Pilpres 2024

Logika Fahri Hamzah, Sebut Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran di Pilpres 2024: Sangat Mungkin

Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah optimistis Prabowo-Gibran menang satu putaran di Pilpres 2024.

Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: PanjiBaskhara
warta kota/alfian firmansyah
Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah optimistis Prabowo-Gibran menang satu putaran di Pilpres 2024. Foto: Politisi Partai Gelora Fahri Hamzah 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah optimistis pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) 2024 satu putaran.

Sebab, menurut Fahri Hamzah, Prabowo-Gibran adalah pasangan yang paling ideal dibandingkan pasangan lainnya, Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

"Sekarang ini kita sadar ada di tengah. Dagangan kita, dagangan yang paling ideal. Yang penting tarinya dibikin anggun, Insyaallah semua ke kita."

"Jadi logika kita bisa menang satu putaran itu sangat mungkin, karena memang kita adalah kandidat yang sangat indah," kata Fahri Hamzah, Kamis (2/11/2023).

Baca juga: Gerindra Pamer Sejumlah Tokoh Berpengaruh Akan Gabung ke Struktur TKN Prabowo-Gibran

Baca juga: Golkar Siapkan Khofifah Indar Parawansa untuk Perkuat TKN Prabowo-Gibran di Wilayah Jatim

Menurut Fahri, kandidat lain akan sulit menarik suara dari kelompk usia muda, yang jumlahnya disebut mencapai 60 persen itu, meski sudah berbicara masalah milenial dan pemuda hingga berbusa-busa.

"Orang boleh ngomong soal milenial dan pemuda, tapi begitu Gibran tampil, lewat semua itu orang. Mereka terlalu terpesonafikasi terhadap calon kita, karena tidak ada seperti calon kita. Itu yang membuat orang sakit perut, apa boleh buat, salah sendiri kan," ujar Fahri.

Selanjutnya Fahri menilai, saat ini banyak pihak yang naik pitam terhadap Gibran, terutama di partai tertentu, karena Wali Kota Solo itu merasa diangap sebagai figur yang penting di internalnya.

"Mungkin kemarahan itu, sebab karena katakanlah tiba-tiba ada kartu Mas Gibran, yang kartu ini sangat penting sekali, tetapi lepas dari tangan mereka, itulah kemarahan-kemarahan yang tidak bisa kita berargumen dengan nalar sistem," ujarnya.

Pihak yang marah itu, saat ini merasa berseberangan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Mereka juga terus mendorong black campaign (kampanye hitam) dan narasi kritis terhadap pribadi Presiden, dengan mengangkat isu politik dinasti misalnya, secara terus menerus.

Padahal, menurut dia, politik dinasti tak relevan di Indonesia yang menganut sistem demokrasi.

"Dalam demokrasi, doktrinnya adalah mustahil dalam demokrasi ini satu orang mengontrol semua permainan," ucapnya.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora ini menganggap Presiden Jokowi  tak pernah berubah.

Ia mengatakan, Jokowi dianggap tak sejalan dengan pihak tertentu yang dulu mendukungnya dan tengah marah saat ini.

"Saya barusan podcast sama Adian (Adian Napitupulu, politisi PDIP), saya bilang, 'Ian kamu itu lagi marah. Ian, kamu mempersonalisasi Pak Jokowi'," ujar Fahri.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved