Pilpres 2024

Spanduk dan Baliho Ganjar-Mahfud Dicopot, Warga Gianyar Cuek dengan Kedatangan Jokowi

Ganjar merasa terharu dan merasakan suasana kebatinan warga Gianjar yang apatis dengan kunjungan Presiden Jokowi. Buntut pencopotan baliho.

|
Editor: Rusna Djanur Buana
Istimewa
Ganjar Pranowo seusai menghadiri Mukernas V, Persatuan Radio TV Publik Daerah seluruh Indonesia di Prama Sanur Beach Bali, Kota Denpasar, Bali, pada Rabu (1/11/2023). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Sebagian warga Gianyar ternyata memilih tetap tinggal di rumah saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Bali, Selasa (31/10/2023).

Hal itu diniilai sebagai bentuk perlawanan atau ketidaksukaan warga Gianyar setelah spanduk dan baliho dukungan terhadap bakal capres dan cawapres Ganjar-Mahfud dilepas Satpol PP.

Suasana kebatinan itulah yang ditangkap oleh Ganjar Pranowo. Melihat hal itu, mantan Gubernur Jawa Tengah itu mencoba tidak memberi komentar karena khawatir menimbulkan pro dan kontra.

Sebagai catatan, Gianyar dikenal sebagai salah satu kandang banteng. Bahkan pada Pilpres 2019 lalu, Jokowi yang diusung PDIP menang telak lebih dari 90 persen.

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden melakukan kunjungan kerja ke Desa Batu Bulan, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.

Baca juga: Ini Biang Keretakan Presiden Jokowi dengan PDIP Versi Partai Gelora

Presiden menyempatkan bertemu relawan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka setelah urusan dinas selesai.

Ganjar mengungkapkan sejumlah warga enggan menyambut Presiden Joko Widodo.

Menurutnya, tindakan warga tersebut merupakan bentuk simpatik lantaran baliho bergambar dirinya dan sejumlah atribut PDI Perjuangan (PDIP) dicopot.

"Kejadian di Gianyar kemarin, luar biasa, luar biasa, ada denyut yang kami rasakan dari suara rakyat, saya terharu betul," kata dia saat bertemu kader PDIP di kantor DPD PDIP di Jalan Banteng Baru, Kota Denpasar, Bali, Kamis (2/11/2023).

Ganjar mengaku awalnya tidak mau bersuara terkait kejadian tersebut lantaran menjadi wewenang Ketua DPD PDIP Bali I Wayan Koster dan kader PDIP setempat.

Namun, dia merasa terharu ketika mendengar ada warga memilih tak keluar rumah meski diminta keluar pada saat kunjungan Kepala Negera.

"Tapi suara mengharukan saya satu saja, ketika kemudian beberapa rumah, maksudnya warganya, mengunci diri tidak mau keluar rumah, ada apa? Bahkan Saya dengar diminta untuk keluar rumah, tidak mau," kata dia.

Baca juga: VIDEO Anggota Baru TPN Ganjar-Mahfud, Ada Purnawirawan TNI hingga CEO Muda

"Baru saya tahu bagaimana perasaan warga saat itu (pencopotan baliho). Wah terharu. Berat. Kamu di rumah saja. Ini rasa bapak ibu, ini rasa yang ada.

Maka saya sampaikan ini adalah modal sosial kita sebenarnya kalau PDIP bersama rakyat," sambungnya.

Secara terpisah, I Nyoman Parta, anggota Komisi VI DPRI Dapil Bali yang merupakan kader PDIP asal Gianyar, membenarkan adanya warga tidak mau keluar rumah menyambut kedatangan Presiden Jokowi saat itu.

Namun, dia tidak mengetahui secara pasti alasan sejumlah warga tersebut enggan menyambut Jokowi seperti biasanya.

Ratusan baliho Ganjar-Mahfud dan bendera PDIP di Bali yang dicopot Satpol PP saat kunjungan kerja Presiden Jokowi ke sana.
Ratusan baliho Ganjar-Mahfud dan bendera PDIP di Bali yang dicopot Satpol PP saat kunjungan kerja Presiden Jokowi ke sana. (Tribun Bali/ I Wayan Eri Gunarta)

"Bukan menutup pintu. Saat Pak Jokowi datang, masyarakat di sana bukan menutup pintu. Tapi benar masyarakat di sana tidak keluar (rumah)," kata dia.

"Apa yang menyebabkan mereka tidak keluar. Apa yang menyebabkan tidak menyambut Presiden, saya tidak tahu. Apa soal pencopotan baliho bergambar Ganjar-Mahfud? Saya kurang tahu lah. Intinya saat itu sepi," sambungnya.

Sementara itu, video yang diunggah akun Youtube Sekretariat Presiden memperlihatkan sejumlah warga tampak antusias menyambut kedatangan Jokowi.

Dalam video tersebut, tampak Jokowi menyapa dan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada para pedagang serta membagikan bantuan pangan untuk warga setempat.

Baca juga: Sri Mulyani Dikabarkan Bergabung dengan Tim Sukses Ganjar Pranowo, Arsjad Rasjid: Masih Sebatas Isu

Selain itu, warga setempat juga berebutan, baik hanya untuk sekedar bersalaman maupun berfoto bersama orang nomor satu di Indonesia itu.

Diberitakan sebelumnya, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bali mencopot baliho dan sejumlah atribut PDI-P di Desa Batu Bulan, Kabupaten Gianyar, Bali, pada Selasa (30/10/2023).

Pencopotan tersebut dalam rangka menjaga netralitas aparatur negara saat Presiden Joko Widodo melaksanakan kunjungan kerja di lokasi tersebut.

Selain itu, kebijakan penurunan atribut politik tersebut merupakan hasil kesepakatan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) dalam rangka kunjungan kerja Kepala Negara di Pulau Dewata.

Penjelasan Pj Gubernur Bali

Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya memberikan klarifikasi terkait pencopotan baliho, bendera PDI Perjuangan dan baliho capres - cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Kabupaten Gianyar, Bali.

Dalam rekaman video yang disebar, Sang Made Mahendra Jaya mengatakan sebenarnya tidak ada pencopotan baliho dan spanduk.

“Menanggapi berita dan video adanya pencabutan alat sosialisasi pada saat kunjungan kenegaraan, dapat saya tegaskan faktanya tidak demikian,” kata Sang Mahendra.

Alat sosialisasi berupa bendera baliho banyak terpasang dan tersebar di Kota Denpasar sepanjang jalan di Batubulan sampai dengan mendekati tempat acara.

“Yang dilakukan adalah menggeser sementara alat sosialisasi tersebut berupa baliho agar estetika terjaga. Dan setelah selesai kegiatan alat sosialisasi baliho tersebut sudah terpasang kembali.

Jadi dapat saya tegaskan di sini tidak ada maksud lain kecuali kegiatan dapat berjalan dengan nyaman,” imbuhnya.

Steril saat kunjungan Presiden

Sekda Bali Dewa Made Indra mengatakan sudah ada kesepakatan dalam Rakorwil persiapan kedatangan Presiden Jokowi, Minggu (29/10/2023).

Kesepakatan tersebut adalah lokasi kunjungan kenegaraan diharuskan bersih dan rapi.

Termasuk baliho, spanduk, hingga alat peraga lain yang tak ada kaitannya dengan kunjungan Presiden RI.

Sehingga, baliho maupun alat peraga lainnya harus tertib dengan radius 200 meter dari lokasi acara.

Juga telah disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten setempat agar berkoordinasi dengan pemilik alat peraga.

Namun, Dewa Made Indra dikatakan menyayangkan saat kunjungan Presiden masih terpasang alat peraga.

Baca juga: Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, Partai NasDem Mengaku Rindu Pemilu yang Fair dan Pilpres Beradab

Sehingga, Pemerintah Provinsi Bali menugaskan Satpol PP Bali guna menertibkan alat peraga sesuai dengan kesepakatan, yakni beradius 200 meter dari lokasi acara.

“Juga telah disampaikan kepada Pemkab setempat untuk berkoordinasi dengan pemilik alat peraga yang terpasang di sekitar lokasi acara baik partai politik, calon legislatif maupun tim sukses.

Sayangnya pada hari acara kami melihat di lokasi acara masih terpasang (alat peraga, Red) dalam radius 200 meter.

Maka Pemerintah Provinsi Bali menugaskan Kasat Pol PP,” jelas Dewa Indra melalui keterangan tertulis yang diterima dari Kasatpol PP Bali.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ganjar Sebut Sejumlah Warga di Bali Tidak Mau Sambut Jokowi Setelah Pencopotan Spanduk dan Baliho

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved