Pilpres 2024
Survei Ipsos, AMIN Melonjak, Putaran Kedua Prabowo-Gibran Keok, Ganjar-Mahfud Menang Telak
Sejumlah lembaga melakukan survei, ternyata pasangan AMIN melonjak di putaran pertama, Putaran kedua Ganjar-Mahfud gulung Prabowo-Gibran.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Siapa kontestan Pilpres 2024 mulai tampak benderang, yakni ada tiga pasang capres-cawapres.
Mereka adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud) dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran).
Menyikapi peta kontestasi Pilpres 2024 seperti itu, lembaga survei asal Prancis Ipsos Public Affair merilis hasil telesurvei soal elektabilitas capres-cawapres Indonesia.
Baca juga: Pakai Kemeja Kotak-kotak, Gibran Hadiri Indonesia Memanggil Gibran di Tugu Proklamasi
Survei itu dilakukan pada 17-19 Oktober 2023, usai keputusan Mahkamah Konstutusi (MK) soal batas usia capres-cawapres.
Hasilnya, pada putaran pertama, pasangan AMIN memperoleh 28,91 persen.
Angka elektabilitas pasangn AMIN ini terpaut tipis dengan pasangan Prabowo-Gibran yang mencapai 31,32 persen.
Begitu juga dengan pasangan Ganjar-Mahfud yang mengantongi elektabilitas 31,98 persen.
Melihat hasil tersebut, elektabilitas AMIN hanya terpaut sekitar 2-3 persen dengan pasangan lainnya.
Baca juga: Ketum PBB Yusril Tak Yakin Besok Deklarasi Prabowo-Gibran: Tidak Mungkin Dicampur dengan Hari Santri
"Simulasi pertama hasilnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (28,91 persen), Ganjar Pranowo–Mahfud MD (31,98 persen) sedangkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (31,32 persen)," kata pengamat politik dan peneliti senior Ipsos Public Affairs Arif Nurul Imam, Sabtu (21/10/2023).
Elektabilitas AMIN pun stabil, meskipun Prabowo berpasangan dengan sosok lain.
"Sedangkan ketika Prabowo Subianto dipasangkan dengan Erick Thohir, raihan suara Prabowo Subianto – Erick Thohir adalah 37,53 persen dibandingkan dengan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (31,73 persen) dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (28,91 persen)," ucapnya.
Melihat Survei Ipsos sebelumnya, angka elektabilitas Anies menunjukan kenaikan setelah menggandeng Cak Imin.
Survei Ipsos sebelumnya yang dirilis Rabu (6/9/2023), berdasarkan simulasi tiga nama Capres, elektabilitas Ganjar Pranowo unggul dengan angka 40,12 persen, Prabowo Subianto 37,21 persen, dan Anies Baswedan 22,67 persen.
Survei tersebut dilakukan pada 22-27 Agustus 2023 di 24 Provinsi di Indonesia. Responden survei sebanyak 1.200.
Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan aplikasi Ipsos Ifield yang merupakan system computer-asissted personal interviews (CAPI) yang merupakan standar global Ipsos dalam melakukan interview tatap muka.
Metode survei multistage random sampling. Margin of eror survei plus minus 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dalam simulasi head to head di putaran kedua, pasangan Ganjar-Mahfud unggul cukup telak melawan Prabowo-Gibran.
“Ganjar Pranowo-Mahfud MD 48,72 persen dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 41,67 persen,” ucap Arif Nurul Imam.
Sebelumnya, pengamat politik sekaligus dosen Ilmu Politic & International Studies Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menyebut ada risiko besar jika Prabowo Subianto memilih Gibran Rakabuming Raka menjadi pendampingnya di Pilpres 2024.
Pilihan itu akan membawa Prabowo ke "ladang pembantaian" dan dengan akan mudah dihabisi oleh lawan-lawan politiknya.
Menurutnya, pilihan itu akan membuat lawan politik Prabowo memilik segudang amunisi untuk menyerang pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Maju itu.
Hingga saat ini Prabowo memang belum menentukan siapa yang akan menjadi bakal calon wakil presiden di kontestasi Pilpres tahun depan.
Namun dalam beberapa hari terakhir santer disebut Gibran akan mendampingi Prabowo melalui jalur Golkar.
Seperti diketahui, saat ini Gibran masih tercatat sebagai kader PDI Perjuangan.
"Menurut saya, ada banyak risiko jika Gibran berpasangan dengan Prabowo," ujarnya.
"Mulai dari serangan politik dinasti, tudingan penyalahgunaan kekuasaan untuk mengatur independensi kehakiman, masih terbukanya celah kontroversi mekanisme legal-formal atas implementasi putusan Mahkamah Konstitusi," imbuhnya.
"Belum lagai semakin membuncahnya kebencian PDIP terhadap keluarga Jokowi, yang membuka ruang bersatunya kekuatan PDIP dengan Koalisi Perubahan di putaran kedua Pilpres 2024 mendatang," lanjut Umam, Sabtu (21/10/2023) dilansir dari Tribunnews.
Umam mengatakan jika Prabowo memaksakan diri memilih Gibran dan tidak berani menjelaskan kepada Jokowi untuk mengambil nama Cawapres alternatif yang lain, sama saja Prabowo berpeluang terjebak dalam medan "killing ground".
"Dia akan menjadi sasaran tembak yang akan mudah terbantai di tangan para kompetitor, rival politik, dan juga kekuatan civil society yang tegas menolak praktik nepotisme dan politik dinasti," kata Umam.
Umam menyarankan Prabowo juga mempertimbangkan variabel NU dalam memilih cawapresnya.
"Jika akhirnya Prabowo-Gibran berlayar, meskipun Ketum PBNU Gus Yahya pernah menyatakan pihaknya 'tidak akan jauh-jauh dari Jokowi' terkait Pilpres, namun besar kemungkinan mereka akan kesulitan dan kerepotan betul dalam menjelaskan kepada para kiai, jaringan santri dan basis-basis pesantren untuk memilih pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Gibran.
Pasalnya pasangan ini sama sekali tidak merepresentasikan kaitan langsung dengan entitas kultural maupun struktural NU," kata dia.
Ia beranggapan jika Prabowo-Gibran dipaksakan maka Prabowo akan kehilangan basis dan kekuatan pemenangan di Jawa Timur yang dipercaya sebagai penentu kemenangan Pilpres.
Diketahui, Prabowo memiliki basis kuat di Jawa Barat dan Banten, dan untuk tampil lebih kompetitif, Umam menilai Prabowo sebaiknya memilih Cawapres yang memiliki basis kekuatan teritorial di Jawa Timur.
"Dalam konteks ini, alternatif nama yang perlu dipertimbangkan adalah Erick Tohir dan Khofifah Indar Parawansa," katanya.
Namun, Umam memahami Erick dianggap sebagai kader naturalisasi NU dan karena itulah proses realisasi dukungan Nahdliyyin-nya juga agak dipertanyakan.
"Karena itu, alternatif pilihan Cawapres bagi Prabowo untuk mendapatkan kekuatan optimalnya salah satunya di Khofifah," ujarnya.
"Apalagi jika nama Khofifah didukung penuh oleh Partai Demokrat dan Partai Golkar yang kian mencoba realistis untuk tidak mengajukan Airlangga," imbuhnya.
"Jika itu dilakukan, Prabowo bisa lepas dari jebakan permainan politik dan tampil lebih kompetitif saat bertarung melawan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin," pungkasnya.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Pilpres 2024
Prabowo-Gibran
AMIN (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar)
Ganjar-Mahfud
hasil survei Ipsos
Tim Sinkronisasi Prabowo-Gibran Tegaskan Pemangkasan Makan Bergizi Rp 7.500 Cuma Isu |
![]() |
---|
Gibran Mundur dari Wali Kota Solo, Mardani Ali Sera Sebut Perlu Banyak Menyerap dan Siapkan Diri |
![]() |
---|
Menko PMK Muhadjir Sebut Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Sudah Dibahas Dalam Rapat Kabinet |
![]() |
---|
AHY Dukung Prabowo Tambah Pos Kementerian dan Tak Persoalkan Berapa Jatah Menteri untuk Demokrat |
![]() |
---|
Prabowo-Gibran Ngopi Santai di Hambalang, Gerindra: Sangat Mungkin Bahas Format dan Formasi Kabinet |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.