Pilpres 2024

Pada Akhirnya Ditinggalkan, PDIP Menyesal Kasih Privilege ke Keluarga Jokowi

PDIP mengaku menyesal memberikan privilege kepada Presiden Jokowi dan keluarganya karena pada akhirnya ditinggalkan.

Editor: Desy Selviany
Wartakotalive.com/Yulianto
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto saat menggelar konferensi pers di Gedung High End, MNC Tower, Jakarta, Rabu (13/9/2023). Agenda rapat TPN hari ini adalah untuk mengumumkan struktur lengkap TPN dan agenda-agenda strategis berdasarkan kebijakan para ketua umum parpol. Parpol yang mengusung Ganjar Pranowo, yakni PDIP, PPP, Perindo, dan Hanura. Warta Kota/Yulianto 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

WARTAKOTALIVE.COM - PDIP mengaku menyesal memberikan privilege kepada Presiden Jokowi dan keluarganya karena pada akhirnya ditinggalkan.

Penyesalan ini disampaikan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangannya seperti dimuat Tribunnews.com Minggu (29/10/2023).

Hasto mengatakan partainya saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan Yang Maha Kuasa serta rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini.

Apalagi, kata Hasto, ketika DPP PDIP bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur Partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi.

Terlebih, Hasto menyebut bahwa seluruh jajaran DPP PIP hingga ranting begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga.

"Namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan konstitusi," ungkap Hasto dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (29/10/2023).

Pada awalnya, Hasto menyebut seluruh kader PDIP hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi. Namun, ternyata hal yang dikhawatirkan benar-benar terjadi.

Di mana, putra sulung Presiden Jokowi yakni Gibran Rakabuming Raka maju menjadi Cawapres Prabowo Subianto.

Selain itu, seluruh simpatisan, anggota dan kader Partai sepertinya belum selesai rasa lelahnya setelah berturut-turut bekerja dari 5 Pilkada dan 2 Pilpres.

Kata Hasto, awalnya PDIP memilih diam namun sejumlah pegiat demokrasi akhirnya bersuara sehingga partai tersebut mengaku harus mengungkapkan hal yang sama.

"Itu wujud rasa sayang kami. Pada awalnya kami memilih diam. Namun apa yang disampaikan Butet Kartaredjasa, Goenawan Mohamad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi dan lain-lain beserta para ahli hukum tata negara, tokoh pro demokrasi dan gerakan civil society, akhirnya kami berani mengungkapkan perasaan kami," kata Hasto.

Politikus asal Yogyakarta ini pun mengatakan, PDIP percaya bahwa Indonesia ini negeri dimana rakyatnya bertaqwa kepada Tuhan sehingga memegang teguh moralitas dan kesetiaan.

Menurut PDIP pencalonan Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto sama saja dengan political disobedience terhadap konstitusi dan rakyat Indonesia.

Baca juga: Dibesarkan oleh PDIP dan Menjadi Petugas Partai, Ganjar Pranowo Pastikan Bukan Kutu Loncat

"Indonesia negeri spiritual. Di sini moralitas, nilai kebenaran, kesetiaan sangat dikedepankan. Apa yang terjadi dengan seluruh mata rantai pencalonan Mas Gibran, sebenarnya adalah political disobedience terhadap konstitusi dan rakyat Indonesia. Kesemuanya dipadukan dengan rekayasa hukum di MK," ujarnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved