Berita Video

VIDEO Fenomena Munculnya Makam Tua di kampung Apung Akibat Kekeringan

Di tengah megahnya ibu kota, terselip satu pemukiman yang masih kokoh berdiri, meski berada di atas tanah makam yang terendam kubangan air

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Fredderix Luttex

Selain itu, menyusutnya genangan air di kampung apung itu juga menampilkan penampakan kotornya kawasan tersebut.

Pasalnya, dasar area makam yang kini mengering akibat musim kemarau itu, terlihat retak-retak.

Di sekitarnya, terdapat timbunan sampah yang sudah mengerak.

Sampah-sampah itu kebanyakan bekas konsumsi rumah tangga dan plastik-plastik makanan ringan.

Kendati demikian, tak semua air waduk di kampung apung itu mengering.

Sebagian area masih terlihat ada genangan airnya, meskipun volumenya sangat sedikit dan bahkan tingginya tak sampai satu meter.

Baca juga: Ini Tanggapan Prabowo Tentang Kepedihan PDIP setelah Gibran Menjadi Bakal Cawapresnya

Menurut penuturan salah seorang warga, Ninah (43), makam-makam tersebut sudah ada sejak lama, jauh sebelum dirinya lahir.

Biasanya, para warga di luar kampung apung yang keluarganya dikuburkan di tempat itu, kerap berziarah dengan cara menabur bunga dari jembatan yang berada di tengah waduk tersebut.

"Pokoknya dari orang tua saya masih kecil banyak yang ziarah, kalau ziarah di jembatan, duduk, habis doa dia tabur bunga," ujar Ninah saat ditemui Warta Kota di rumahnya, RT 10 RW 01 Kampung Apung Kapuk Teko, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (30/10/2023).

Biasanya, lanjut dia, ramai orang berziarah pada saat menjelang puasa dan hari raya Islam.

Pasalnya, genangan air tersebut tak setiap saat surut seperti yang nampak sekarang ini.

Baca juga: Dokter Sarankan Beban Kerja Luhut Agar Dikurangi Demi Kesehatannya

Sepengetahuannya, fenomena makam muncul akibat kekeringan itu baru dua kali terjadi, yakni pada 2001 dan 2023 saat ini.

"Dulu juga pernah kemarau delapan bulan, sampai kering meletak tanahnya. Kalau ini belum kering banget," kata Ninah.

"Jadi enggak tiap tahun, kekeringan ini aja dua kali kekeringan, dulu tahun 2001 kalau enggak salah, jadi dua kali kemarau ini, pas 2001 kering delapan bulan kering meletak, dan sekarang," ungkap dia.

Sementara itu, Siti Robiah (60) yang sudah tinggal di tempat tersebut sejak tahun 1980-an, menyebut jika menyusutnya air tersebut sudah terjadi hampir tiga bulan lalu.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved