Pilpres 2024
PDIP Pecah, Pengamat: AMIN Berpotensi Menang, Lawan Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud MD
Pengamat politik Emrus Sihombing memprediksi pasanan AMIN bakal memenangi Pilpres 2024, mengingat suara PDIP terbelah.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Peta politik jelang Pilpres 2024 mulai terlihat. Publik pun mulai berhitung.
Berdasarkan informasi yang beredar ada tiga pasang capres/cawapres yang bakal ikut kontestasi Pilpres 2024.
Mereka adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming (Prabowo-Gibran) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud MD).
Baca juga: Tertindas di Era Jokowi, Satu Juta Warga Sidoarjo Jalan Bareng Pasangan AMIN, Tuntut Perubahan
Melihat kandidat capres/cawapres itu, tentu ada yang diuntungkan, ada pual yang dirugikan.
Menurut pakar komunikasi politik, Emrus Sihombing, terbentuknya poros Prabowo-Gibran bakal memecah suara PDIP.
Ada sebagian yang mendukung Ganjar-Mahfud MD, ada pula yang bergeser pada Prabowo-Gibran.
Sebab, pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak bisa dipungkiri, masih banyak.
Sebagai pendukung Jokowi, tentu mereka akan memilih Prabowo-Gibran.
Baca juga: Bacapres Lain Masih Tegang Bahas Cawapres, Pasangan AMIN Rileks Makan Bareng Keluarga
Sedangkan pemilih Ganjar-Mahfud MD adalah pendukung setia PDIP.
"Apabila duet Prabowo-Gibran terealisasi, maka akan menjadi kerugian (baik di pihak Gibran maupun Prabowo)," katanya kepada Tribunnews.com, Selasa (17/10/2023).
Menurut Emrus, poros seperti itu berpotensi memuluskan jalan pasangan AMIN di kontestasi Pilpres 2024 mendatang.
"Bisa-bisa Anies-lah pemenangnya," ujar Emrus.
Menurut Emrus, akan lebih baik Gibran dipasangkan atau menjadi cawapres Ganjar, daripada menjadi cawapres Prabowo.
Baca juga: Pengusaha Tionghoa Sumbang Rumah Mewah Jadi Posko Perubahan AMIN, Koh Embing: Biar Semua Bersatu
Atau bisa juga menurut pandangannya dengan simulasi Ganjar berpasangan dengan sosok lain, namun Gibran tetap berada di gerbong PDIP, dan mendukung eks Gubernur Jawa Tengah itu.
Diberitakan sebelumnya putra sulung Presiden Jokowi itu dinilai bisa melenggang ke kontestasi Pilpres 2024.
Peluang ini dapat diraih Gibran, usai adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal kepala daerah bisa menjadi capres-cawapres 2024 meski belum berusia 40 tahun, dan berlaku pada Pilpres 2024.
Dengan putusan MK tersebut, Gibran yang kini berusia 36 tahun itu bisa maju sebagai cawapres.
"Mengabulkan permohonan pemohon untuk sebagian," ujar Ketua MK Anwar Usman dalam sidang pembacaan putusan di Gedung MK, Jakarta Pusat, Senin (16/10/2023), mengutip tayangan YouTube Kompas TV.

Diketahui, MK mengabulkan permohonan materiil Pasal 169 huruf q Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) soal batas usia Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres Cawapres) yang diajukan oleh Almas Tsaqibbirru Re A.
Almas memohon agar aturan batas usia minimal 40 tahun tidak mengikat jika memiliki pengalaman sebagai kepala daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Rasa kagum Almas pada sosok Gibran yang mendasarinya mengajukan gugatan ke MK, terkait syarat batas usia capres-cawapres.
Dalam gugatannya gugatan bernomor 92/PUU-XXI/2023, Almas menyebut mengagumi pejabat pemerintahan berusia muda yang dinilainya berhasil dalam membangun ekonomi daerah.
Termasuk putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Salah satunya adalah Gibran Rakabuming yang merupakan Wali Kota Surakarta yang berhasil menciptakan pertumbuhan ekonomi daerah Surakarta hingga 6,25 persen dari sebelumnya hanya -1,74 persen."
"Diakui Pemohon ada banyak data yang menunjukkan sejumlah kepala daerah terpilih yang berusia di bawah 40 tahun pada Pemilu 2019 disertai dengan kinerja yang baik."
"Dalam petitumnya, Pemohon meminta agar Majelis Hakim menyatakan Pasal 169 huruf q UU Pemilu bertentangan dengan UUD 1945 secara bersyarat (conditionally in constitutional) dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai dengan “Berusia paling rendah 40 (empat puluh) tahun atau berpengalaman sebagai Kepala Daerah," seperti keterangan yang tertera di laman mkri.id.
Ganjar-Mahfud MD, Antitesa Jokowi

Teka-teki mengenai pasangan bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo mulai tampak.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD dikabarkan bakal segera diumumkan sebagai pendamping Ganjar.
Jika terealisasi, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarok menilai pasangan Ganjar-Mahfud bisa menjadi simbol antitesa dari manuver politik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Mahfud MD merupakan sosok yang berintegritas dan berpengalaman. Pemerintahan Jokowi 2019-2024 yang makin kental dengan nuansa oligarkis diselamatkan oleh keberadaan MMD," ucapnya.
"Untuk jadi cawapres Ganjar, menurut saya, bagus. Bisa melengkapi Ganjar," imbuhnya.
"Orang kayak MMD, politisi pemikir dan negarawan, jumlahnya tidak banyak. Bisa memberi kontribusi positif bagi Ganjar," lanjut Zaki.
Jokowi saat ini dipersepsikan sedang membangun dinasti politik dan mengupayakan putra tertuanya, Gibran Rakabuming Raka sebagai pendamping bacapres Prabowo Subianto.
Dalam berbagai kesempatan, meskipun kader PDIP, Jokowi juga mengisyaratkan lebih mendukung Prabowo di Pilpres 2024.
Meskipun elektabilitas Mahfud tidak terlalu tinggi, menurut Zaki, gelombang dukungan publik terhadap Mahfud bisa menguat jika ditetapkan sebagai cawapres Ganjar Pranowo.
Pasalnya, Mahfud memiliki jaringan di kalangan pemilih muslim modernis dan Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur.
"MMD punya credential Islam yang kuat sebagai salah satu tokoh Nahdliyyin yang dekat Gus Dur. Ini menjadi nilai tambah. Bu Mega menegaskan cawapres Ganjar dari tokoh Islam dan NU untuk melengkapi Ganjar yang nasionalis."
"Jadi, MMD telah memenuhi kriteria. Dengan tokoh-tokoh islam modernis, hubungan MMD juga sangat baik. Itu salah satu keunggulan MMD," ucap Zaki.
Nilai tambah Mahfud lainnya, lanjut Zaki, ialah sosoknya yang lantang menyuarakan reformasi di bidang penegakan hukum.
Selama menjabat sebagai Menko Polhukam, Mahfud bahkan turut berkontribusi mengungkap kasus-kasus korupsi dan pidana yang cukup besar.
"Kasus (eks Kadiv Propam Polri Ferdy) Sambo, misalnya, MMD berani pasang badan supaya Polri melakukan bersih-bersih. Intinya MMD punya reputasi sangat baik. Saat menjabat Ketua MK (Mahkamah Konstitusi), marwah MK juga terjaga dengan baik. Jadi, MMD layak dipertimbangkan untuk menjadi cawapres Ganjar," kata Zaki.
Namun demikian, Zaki memandang perkawinan politik Ganjar-Mahfud bukannya tanpa persoalan.
Sebagai tokoh politik, Mahfud jauh lebih senior dan matang ketimbang Ganjar.
"Tantangannya adalah kemampuan bersinergi sebab MMD lebih senior dari Ganjar, ketokohannya lebih kuat, dan mungkin juga lebih mempunyai nama besar," ucap Zaki.
Diketahui, koalisi parpol pengusung Ganjar direncanakan untuk mengumumkan cawapres Ganjar di Kantor DPP PDI-P, Jalan Dipenogoro, Jakarta Pusat, Rabu (18/10/2023).
Sebelumnya, salah satu politikus di parpol anggota koalisi sempat membocorkan cawapres Ganjar sebagai sosok berinisial M.
Sehari sebelum pengumuman cawapres Ganjar, politikus PDI-P Adian Napitupulu mengabarkan Mahfud telah bertemu dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dalam sebuah unggahan di Instagram.
Adian juga mengabadikan pertemuan itu dalam sebuah foto.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Tim Sinkronisasi Prabowo-Gibran Tegaskan Pemangkasan Makan Bergizi Rp 7.500 Cuma Isu |
![]() |
---|
Gibran Mundur dari Wali Kota Solo, Mardani Ali Sera Sebut Perlu Banyak Menyerap dan Siapkan Diri |
![]() |
---|
Menko PMK Muhadjir Sebut Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Sudah Dibahas Dalam Rapat Kabinet |
![]() |
---|
AHY Dukung Prabowo Tambah Pos Kementerian dan Tak Persoalkan Berapa Jatah Menteri untuk Demokrat |
![]() |
---|
Prabowo-Gibran Ngopi Santai di Hambalang, Gerindra: Sangat Mungkin Bahas Format dan Formasi Kabinet |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.