Pilpres 2024
Terkait TPD Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024, Andika Perkasa: Besar atau Tidak Nama, Itu Relatif
Andika Perkasa mengatakan, surat keputusan pembentukan Tim Pemenangan Daerah (TPD) sudah diserahkan ke perwakilan masing-masing provinsi.
Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud adakan konsolidasi nasional dengan mendatangkan perwakilan Tim Pemenangan Daerah (TPD) dari 38 provinsi di Hotel Sari Pacific, Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (18/11/2023).
Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud MD, Andika Perkasa mengatakan, surat keputusan pembentukan Tim Pemenangan Daerah (TPD) sudah diserahkan ke perwakilan masing-masing provinsi.
Andika menjelaskan bahwa penyerahan surat keputusan itu dilakukan oleh Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid.
“Pertama pembagian surat keputusan ketua tim pemenangan nasional Ganjar-Mahfud tentang struktur organisasi beserta namanya dari 38 TPD dan diserahkan langsung kepada perwakilan,” kata Andika.
Menurut Andika, TPD dibentuk merupakan usulan dari empat partai politik dan relawan pendukung di daerah.
Tak hanya itu, Andika menjelaskan bahwa orang yang berada di TPD akan bekerja keras untuk kemenangan capres dan cawapres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Baca juga: Andika Perkasa Buka Borok Pilpres 2019, Sekelas KSAD Ditekan Ikut Memenangkan Capres Tertentu
Nama-nama ini juga diyakini tak akan kalah bersaing dengan tokoh dari kubu lain, seperti Ketua TKD Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka Jawa Barat, Ridwan Kamil.
“Menurut saya kalau soal besar atau tidak nama, itu relatif. Tapi yang jelas siapapun itu yang masuk dalam daftar nama pejabat utama TPD mereka-mereka akan berusaha yang terbaik,” terang Andika.
Di sisi lain, Andika menegaskan, pihaknya terus berkomitmen menjaga Pemilu ini berjalan aman dan damai.
Yakni dengan peresmian posko-posko yang tersebar di seluruh Indonesia.
Baca juga: Andika Perkasa Sebut PDIP Ikhlas Gibran jadi Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024
“Yang jelas besok akan meresmikan secara nasional. Intinya Satgas ini atau posko ini untuk mengawal kejujuran dan keadilan. Jadi Pemilu yang jujur dan adil itu komitmen bersama sehingga kami yakin dengan keberadaan posko atau satgas di daerah yang juga menurut saya akan lebih masif juga jika seandainya ini diemban oleh seluruh masyarakat Indonesia,” tutur mantan Panglima TNI itu.
Menurut Andika, bukan sekadar posko semata, tapi tempat bagi masyarakat yang mengalami perlakukan tak semestinya di Pemilu 2024, untuk mengadu.
“Jadi bukan hanya posko, tapi juga mereka mungkin lebih ke memberikan payung kepada masyarakat di sekitar posko itu sendiri. Seandainya mereka tahu atau misalnya mereka mendapatkan perlakuan-perlakuan yang tidak semestinya, maka mereka bisa melaporkan ke situ,” papar Andika.
BERITA VIDEO: Temui Buruh di Tangerang, Ganjar Akan Revisi Aturan Demi Kesejahteraan
TPN Ganjar-Mahfud MD Tidak Bakal Gunakan Manipulasi dan Kampaye Hitam
Sementara itu, Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Hasto Kristiyanto buka suara terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia capres-cawapres.
Hasto mengatakan putusan MK terkait batas usia capres-cawapres sebagai upaya untuk menutupi kejahatan demokrasi.
“Nanti akan kita lihat, karena politik ini kan (bicara) arus kebenaran. Siapa yang melakukan manipulasi akan menuai sesuatu hal yang jauh lebih besar. Karena berbagai penggiringwn opini itu dilakukan untuk menutupi rekam jejaknya,” kata Hasto di sela-sela konsolidasi Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud di Hotel Sari Pan Pasific, Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (18/11/2023).
“Sehingga nanti akan ada suatu dialektika. Yang benar adalah benar,” ucap Hasto.
Hasto menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menggunakan cara-cara seperti ini.
Terlebih, menggunakan manipulasi apalagi kampanye hitam.
Baca juga: Sejumlah Menteri dari PDIP Ingin Mundur, Hasto: Kami Tetap Bertanggung Jawab bagi Bangsa dan Negara
Pria yang juga menjadi Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) itu mengingatkan akan kejadian kasus hoaks Ratna Sarumpaet 2018 silam atau di masa-masa pertarungan Pilpres 2019.
Hasto melanjutkan bahwa awalnya sempat disebut kena penggeroyokan, namun dirinya habis menjalani operasi sedot lemak di pipi dan pulang dengan kondisi lebam di wajahnya.
“Kami tidak (menggunakan cara manipulasi). Tadi dari Pak Arsjad juga menegaskan bahwa “no black campaign”, kita tidak mengenal model-model manipulasi drama," jelas Hasto.
"Dulu ada Ratna Sarumpaet dan ini kan muncul suatu drama-drama yang baru. Kami tidak pakar menjadi sutradara, pemain, penulis naskah, semua sekaligus. Kami enggak punya pengalaman di situ," tutur Hasto.
BERITA VIDEO: Komjen Fadil Geram, TPN Ganjar Mahfud Siap Beri Bantuan Hukum untuk Aiman
Hasto Pastikan Menteri dari PDIP Tetap Bantu Presiden Jokowi
Sementara itu, kabinet yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) terancam berkurang dengan munculnya niat para menteri dari PDI Perjuangan (PDIP).
Meski demikian, Hasto memastikan, menteri dari partainya tetap melaksanakan tugasnya membantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menjalankan pemerintahan secara profesional.
"Jadi, menteri di PDI Perjuangan tetap bertanggung jawab bagi bangsa dan negara, karena tugasnya jadi pembantu Presiden RI siapa pun itu," kata Hasto.
Hasto menyatakan bahwa PDIP melarang para menteri dari partai untuk menekan jajaran di bawahnya demi kepentingan Pemilu 2024.
"Kami berpolitik secara dewasa, PDI Perjuangan banyak alami pasang naik-pasang turun sehingga kami sudah menampilkan tingkat kedewasaan," kata Hasto.
Baca juga: Sambut Gibran di Tapanuli Utara Pakai Kemeja Biru, Bobby Nasution Sudah Resmi Dipecat PDIP?
Hasto menyatakan bahwa fenomena yang terjadi saat ini seperti ujian naik kelas.
Menurutnya, PDIP saat ini dikepung oleh partai politik dan kekuasaan.
"Ibaratnya mental spiritual ujian terhadap soliditas partai, ujian terhadap konsistensi dalam semangat juang khususnya amanat reformasi, ini semua ujian-ujian bagi kami, dan kami tanggapi dengan semangat," imbuh Hasto.
Sebelumnya, sejumlah menteri dari PDI Perjuangan menghadap Ketua Umum Megawati Soekarnoputri ingin mundur dari Kabinet Presien Joko Widodo.
Hal ini diungkap Politikus PDIP Deddy Sitorus.
Baca juga: Presiden Jokowi: Di Jalur Gaza Tiap 10 Menit Satu Anak Terbunuh, Segera Hentikan Perang
Ketika Megawati mendengar hal itu, dia memilih menyinggung tanggung jawab seorang menteri.
"Ketika beberapa menteri datang ke Ibu Mega untuk menyatakan ingin mundur, Ibu bilang bahwa menjadi menteri itu adalah bagaimana tanggung jawab kita kepada bangsa, kepada rakyat."
"Sepanjang mereka masih dibutuhkan presiden, silakan presiden," kata Deddy, Sabtu, (11/11/2023).
Deddy menyebut PDIP mempersilakan Jokowi menarik menteri-menteri PDIP apabila menganggap tak lagi dibutuhkan lantaran sudah tidak sejalan dengan keinginannya.
Meski demikian, Deddy berujar pihaknya tidak akan menarik menteri PDIP.
"Tapi kami tidak akan menarik karena mereka menjadi menteri itu adalah penugasan dan itu diperjuangkan, bukan seperti yang lain, yang kemudian datang dan mendapatkan jabatan ya," kata Dedy.
Menurut Deddy, para menteri PDIP yang kini duduk di kabinet Jokowi dulunya ikut berberdarah-darah demi memenangkan Jokowi.
"Tetapi kalau presidennya dengan hak prerogatifnya memandang itu sudah tidak sesuai dengan kepentingannya, silakan ditarik. Kami tidak akan menolak," ujar Deddy.
BERITA VIDEO: Kenakan Kemeja Biru Muda, Bobby Nasution Sambut Kedatangan Gibran di Medan
Hubungan Jokowi dengan PDIP Memburuk
Di sisi lain, aksi Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep menghampiri dan sungkem ke Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, bikin riuh acara pengundian nomor urut capres-cawapres di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Selasa (14/11/2023) lalu.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro menilai, hal itu terjadi karena memburuknya hubungan antara keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Keluarga Teuku Umar alias PDIP.
"Sehingga, saat Gibran dan Kaesang sungkem ekpresi Ibu Mega biasa saja," kata Agung saat dihubungi, Jumat (17/11/2023).
Tak hanya itu, Agung juga berpandangan, jika kedua anak dari Jokowi sungkem kepada Megawati, karena keluarga Solo dengan keluarga Teuku Umar (PDIP) seperti sengaja "digantung".
"Menimbang Presiden Jokowi belum diberi sanksi dan PDIP masih di kabinet," imbuhnya.
Sebelumnya, Gibran mengungkapkan alasan adiknya, Kaesang Pangarep, sungkem di hadapan Megawati.
Baca juga: Kaesang Perintah Kader PSI Gandeng Relawan Jokowi untuk Lolos DPR dan Memenangkan Prabowo-Gibran
Menurut Gibran, dirinya dan Kaesang memang sudah kerap sungkem di hadapan Presiden ke-5 RI tersebut.
"Kita memang dari dulu begitu dengan Ibu Mega," ujar Gibran, Rabu (16/11/2023)
Namun, Kaesang Pangarep pun menjelaskan alasannya sungkem kepada Megawati Soekarnoputri saat pengundian nomor urut Capres Cawapres.
Pria yang digadang-gadang menjadi Wali Kota Depok itu memastikan, bahwa aksi sungkemnya spontan tanpa arahan dari siapapun.
Menurut Kaesang, semua hal yang terjadi adalah inisiatif diri sendiri.
"Jadi saya menjelaskan kepada beliau, kalau saya adalah Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia," kata Kaesang di Kantor DPP PSI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (16/11/2023) malam.
Diketahui putra Presiden RI Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangerap kompak menghampiri Ketum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri di KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2023) malam.
Baca juga: JK Sebut Demokrasi Tidak Baik-baik Saja dan Ingatkan Jokowi Terkait Kejatuhan Soekarno & Soeharto
Pantauan Wartakotalive.com, usai tiga paslon yakni Anies-Cak Imin, Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran memasuki kursi tribun, tak berselang lama Megawati Soekarnoputri memasuki kursi tribun.
Kemudian, terdapat momen menarik kala Ketum PSI Kaesang Pangarep diantar Cawapres dari KIM Gibran Rakabuming Raka menghampiri Megawati.
Kaesang sempat berlutut di depan Megawati dan memberikan salam namaste dan Gibran hanya menemani sang adik.
Nampak, Megawati duduk di samping paslon Ganjar - Mahfud beserta jajaran pimpinan partai politik pengusung Ganjar dan Mahfud.
Baca juga: Pertarungan Gibran dan Ganjar di Jawa Tengah Bakal Sengit, Jokowi Efek Bisa Goyang Dominasi Banteng
Saat bersalaman, Kaesang dan Megawati sempat menjadi sorotan para pendukung dan juga awak media yang berada di halaman Kantor KPU RI.
Selain itu, di samping kanan pasangan Ganjar - Mahfud nampak paslon dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar ditemani Waketum PKB Jazilul Fawaid, Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi dan Sekjen NasDem Hermawi Taslim.
Sedangkan sebelah kanan pasangan Ganjar-Mahfud nampak paslon Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka beserta pimpinan parpol dari Koalisi Indonesia Maju (KIM). (*)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Pilpres 2024
Ganjar Pranowo - Mahfud MD
Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa
Arsjad rasjid
PDIP
RK (Ridwan Kamil)
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto
PDI Perjuangan
Presiden Jokowi
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri
Tim Sinkronisasi Prabowo-Gibran Tegaskan Pemangkasan Makan Bergizi Rp 7.500 Cuma Isu |
![]() |
---|
Gibran Mundur dari Wali Kota Solo, Mardani Ali Sera Sebut Perlu Banyak Menyerap dan Siapkan Diri |
![]() |
---|
Menko PMK Muhadjir Sebut Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Sudah Dibahas Dalam Rapat Kabinet |
![]() |
---|
AHY Dukung Prabowo Tambah Pos Kementerian dan Tak Persoalkan Berapa Jatah Menteri untuk Demokrat |
![]() |
---|
Prabowo-Gibran Ngopi Santai di Hambalang, Gerindra: Sangat Mungkin Bahas Format dan Formasi Kabinet |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.