Pilpres 2024
Aktivis Antikorupsi Sesali Putusan MK: Karena Gibran Semua Masalah Beres Berkat Nepotisme
Aktivis antikorupsi Hanifa Sutrisna menyoroti putusan MK yang berdampak mulusnya Gibran menjadi cawapres Prabowo Subianto.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - National Corruption Watch (NCW) menyoroti majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024.
Menurut Ketua Umum DPP (NCW), Hanifa Sutrisna, hal tersebut menandakan adanya kuasa relasi guna melanggengkan politik dinasti.
Baca juga: Soal Dinasti Politik, Andreas Hugo Pareira Senggol Prabowo: Megawati tak Paksa Anak Jadi Capres
Pihaknya juga menyoroti adanya kebobrokan nafsu syahwat oligarki di lingkungan Istana Negara atas dugaan pengaturan putusan di Mahkamah Konstitusi (MK).
“Hari ini kita kembali dipertontonkan opera oligarki di dunia perpolitikan Indonesia," ujar Hanif, kepada wartawan, Kamis (26/10/2023).
"Kami DPP NCW melihat MK makin ugal-ugalan, keluar dari esensi yang semestinya menjalankan check and balances pada kekuasaan pembuat undang-undang (eksekutif dan legislatif)," lanjutnya.
Kekhawatiran akan ketidaknetralan dari Ketua MK, kata Hanif, membuat publik ragu dengan lembaga penegak hukum konstitusi ini.
Baca juga: Jokowi Restui Gibran, PDIP Takut Pecat, Olly Dondokambey: Itu Hak Orang, Masak Kita Permasalahkan
"Jika lembaga sebesar MK bisa dikooptasi dan dikonsolidasikan oleh oknum penguasa, ke mana lagi rakyat akan mengadu jika hak konstitusi mereka diganggu oleh undang-undang dan peraturan yang dibuat penguasa?" ucap Hanif.
Ia mengatakan, majunya Gibran sebagai cawapres menunjukkan betapa kecilnya nilai perjuangan, pengalaman dan jabatan para Ketua Umum Partai Koalisi Indonesia Maju (KIM).
"Segitu hebatnya politik dinasti sehingga cukup dengan seorang Gibran, seolah-olah semua masalah bisa diselesaikan dengan kekuasaan dan nepotisme, karena ada hubungan kuasa relasi dengan Presiden Jokowi,” katanya.
Hanif turut menyoroti saat Kaesang Pangarep yang merupakan adik dari Gibran dilantik menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

“Kami duga keras ini adalah bentuk gratifikasi berupa privilege (kemudahan) karena ada kuasa relasi sebagai anak Presiden Jokowi," tuturnya.
"Apa iya seperti ini demokrasi dan suksesi dalam perpolitikan yang sehat yang dibangun pasca reformasi di Indonesia?” lanjut Hanif.
Ketua Dewan Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun mengatakan, putra sulung Presiden Jokowi itu tidak patuh pada keputusan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres 2024.
"Secara de facto, keanggotaan Gibran di PDI Perjuangan telah berakhir setelah pendaftarannya secara resmi menjadi cawapres dari Koalisi Indonesia Maju. Dalam organisasi partai, keluar, pindah, berhenti dan beralih itu hal yang biasa," jelas Komarudin Watubun dalam keterangannya dikutip, Jumat (27/10/2023).
Komarudin menyesalkan Gibran tidak tegak lurus dengan keputusan partai.
Komarudin mengaku tak merasa kehilangan Gibran, sebab masih banyak kader PDIP lainnya yang loyal atas keputusan partai.
"Bahwa saat ini Gibran tidak tegak lurus dengan instruksi partai, maka dia otomatis tidak lagi di PDI Perjuangan. Tapi ingat, keluar satu kader, ada banyak kader-kader partai baru yang potensial bergabung dengan partai dan TPN Ganjar-Mahfud," jelas dia.
Komarudin menjelaskan, sebelum Gibran akhirnya dipecat, PDIP telah memberikan teguran setelah mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Solo pada 19 Mei 2023.
Adapun setelah pertemuan itu, Gibran dipanggil DPP PDIP.
Dia menyebut sebab pertemuan tersebut bukan sebatas antara Wali kota Surakarta dan Menteri Pertahanan.
Karena itu, pihaknya, melakukan klarifikasi dengan mengundang Gibran ke Jakarta pada 22 Mei 2023.
"Sebagai kader yang junior, kami tidak menjatuhkan sanksi. Kami berikan nasihat untuk patuh pada aturan Partai. Saat itu Gibran menyampaikan terima kasih atas nasihatnya dan sebagai kader muda berjanji akan
tetap tegak lurus sesuai arahan ibu ketua umum," tegasnya.
Oleh karena itu, Komarudin menekankan melalui kejadian ini publik akan tahu, mengenal, menilai dan memutuskan tentang sosok, ahlak, karakter, dan prilaku calon pemimpin bangsa Indonesia ke depan.
"Kalau mau dibandingkan sesama calon wapres, siapa yang meragukan Prof. Mahfud MD dengan latar belakang pendidikan, integritas, pengalaman, dan karakter-nya. Jadi tenang dan optimis saja. Terus kerja dan turun ke bawah," tandasnya.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Pilpres 2024
aktivis antikorupsi
putusan MK
Gibran
Nepotisme
Ketua DPP Nasional NCW Hanifa Sutrisna
dinasti politik
Tim Sinkronisasi Prabowo-Gibran Tegaskan Pemangkasan Makan Bergizi Rp 7.500 Cuma Isu |
![]() |
---|
Gibran Mundur dari Wali Kota Solo, Mardani Ali Sera Sebut Perlu Banyak Menyerap dan Siapkan Diri |
![]() |
---|
Menko PMK Muhadjir Sebut Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Sudah Dibahas Dalam Rapat Kabinet |
![]() |
---|
AHY Dukung Prabowo Tambah Pos Kementerian dan Tak Persoalkan Berapa Jatah Menteri untuk Demokrat |
![]() |
---|
Prabowo-Gibran Ngopi Santai di Hambalang, Gerindra: Sangat Mungkin Bahas Format dan Formasi Kabinet |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.