Berita Nasional

Jokowi Santai Dilaporkan Erick Cs ke KPK, Gibran Persilakan KPK Tindaklanjuti Tuduhan KKN

Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) dan Persatuan Advokat Nusantara (Perekat Nusantara) melaporkan Jokowi ke Komisi Pemberantasan Korupsi

|
Editor: Feryanto Hadi
Tangkapan video youtube kompastv
Kolase Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Presiden Joko Widodo 

Hal itu disampaikan langsung oleh Prabowo di kediamannya di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Minggu (22/10/223) malam usai berkoordinasi dengan para ketua umum partai anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto turut menanggapi pencalonan bakal capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka

Pihaknya, kata dia, langsung semakin bergerak cepat, lebih mantap dan semakin semangat. 

Menurut dia, PDI Perjuangan ini partai banteng. Sehingga, semakin ditekan kian semangat. 

Baca juga: Breaking News: MK Tolak Gugatan Batas Usia Capres Maksimal 70 Tahun, Prabowo-Gibran Melenggang Mulus

"Munculnya Prabowo-Gibran justru akan menjadi kontrasting dengan Ganjar-Mahfud MD. Terlebih Ganjar Pranowo-Mahfud MD dikenal visioner, punya nyali, dan perpaduan antara harapan percepatan daya unggul bangsa dan ketegasan dalam menegakkan keadilan. Positioning Prof Mahfud MD sebagai pendekar hukum dan pembela wong cilik menjadi semangat anti KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) yang lahir kembali dengan daya semangat yang lebih besar," jelas Hasto melalui keterangan tertulisnya, Senin (23/10/2023).

Hasto menyebut, PDI Perjuangan bersama PPP, Perindo, dan Hanura serta relawan justru semakin meyakini jalan politiknya yang dibimbing oleh nilai moral dan etika politik. 

"Namun pada saat bersamaan kami meyakini bahwa Ganjar Pranowo-Mahfud MD semakin mantap berkontestasi, bertarung dalam gagasan bagi daya unggul bangsa di masa depan, dan memiliki nyali karena berdiri kokoh dalam tuntunan mata hati rakyat," jelas dia.

Baca juga: Mulusnya Karier Politik Gibran, 2018 Bilang Mau Fokus Bisnis, Kini Jadi Cawapres Prabowo Subianto

Meskipun demikian, menurut dia, seluruh simpatisan, anggota, dan kader partai tetap bijak, dan berjuang dengan api semangat yang menyala-nyala.

Ke depankan persuasi yang baik, strategi yang tepat, dan semakin bersemangat turun ke bawah.

Sebab, kata dia, politik itu sejatinya digerakkan oleh dedikasi bagi bangsa dan negara, berjuang untuk rakyat, bukan bagi kepentingan keluarga. 

"Ketika mandat rakyat bahwa kekuasaan itu untuk kepentingan seluruh bangsa dan negara, lalu dibelokkan menjadi ambisi, maka semua wajib bergerak dengan penuh keyakinan karena Ganjar-Mahfud MD berpihak pada kebenaran," tutup dia. 

Publik Tunggu Ketegasan Megawati Pecat Gibran

Publik saat ini sedang menanti sikap Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, yang terkesan diam terhadap perilaku Gibran Rakabuming Raka yang menikam dari belakang.

Seperti diketahui, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu bertindak di luar batas, dia menerima mandat Partai Golkar untuk menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto.

Tentu itu sangat melanggar AD/ART PDIP yang sudah sangat dipahami para kader PDIP.

Baca juga: Survei Ipsos, AMIN Melonjak, Putaran Kedua Prabowo-Gibran Keok, Ganjar-Mahfud Menang Telak

Bahkan, Presiden Jokowi sebagai kepala keluarga juga memahami aturan internal partai berlambang banteng ini.

Publik sendiri mulai jengah melihat perilaku keluarga Presiden Jokowi yang terkesan rakus kekuasaan, menyimpang dari semangat reformasi yakni KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme).

Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro mengatakan, PDIP secara otomatis seharusnya langsung memecat Gibran usai menerima keputusan Rapimnas Partai Golkar.

Mengingat, Gibran yang menjadi bagian internal PDIP sudah seharusnya tegak lurus untuk memenangkan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud).

Baca juga: Harapan Baru Rakyat Indonesia, Megawati Minta Doa Ganjar-Mahfud MD Menangkan Pilpres 2024

Menurut Baskoro, apabila Gibran tak segera didepak, PDIP akan terbelah, dan semakin dalam jelang kampanye.

"Kader PDIP akan bingung, karenanya publik menanti ketegasan PDIP, apakah berani melakukannya kepada Gibran atau bahkan keluarga Solo secara keseluruhan," ucap Baskoro, Sabtu (21/10/2023).

Di sisi lain, Baskoro mengingatkan, secara eksternal, PDIP sebaiknya terbuka apabila skema pemecatan dilakukan.

Sebab, langkah tegas tersebut secara langsung akan membuat PDIP berhadapan dengan Istana.

Baca juga: Dipilih Jadi Cawapres Prabowo, Pendukung Diminta Bersabar, Gibran: Tunggu Minggu Depan

"Di titik inilah, apakah lebih baik kasus Gibran ini diendapkan sambil melihat situasi politik yang berkembang? Karena bila tidak hati-hati, bisa berisiko membuat mesin politik partai tak bekerja maksimal," ungkapnya.

Kendati demikian, Baskoro menambahkan, Megawati yang menjadi simbol PDIP selama ini telah teruji melewati tantangan politik dari rezim ke rezim.

Karena itu, Baskoro memprediksi Megawati akan mengambil langkah tegas terhadap Gibran.

"Rasanya ia akan siap mengambil sikap tegas dengan segala konsekuensi politiknya ke keluarga Solo yang selama ini telah bermanuver membahayakan PDIP," pungkasnya.

Gibran Rakabuming Raka tampak gembira setelah didapuk menjadi cawapres Prabowo Subianto oleh Partai Golkar, Sabtu (21/10/2023).
Gibran Rakabuming Raka tampak gembira setelah didapuk menjadi cawapres Prabowo Subianto oleh Partai Golkar, Sabtu (21/10/2023). (Wartakotalive/Alfian Firmansyah)

Sementara itu, Ketua DPP PDIP Puan Maharani menyatakan partainya tidak akan berkecil hati jika Gibran pindah ke Partai Golkar dan menjadi cawapres Prabowo.

Puan memastikan partainya tetap solid sekalipun ada saudara separtai memutuskan pergi meninggalkan PDIP yang selama ini menjadi rumahnya.

"Kalau memang saudara, keluarga, dan teman kita tidak bersama kita, bukan berarti kita gamang hati, kita berubah, kita takut. Kita berani lawan! Tetap semangat memenangkan Ganjar-Mahfud, tidak akan berubah," ujar Puan saat memimpin konsolidasi relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD se-Jawa Timur yang digelar di Grand City Surabaya, Sabtu (21/10/2023).

Puan sempat berpikir keras dan tidak menyangka situasi politik saat ini.

Ia memahami sebagai manusia wajar jika terkadang ada keraguan terhadap pilihan yang diambil.

Termasuk dalam pilihan dukungan capres dan cawapres.

Akan tetapi dengan berpikir jernih dan jiwa gotong-royong keraguan tersebut peralahan akan surut.

"Pikiran kita harus jernih bahwa kita meyakini apa yang kita dukung, apa yang kita bantu, apa yang kita perjuangkan adalah untuk masa depan Indonesia ke depan. Jadi jangan pernah ragu, jangan pernah mundur," tegasnya.

Puan memberi contoh jiwa besar dan pikiran jernih para pimpinan partai koalisi yang sepakat untuk mencalonkan Ganjar-Mahfud sebagai Capres-Cawapres.

Puan menilai bisa saja para pimpinan partai koalisi pendukung Ganjar bersikeras memaksakan kehendak menjadi Cawapres.

Namun, partai-partai pendukung lainnya berjiwa besar tanpa memaksakan kehendaknya, berlandaskan hikmat kebijaksanaan, hanya untuk kepentingan bangsa dan negara ikut menyetujui pasangan Ganjar-Mahfud.

"Pilpres 2024 adalah tentang nasib 270 juta lebih rakyat Indonesia dan tentang masa depan negara Pancasila," tandas Puan.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved