Pilpres 2024
5 Kritikan Menohok Surya Paloh Pada Jokowi Mulai Cawapres hingga Kekuasaan Tidak Berakhir
Ketua Umum Partai NasDem mulai ikut kritisi Presiden Jokowi dan keluarganya, hal ini dilontarkan pada saat HUT NasDem
"Orangtua dulu menyatakan kalau bisa dia harus mapan dulu. Bukan hasil peraman, nah ini yang saya harapkan. Jadi mungkin kalau anak saya berani bertanya kepada saya, maka saya akan katakan 'tunggu dulu, akan tiba saatnya, itupun kalau saya masih berumur panjang'," ujar dia.
Baca juga: Hadiri Perayaan HUT ke-12 Partai Nasdem, Anies Baswedan Puji Keteladanan Surya Paloh
2. Singgung Aparat Negara
Surya Paloh menyebut, banyak aparat negara yang terseret pada kepentingan pribadi dan golongan.
"Hari-hari ini kita melihat betapa banyaknya upaya membawa negara dan aparaturnya melayani kepentingan pribadi dan golongan," ujar Surya.
Surya menambahkan upaya menyeret aparatur negara pada kepentingan politik praktis melahirkan ketidakpercayaan masyarakat kepada negara.
"Kritik kemudian muncul dalam bentuk sinisme dan cemoohan yang sudah sangat kasar sebagai bangsa yang beradab," imbuh dia.
Surya mengatakan negara kini telah mengalami penurunan kewibawaan pada tingkatan yang paling rendah akibat praktik tersebut.
Hal ini yang menyebabkan rakyat mengalami kesulitan menempatkan kepercayaan kepada sosok selain pemerintah.
"Hari ini akan mudah sekali kita temui rakyat yang merasa cukup memerintah dirinya sendiri, saat ini kita berada di tanduk kerusakan yang paling mencemaskan sepanjang kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita berharap semua pemimpin nasional dan rakyat tidak kehilangan kontrol," ucapnya.
Baca juga: Pengamat: Keluarga Jokowi Tinggalkan PDIP karena Tidak Lagi Seksi sebagai Kendaraan Politik
3. Melawan Jika Ada Ketidakadilan
Surya Paloh menyatakan pihaknya tidak akan diam apabila ada penguasa yang bertindak tidak adil, demi untuk kepentingan kelompoknya.
"Kita semua bisa menerima untuk menjadi rakyat jelata asalkan itu berdasarkan pada keadilan. Sebaliknya kita tidak bisa tinggal diam ketika ada penguasa kekuasaan yang berlaku tidak adil demi kepentingan tertentu, demi kepentingan kelompoknya," katanya.
Ditegaskan Surya Paloh, pihaknya bakal menerima situasi apapun baik itu sedih atau nestapa asalkan muncul dari nilai keadilan.
"Nilai kepatutan dan kepantasan, sebaliknya kesejahteraan semakmur apapun suatu bangsa. Jika tidak ada keadilan di dalamnya maka gugatan demi gugatan yang datang silih berganti," terangnya.
Dikatakannya, keadilan adalah rasa, keadilan adalah spiritualisme. Keadaan yang dapat membimbing manusia pada hidup yang sesuai dengan sunnahtullah.
| Tim Sinkronisasi Prabowo-Gibran Tegaskan Pemangkasan Makan Bergizi Rp 7.500 Cuma Isu |   | 
|---|
| Gibran Mundur dari Wali Kota Solo, Mardani Ali Sera Sebut Perlu Banyak Menyerap dan Siapkan Diri |   | 
|---|
| Menko PMK Muhadjir Sebut Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Sudah Dibahas Dalam Rapat Kabinet |   | 
|---|
| AHY Dukung Prabowo Tambah Pos Kementerian dan Tak Persoalkan Berapa Jatah Menteri untuk Demokrat |   | 
|---|
| Prabowo-Gibran Ngopi Santai di Hambalang, Gerindra: Sangat Mungkin Bahas Format dan Formasi Kabinet |   | 
|---|


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.