan, YPA-MDR didirikan PT Astra International Tbk untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat di bidang pendidikan di daerah prasejahtera.

Hingga tahun 2023, mereka membina 125 sekolah terdiri atas 88 SD, 24 SMP, dan 13 SMA/SMK negeri.

125 sekolah binaan itu mencakup 2.094 guru serta 29.107 siswa di 14 kabupaten (Bogor, Gunungkidul, Bantul, Lampung Selatan, Pacitan, Serang, Kupang, Rote Ndao, Kapuas, Barito Utara, Tangerang, Majalengka, Manggarai Timur, dan Penajam Paser Utara.

"Sejak 2015, ada 29 sekolah kami yang dinobatkan Sekolah Adiwiyata yaitu sekolah yang dinilai berhasil melaksanakan pendidikan lingkungan hidup. Kami tak berbisnis di sini. Kami hanya ingin meningkatkan kualitas pendidikan dari segi akademik, intelektual, kompetensi kecakapan hidup, seni budaya, dan karakter," ujar Gunawan.

Bagaimana proses YPA-MDR menemukan sekolah binaan? Gunawan menyatakan pihaknya melibatkan tim survei terlebih dahulu.

Tim inilah yang mencari SD, SMP, dan SMK di wilayah tertinggal.

Lokasi ketiganya diharapkan berdekatan secara jarak karena berkaitan dengan pembinaan.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved